Jakarta, AlifMH.info — Krisis air bersih semakin nyata dan kini bukan lagi pertanyaan kapan akan terjadi, melainkan bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapinya. Hal ini menjadi sorotan utama dalam Seminar WaterTalk 2025 yang diselenggarakan oleh Water Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Water Association (IdWA) serta Global Water Partnership – Southeast Asia (GWP-SEA). Acara tersebut berlangsung pada 13 September 2025 pukul 10.00–12.00 WIB di Conference Room, Hall D2, JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Dalam diskusi tersebut, sejumlah pakar di bidang air hadir memberikan pandangan strategis, di antaranya Raymond Valiant dari (Regional Coordinator GWP SEA) serta I Made Indradjaja Brunner, pakar Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) - Associate Director PT Pakar IPAL Indonesia. Diskusi tersebut dipandu oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, selaku Co-Founder Nusawater, Penanggung Jawab Divisi Komunikasi Strategis & Digital IdWA periode 2024–2028, serta Water Collaborator di Indonesia.
Raymond menekankan pentingnya perspektif regional dan pengalaman praktis yang dimilikinya dalam memimpin perusahaan publik. Menurutnya, meski jalan menuju keamanan air (water security) penuh tantangan, selalu ada solusi yang dapat ditempuh bila ada keseriusan dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Sementara itu, I Made Indradjaja Brunner menyoroti pendekatan teknis yang sudah tersedia. Ia menjelaskan bahwa penerapan teknologi pengolahan air yang tepat serta kebijakan progressive tariff dapat menjadi instrumen penting untuk mendorong efisiensi dan keadilan dalam distribusi air.
Menurut Fatrian, diskusi ini merangkum tiga hal utama: pertama, jalan menuju water security memang berat tetapi bukan mustahil; kedua, faktor penentu keberhasilan ada pada political will dan keberanian pembuat kebijakan; ketiga, partisipasi publik sangat vital untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan tepat sasaran.
“Air bukan sekadar sumber daya, melainkan kehidupan. Jika salah kelola, dampaknya tidak hanya dirasakan 10–20 tahun ke depan, tetapi mulai hari ini,” tegas Fatrian.
Seminar ini sekaligus menjadi momentum refleksi bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menempatkan isu water security sebagai prioritas dalam pembangunan dan bisnis di Indonesia. Pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah: apakah bangsa ini sudah cukup serius menempatkan keamanan air sebagai prioritas strategis?
[ ا MH ]