Johan Iskandar, Ph.D |
Bogor, AlifMH.info — Johan Iskandar, Ph.D., menempatkan diri sebagai salah satu akademisi muda yang aktif mengembangkan riset material semikonduktor berbasis perovskit di Indonesia. Sebagai dosen di Universitas Pakuan dan mantan peneliti postdoctoral di Organic Electronics Research Center, Ming Chi University of Technology (Taiwan), Johan fokus pada pengembangan perovskite light-emitting diodes (PeLEDs), sensor gas, dan aplikasi Surface-Enhanced Raman Scattering (SERS) yang memiliki potensi langsung bagi teknologi pencahayaan hemat energi dan sistem deteksi sensitif. Informasi ini berdasarkan CV yang disampaikan oleh yang bersangkutan.
Perjalanan akademis Johan dimulai dari Program Sarjana (S1) Fisika di IPB University, dilanjutkan dengan Magister Biophysics di IPB (2013–2015) yang membawanya mengkaji aplikasi fotodioda BaSrTiO3 untuk pengukuran detak jantung dan saturasi oksigen. Puncak studinya adalah gelar Ph.D. dari National Taiwan University of Science and Technology (2020–2024) dengan disertasi berjudul tentang investigasi material perovskit halida dan pengembangannya untuk PeLED yang efisien, sangat terang, dan stabil.
Dalam beberapa tahun terakhir Johan aktif mempublikasikan hasil risetnya pada jurnal internasional bereputasi (Q1), yang mencakup topik-topik kunci seperti optimasi PeLED NIR tanpa antisolvent dan annealing, peningkatan detektibilitas dan stabilitas photodetector organik yang disiapkan dengan teknik vacuum deposition, hingga pengembangan sensor gas perovskite (MAPbI3) yang dapat bekerja pada suhu kamar dengan bantuan stimulasi cahaya. Beberapa karyanya juga menelaah stabilisasi quantum dot perovskite untuk sensor oksigen melalui struktur nanopori anodic alumina. Rangkaian publikasi ini memperlihatkan fokus penelitian Johan pada penerapan material baru untuk perangkat optoelektronik dan sensor.
Kegiatan ilmiah Johan tidak hanya terbatas pada publikasi; ia juga aktif mempresentasikan hasil riset di forum internasional. Sejak 2021 ia telah mengikuti konferensi-konferensi penting di Asia, termasuk poster dan presentasi oral pada pertemuan seperti OPTIC 2021, IDMC 2022, dan A-COE 2023 di Taiwan, yang memperkuat jejaring kolaborasi risetnya dan exposure riset Indonesia di kancah regional.
Sebagai praktisi laboratorium, Johan menguasai beragam teknik karakterisasi dan peralatan mutakhir yang esensial untuk riset material dan perangkat semikonduktor. Di antaranya adalah X-ray diffractometer, SEM dan FESEM, AFM, spektroskopi UV-Vis, photoluminescence (PL) dan time-resolved PL (TRPL), Raman spectroscopy, profilometer, serta sistem pengukuran LED dan solar cell. Kemampuan analitiknya didukung pula oleh penguasaan perangkat lunak seperti Setfos, FullProf, Gwyddion, ImageJ, dan OriginLab—menjadikannya mampu melaksanakan alur riset dari sintesis material hingga karakterisasi perangkat.
Kontribusi Johan Iskandar mencerminkan pergeseran penting dalam ekosistem penelitian semikonduktor Indonesia: meningkatnya kapasitas riset yang menghubungkan materi maju (perovskit) dengan aplikasi praktis seperti pencahayaan, deteksi gas, dan photodetector. Dengan pengalaman postdoctoral internasional dan posisi akademik di dalam negeri, Johan berada pada posisi strategis untuk mentransfer pengetahuan, membina mahasiswa riset, serta memperkuat kolaborasi industri-akademia di bidang semikonduktor dan optoelektronik.
[ ا MH ]