Alif MH - Info: Environment
Showing posts with label Environment. Show all posts
Showing posts with label Environment. Show all posts

Thursday, September 18, 2025

Profil Monica Aprilia: Spesialis Pengolahan Air Limbah (WWTP) dan Penyusunan Dokumen Lingkungan

Monica Aprilia

Depok, AlifMH.info  Monica Aprilia tampil sebagai salah satu konsultan lingkungan muda yang semakin diperhitungkan dalam penyusunan dokumen lingkungan dan pengelolaan instalasi pengolahan air limbah. Dengan latar belakang pendidikan teknik lingkungan dan pengalaman kerja pada berbagai institusi serta perusahaan konsultan, Monica menawarkan kombinasi kompetensi teknis dan pengalaman lapangan yang relevan untuk kebutuhan perusahaan dan proyek-proyek lingkungan.

Paragraf pembuka ini menegaskan fokus keahlian Monica pada manajemen lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL/Kajian Teknis) dan kepatuhan lingkungan. Dalam CV-nya tercantum kemampuan khusus sebagai Environmental Engineer dan Waste Water Treatment Plant Specialist yang telah aktif menangani penyusunan dokumen teknis dan kajian untuk sektor jasa konstruksi serta proyek-proyek industri.

Monica menempuh pendidikan Sarjana Teknik (Bachelor of Engineering) pada bidang Teknik Lingkungan di Sahid Jakarta University (2016–2021). Sebelum melanjutkan pendidikan tinggi, ia menyelesaikan pendidikan vokasi di SMK Analis Kimia YKPI Bogor (2012–2016), yang memperkuat dasar kompetensinya dalam analisis dan pengujian parameter lingkungan.

Secara profesional Monica memiliki pengalaman yang beragam. Sejak Januari 2022 ia tercatat bekerja di Gasd Geosby Indonesia sebagai engineer, sementara pada periode Agustus 2021 hingga Februari 2022 ia berkontribusi sebagai konsultan lepas di PT Greenfield Environment Solution dengan tugas antara lain menyusun dokumen persetujuan teknis dan spesifikasi kajian teknis. Selain itu, Monica juga pernah bekerja sebagai asisten laboratorium di Universitas Sahid dan sebagai analis di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Di samping pengalaman kerja, Monica juga memegang sertifikasi profesional yang mendukung kredibilitasnya di bidang lingkungan, antara lain sertifikat Ahli Muda Teknik Lingkungan (bidang jasa konstruksi) dan Ahli Teknik dan Sanitasi Limbah - Muda. Sertifikasi tersebut menjadi nilai tambah saat menjalankan tugas-tugas yang mensyaratkan kompetensi terukur dan kepatuhan terhadap peraturan teknis lingkungan.

Rekam jejak akademis dan penghargaan juga tercatat dalam CV-nya; Monica pernah meraih predikat Mahasiswa Berprestasi di Fakultas Teknik, menandakan kemampuan akademik yang solid sebagai landasan keahlian profesionalnya.

Bagi perusahaan atau pihak yang membutuhkan layanan ahli dalam penyusunan dokumen lingkungan, studi teknis, pengelolaan instalasi pengolahan air limbah, atau konsultasi kepatuhan lingkungan, Monica dapat dihubungi secara langsung, WA: +62 877-8967-0784 (WA Monica Aprilia)

ا MH ]

Monday, September 15, 2025

Water Security Jadi Isu Mendesak, Seminar WaterTalk 2025 Tekankan Kolaborasi dan Solusi Nyata

 


Jakarta, AlifMH.info  Krisis air bersih semakin nyata dan kini bukan lagi pertanyaan kapan akan terjadi, melainkan bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapinya. Hal ini menjadi sorotan utama dalam Seminar WaterTalk 2025 yang diselenggarakan oleh Water Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Water Association (IdWA) serta Global Water Partnership – Southeast Asia (GWP-SEA). Acara tersebut berlangsung pada 13 September 2025 pukul 10.00–12.00 WIB di Conference Room, Hall D2, JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Dalam diskusi tersebut, sejumlah pakar di bidang air hadir memberikan pandangan strategis, di antaranya Raymond Valiant dari (Regional Coordinator GWP SEA) serta I Made Indradjaja Brunner, pakar Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) - Associate Director PT Pakar IPAL Indonesia. Diskusi tersebut dipandu oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, selaku Co-Founder Nusawater, Penanggung Jawab Divisi Komunikasi Strategis & Digital IdWA periode 2024–2028, serta Water Collaborator di Indonesia.

Raymond menekankan pentingnya perspektif regional dan pengalaman praktis yang dimilikinya dalam memimpin perusahaan publik. Menurutnya, meski jalan menuju keamanan air (water security) penuh tantangan, selalu ada solusi yang dapat ditempuh bila ada keseriusan dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Sementara itu, I Made Indradjaja Brunner menyoroti pendekatan teknis yang sudah tersedia. Ia menjelaskan bahwa penerapan teknologi pengolahan air yang tepat serta kebijakan progressive tariff dapat menjadi instrumen penting untuk mendorong efisiensi dan keadilan dalam distribusi air.

Menurut Fatrian, diskusi ini merangkum tiga hal utama: pertama, jalan menuju water security memang berat tetapi bukan mustahil; kedua, faktor penentu keberhasilan ada pada political will dan keberanian pembuat kebijakan; ketiga, partisipasi publik sangat vital untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan tepat sasaran.


“Air bukan sekadar sumber daya, melainkan kehidupan. Jika salah kelola, dampaknya tidak hanya dirasakan 10–20 tahun ke depan, tetapi mulai hari ini,” tegas Fatrian.

Seminar ini sekaligus menjadi momentum refleksi bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menempatkan isu water security sebagai prioritas dalam pembangunan dan bisnis di Indonesia. Pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah: apakah bangsa ini sudah cukup serius menempatkan keamanan air sebagai prioritas strategis?

ا MH ]

Friday, July 11, 2025

FABEM Sulut Dukung Program Ketahanan Pangan Presiden Prabowo dan Gerakan FABEM Pusat


Manado, AlifMH.info — Dewan Pimpinan Wilayah FA BEM Sulawesi Utara menindaklanjuti program prioritas Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto yakni pemerataan akses pangan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

FA BEM Sulut menilai program itu sebagai langka kongkret dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Seterusnya, Ketua Umum FA BEM Sulut Combyan Lombongbitung sapaan CLB ini mengatakan ketahanan pangan merupakan kemampuan pemerintah daerah menyediakan, mengakses dan memanfaatkan pangan yang cukup, aman dan tentunya bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang secara berkelanjutan, terutama dalam menghadapi krisis dan perubahan tuturnya.

Selanjutnya Ketum FA BEM menegaskan bawah kami berkomitmen menjadi garda terdepan bersama pemerintah pusat hingga daerah menjaga ketahan pangan di Indonesia dan Sulawesi Utara kususnya. Kedepan juga FABEM Sulut mempunyai salah satu program prioritas untuk menjaga pelestarian lingkungan dan ikut berperan dalam ketahanan pangan, program itu kami beri nama Sulut Hijau-Sulut Tahan Pangan.

Kami juga sudah melakukan pembudidayaan kacang koro yang ada di Kab Minahasa Utara Desa Kolongan bersama dengan pegiat pertanian tutupnya.

Gerakan ini sudah diinisiasi DPP FABEM Pusat untuk menggerakkan Swasembada Pangan dan pelestarian alam dan menjaga lingkungan.

ا MH ]

Monday, July 7, 2025

Peluang Karier di Sektor Air: Antara Kontribusi Sosial dan Prospek Profesional

 


Jakarta, AlifMH.info  Sektor pengolahan air kerap dianggap monoton dan tidak menarik oleh sebagian orang, namun pandangan ini dibantah tegas oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP—Co‑Founder Nusawater sekaligus Water Collaborator—yang menilai industri air justru menyimpan berbagai peluang karier yang menjanjikan serta bermakna sosial. Dalam diskusi informal belum lama ini, Fatrian menceritakan bagaimana teman-temannya kerap mempertanyakan daya tarik pekerjaan di bidang air. “Lo kerja di air tuh kayak aktivis ya? Banyak bantu orang… tapi gaji ga menarik,” ujarnya menirukan komentar tersebut.

Fatrian mengaku pernah merasakan keraguan serupa sebelum benar‑benar terjun ke industri ini. Namun setelah “nyemplung” langsung, ia menemukan bahwa sektor air menawarkan beragam jalur karier, mulai dari peran engineer yang merancang dan membangun infrastruktur air bersih di perkotaan, hingga posisi manajerial di water company bereputasi global yang menjamin stabilitas dan reputasi profesional. Selain itu, tenaga ahli air juga dapat berpartisipasi dalam proyek lintas negara bekerja sama dengan lembaga seperti Perserikatan Bangsa‑Bangsa (PBB), lembaga swadaya masyarakat (NGO), maupun perusahaan multinasional.

Lebih jauh Fatrian menekankan bahwa yang membuatnya betah bekerja di sektor ini bukan semata upah yang diterima, melainkan dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. “Air yang kita olah dan salurkan hari ini bisa membantu anak‑anak bersekolah, meringankan beban ibu rumah tangga, mendukung produktivitas petani di desa, hingga memastikan industri beroperasi lancar,” jelas Fatrian. Baginya, pekerjaan di sektor air bukan sekadar kerja, melainkan kontribusi nyata untuk kesejahteraan publik.

Menurut Fatrian, karier di bidang air tidak hanya menawarkan aspek sustainability dalam jangka panjang, tetapi juga nilai meaningful bagi para profesional yang ingin melihat hasil kerja mereka memberi manfaat langsung kepada masyarakat. Dengan kebutuhan akan infrastruktur air yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan tantangan perubahan iklim, sektor ini diprediksi akan terus membuka peluang lapangan kerja yang beragam dan berkelanjutan.

ا MH ]

Saturday, June 21, 2025

HollyMart dan Komunitas Gelar "Aksi BISA Bersih" di Pantai Amahami

HollyMart dan Komunitas Gelar Aksi BISA Bersih di Pantai Amahami
Foto bersama para relawan "Aksi BISA Bersih"

Kota Bima, AlifMH.info  HollyMart bekerja sama dengan Komando Distrik Militer (KODIM), Forum Komunikasi Gerakan Keagamaan (FKGK), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kementerian Agama, Pemerintah Kota Bima, Saka Bhayangkara, Mapala Londa, World Cleanup Day, KSL NATARU, dan berbagai komunitas peduli lingkungan menggelar “Aksi BISA Bersih – CSR HollyMart Peduli Lingkungan” di Pantai Amahami, Sabtu pagi (21/06/2025).

Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 WITA ini bertujuan mengajak masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan pesisir Pantai Amahami yang belakangan dipenuhi sampah plastik dan limbah rumah tangga. Owner HollyMart, Hendra Rusly, S.T., menegaskan, “Sebagai bagian dari masyarakat Bima, kami merasa bertanggung jawab melindungi lingkungan. Dengan program CSR ini, kami berharap Pantai Amahami kembali bersih dan dapat dinikmati generasi mendatang.”

Sebelum memungut sampah, panitia memberikan arahan teknis kepada relawan mengenai kategori sampah dan tata cara memilahnya. Relawan yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, prajurit TNI, pegawai pemerintahan, hingga para ekowarrior komunitas lokal antusias membersihkan sepanjang garis pantai sepanjang 2 kilometer. Tak hanya plastik, puluhan batang kayu dan limbah organik juga berhasil dikumpulkan.

HollyMart dan Komunitas Gelar Aksi BISA Bersih di Pantai Amahami
Dokumentasi kegiatan "Aksi BISA Bersih:"

Heri Susanto, salah satu relawan, menyatakan kegembiraannya, “Saya bangga bisa ikut bergerak bersama. Kegiatan ini tidak hanya membersihkan pantai, tetapi juga membangun rasa peduli lingkungan di antara kita.” Pada akhir acara, sampah terpilah diserahkan kepada petugas DLH untuk didaur ulang atau diolah sesuai jenisnya.

“Aksi BISA Bersih” sekaligus menjadi momentum untuk menggaungkan gerakan sadar lingkungan di Kota Bima. HollyMart berkomitmen melanjutkan program CSR serupa di lokasi lain, demi mewujudkan kota yang bersih dan berkelanjutan.

ا MH ] 

Friday, June 13, 2025

Fatrian Rubiansyah: Plastik Ancaman Nyata dalam Pengolahan Air Bersih


Jakarta, AlifMH.info  Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengusung tema global “Beat Plastic Pollution”, Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP—Co‑Founder Nusawater dan Water Collaborator—menegaskan bahwa plastik merupakan salah satu polutan paling meresahkan dalam industri penyediaan air bersih. Menurutnya, dari partikel berukuran besar yang menyangkut di pompa hingga serpihan mikroplastik yang sulit terdeteksi, keberadaan plastik tidak hanya menyumbat sistem, tetapi juga membahayakan kualitas air dan kesehatan manusia.

Fatrian menjelaskan, “Mikroplastik adalah partikel super kecil yang mampu menembus filter konvensional dan akhirnya masuk ke dalam air minum. Bahan ini kemudian terakumulasi dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan potensi gangguan metabolisme, peningkatan risiko kanker, serta masalah kesehatan jangka panjang lainnya.” Kondisi ini, lanjutnya, menuntut perhatian lebih dari para pelaku industri, regulator, dan masyarakat luas.

Untuk mengurangi dampak polusi plastik, Fatrian mengusulkan tiga langkah praktis. Pertama, membatasi penggunaan plastik sekali pakai—terutama kemasan air minum—dengan membawa botol atau tumbler sendiri. Kedua, memasang sistem penyaringan air di rumah yang dirancang khusus untuk menangkap partikel halus, termasuk mikroplastik. Ketiga, menjalankan program daur ulang (recycle) dengan disiplin: memisahkan sampah plastik dari sampah organik, lalu mengirimkannya ke bank sampah atau fasilitas daur ulang resmi.

“Kadang kita terlalu sibuk mengkritik sistem eksternal, padahal perubahan paling fundamental diawali dari kebiasaan kecil yang konsisten setiap hari,” kata Fatrian. Ia menantang setiap individu untuk mulai berkontribusi dalam gerakan #StopPolusiPlastik agar generasi mendatang dapat menikmati air bersih yang aman dan lingkungan yang lebih sehat.

ا MH ] 

Thursday, June 12, 2025

DPP FABEM Apresiasi Prabowo Cabut 4 Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

 


Jakarta, AlifMH.info  Dewan Pimpinan Pusat Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (DPP FABEM) menyambut positif langkah cepat Presiden Joko “Prabowo” Subianto bersama jajaran kabinetnya yang mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. FABEM menilai keputusan tersebut selaras dengan upaya perlindungan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat setempat.

Dalam pernyataannya, Ketua Umum DPP FABEM Zainuddin Arsyad, S.I.P., menegaskan bahwa meski empat izin telah dicabut, masih terdapat beberapa perusahaan tambang yang izin operasionalnya belum dibatalkan secara permanen. “Kami mendesak Presiden untuk menghentikan seluruh kegiatan eksplorasi tambang nikel di Raja Ampat, demi menjaga kelestarian ekosistem laut dan kehidupan masyarakat adat,” ujarnya.

Selain itu, FABEM meminta Kejaksaan Agung dan instansi penegak hukum terkait untuk segera menelusuri dugaan pelanggaran dalam penerbitan izin tambang tersebut. FABEM juga mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh tambang di pulau-pulau Indonesia yang dinilai tidak mematuhi prinsip good mining practice dan menyebabkan kerusakan lingkungan.

FABEM menegaskan pentingnya penegakan sanksi tegas terhadap pencemar dan perusak lingkungan. “Perusahaan yang terbukti merusak lingkungan harus diawasi pemerintah dan diwajibkan melakukan revegetasi serta perbaikan lahan pasca-tambang,” kata Tody A. Prabu, S.H., Wakil Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga & Bidang Hukum DPP FABEM.

Lebih lanjut, FABEM mendukung investasi yang ramah lingkungan, tidak merusak situs bersejarah, dan tidak mengancam ekosistem alam. Mereka juga mendorong pemerintah melibatkan para ahli berintegritas dalam pengelolaan tambang berkelanjutan. Sebagai langkah strategis, FABEM mendesak percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Masyarakat Hukum Adat (RUU MHA) oleh DPR RI, dengan harapan menghasilkan kepastian hukum dan keadilan investasi bagi semua pihak.

Dasar Hukum

  1. Pembukaan UUD 1945: Menegaskan cita-cita negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

  2. Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945: Menetapkan bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat.

  3. Putusan MK No. 35/PUU-XXI/2023: Mengakui hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam.

  4. UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil: Melarang aktivitas yang mengganggu ekosistem, termasuk penambangan terumbu karang dan pencemaran lingkungan.

ا MH ] 

Monday, June 2, 2025

Fatrian Rubiansyah: Kontinuitas, Keterjangkauan, dan Komunikasi Kunci Layanan Air

 

Poster Standar 5K Sistem Penyediaan Air Minum (Sumber: suherman.asia)

Jakarta, AlifMH.info  Selama ini, penilaian terhadap kinerja sistem penyediaan air seringkali hanya berfokus pada dua variabel utama: kuantitas dan kualitas. Namun Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP—Co-Founder Nusawater sekaligus Water Collaborator—menegaskan bahwa ada tiga faktor krusial lain yang tidak boleh diabaikan oleh regulator dan penyedia layanan air. “Kuantitas dan kualitas itu penting, tetapi kinerja 5K sejati harus meliputi kontinuitas, keterjangkauan, dan komunikasi,” ujar Fatrian pada diskusi publik terbaru di Jakarta.

Menurut Fatrian, kontinuitas pasokan menjadi syarat mutlak; masyarakat menuntut air tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, terutama di tengah fluktuasi permintaan akibat peningkatan aktivitas ekonomi dan perubahan pola cuaca. “Stabilitas pasokan bukan hanya soal kapasitas instalasi pengolahan, tetapi juga ketangguhan jaringan distribusi menghadapi gangguan teknis maupun bencana alam,” tambahnya.

Aspek kedua yang sering terlewat adalah keterjangkauan. Air sebagai hak dasar manusia harus bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok berpenghasilan rendah. Fatrian menekankan pentingnya skema subsidi yang tepat sasaran dan struktur tarif progresif agar keberlanjutan infrastruktur tidak terkorbankan demi harga terjangkau.

Terakhir, Fatrian menyoroti faktor komunikasi antara penyedia dan pengguna air. “Sistem canggih pun akan kehilangan kepercayaan publik apabila kanal keluhan dan informasi tidak responsif,” ungkapnya. Ia mencontohkan pengalaman langsungnya, di mana transparansi data kualitas air dan keterbukaan dalam menangani gangguan terbukti memperkuat kepercayaan pelanggan.

Meski tren AI, digitalisasi, dan inovasi teknologi terus mendorong efisiensi, Fatrian meyakini bahwa standar 5K—kuantitas, kualitas, kontinuitas, keterjangkauan, dan komunikasi—adalah fondasi holistik bagi sistem penyediaan air yang adil dan berkelanjutan. “Air adalah layanan publik. Kita tidak bisa hanya bicara performa teknologi; kita harus memastikan setiap tetes air hadir sebagai hak yang dilayani dengan baik,” tutupnya.

ا MH ] 


Monday, May 5, 2025

Fatrian Rubiansyah: Indonesia Harus Siap Hadapi Ancaman dan Peluang Penambangan Laut Dalam

 

Fatrian Rubiansyah: Indonesia Harus Siap Hadapi Ancaman dan Peluang Penambangan Laut Dalam
Poster - Potensi Besar Laut Indonesia (sumber: katadata.co.id)

Yogyakarta, AlifMH.info — Langkah pemerintah Amerika Serikat yang baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif guna mempercepat praktik penambangan laut dalam (deep-sea mining) telah memicu kekhawatiran internasional. Kebijakan ini dilakukan tanpa memperhatikan perlindungan hukum laut internasional seperti United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dan International Seabed Authority (ISA). Menanggapi hal ini, Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, yang merupakan Co-Founder Nusawater sekaligus seorang Water Collaborator, menyampaikan pandangannya terkait dampak dan risiko yang ditimbulkan, khususnya bagi negara kepulauan seperti Indonesia.

Menurut Fatrian, kebijakan sepihak semacam itu dapat menjadi preseden buruk yang mendorong negara lain melakukan eksploitasi serupa tanpa pertimbangan lingkungan yang matang maupun pengawasan global yang adil. Ia mengingatkan, “Bayangkan dunia di mana kedalaman laut menjadi perbatasan baru eksploitasi sumber daya, padahal kita nyaris belum memahami kehidupan yang ada di dalamnya.” Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki wilayah laut yang kaya akan keanekaragaman hayati dan potensi mineral. Namun sayangnya, hingga kini belum memiliki kerangka hukum nasional yang komprehensif untuk mengatur aktivitas penambangan laut dalam, baik di dalam maupun di luar yurisdiksi nasional.

Fatrian menilai bahwa Indonesia berada pada titik krusial. Di satu sisi, kekayaan maritim merupakan peluang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi biru. Namun di sisi lain, tanpa aturan yang kuat, potensi kerusakan lingkungan sangat besar. Oleh karena itu, ia menyarankan tiga langkah strategis yang perlu segera dilakukan: pertama, menyusun kerangka hukum nasional yang sesuai dengan standar internasional untuk mengatur penambangan laut dalam secara bertanggung jawab. Kedua, meningkatkan investasi pada riset kelautan untuk memperkuat pemahaman terhadap ekosistem laut dalam sebagai dasar pembuatan kebijakan dan perlindungan lingkungan. Ketiga, memperkuat peran Indonesia dalam dialog global agar pemanfaatan sumber daya laut tidak mengorbankan keberlanjutan planet ini.

Fatrian menegaskan bahwa laut bukan hanya sekadar hamparan air, melainkan urat nadi kehidupan yang menopang miliaran makhluk hidup dan komunitas manusia. “Kita sebagai penjaga laut harus mampu menyeimbangkan antara pertumbuhan dan keberlanjutan,” tegasnya. Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan — dari pemerintah, peneliti, hingga masyarakat luas — untuk bersama-sama mengambil peran dalam menjaga kelestarian laut dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor praktik kelautan yang berkelanjutan.

ا MH ] 

Tuesday, April 22, 2025

Jejak Energi dan Air di Balik Setiap Prompt AI: Refleksi Penting untuk Masa Depan Digital Berkelanjutan

 

Jejak Energi dan Air di Balik Setiap Prompt AI: Refleksi Penting untuk Masa Depan Digital Berkelanjutan
Source: www.thetimes.com

Jakarta, AlifMH.info — Di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dan DeepSeek, sebuah fakta menarik diungkapkan oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater sekaligus Water Collaborator. Menurut Fatrian, setiap interaksi pengguna dengan AI ternyata menimbulkan jejak energi dan konsumsi air bersih yang signifikan, sebuah isu yang jarang menjadi perhatian publik.

Fatrian menjelaskan bahwa setiap kali seseorang mengetikkan permintaan, bahkan sesopan "please" atau "thank you", sistem AI di balik layar tidak hanya memproses kata-kata tersebut secara digital, tetapi juga “berkeringat” secara harfiah melalui konsumsi energi dan air. Pernyataan ini diperkuat oleh pengakuan CEO OpenAI, Sam Altman, yang menyebutkan bahwa permintaan sopan dari pengguna meningkatkan biaya listrik hingga puluhan juta dolar AS, namun dianggap sebagai investasi untuk masa depan percakapan alami AI.

Lebih rinci, Fatrian memaparkan bahwa untuk setiap 100 kata yang diproses, dibutuhkan sekitar 0,36 kWh listrik dan 0,5 liter air bersih untuk keperluan pendinginan pusat data. Dengan 122,5 juta pengguna aktif ChatGPT setiap hari dan lebih dari satu miliar prompt dikirimkan, konsumsi air global untuk mendukung aktivitas ini bisa mencapai 0,5 miliar liter per hari — cukup untuk memenuhi kebutuhan lima juta orang.

Fenomena ini menjadi semakin relevan di Indonesia, mengingat nilai pasar AI nasional diproyeksikan mencapai US$ 2,97 miliar pada tahun 2025. Seiring itu, kapasitas pusat data dalam negeri juga meningkat dari 145 MW menjadi 210 MW pada 2024, membawa tantangan baru terhadap keberlanjutan sumber daya alam.

"Teknologi AI bukan tanpa jejak. Setiap klik, setiap prompt, membawa dampak terhadap konsumsi energi dan air. Kita semua menjadi bagian dari sistem ini, dan kita memiliki tanggung jawab moral terhadap keberlanjutan digital dan kelestarian air," ujar Fatrian.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan teknologi AI secara bijak dan produktif, menjadikan kecerdasan buatan sebagai alat bantu yang mempercepat produktivitas, bukan sekadar konsumsi berlebihan tanpa nilai tambah.

"Bijaklah dalam menggunakan AI. Mari sadar, mari tumbuh bersama dalam ekosistem digital yang lebih bertanggung jawab," tutup Fatrian.

ا MH ] 

Hari Bumi 2025: Refleksi Air dan Lingkungan Menuju Indonesia Emas 2045

 

Hari Bumi 2025: Refleksi Air dan Lingkungan Menuju Indonesia Emas 2045
Indonesia Darurat Sampah Plastik by indonesiabaik.id

Jakarta, AlifMH.info — Peringatan Hari Bumi Sedunia pada 22 April 2025 menjadi momentum refleksi bagi seluruh lapisan masyarakat dalam meninjau kembali kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, terutama dalam pengelolaan sumber daya air. Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP — Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator — menyampaikan pandangannya tentang urgensi perubahan paradigma dalam melihat air, tidak sekadar sebagai sumber daya, melainkan sebagai hak dasar setiap manusia.

Fatrian mengungkapkan bahwa saat pertama kali terlibat dalam proyek air bersih, ia menyangka tantangannya hanya berkutat pada persoalan infrastruktur. Namun dalam perjalanannya, ia menyadari bahwa permasalahan air jauh lebih kompleks, menyangkut dimensi sosial, ekologis, hingga kepemimpinan. “Air bukan sekadar soal pipa dan pompa. Ini tentang bagaimana kita memperlakukan bumi dan warisan apa yang kita tinggalkan bagi generasi berikutnya,” ujarnya.

Kondisi di berbagai wilayah Indonesia mencerminkan urgensi tersebut. Di Jakarta, sekitar 80% pasokan air bersih bergantung pada Waduk Jatiluhur, namun 45% air tanah di wilayah ini telah tercemar berat, sebagian besar oleh bakteri E. coli dan limbah domestik. Sementara di Bandung, Sungai Cikapundung harus menanggung beban 13 ton sampah setiap harinya. Kedua contoh ini menjadi potret nyata tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan air di masa depan.

Secara global, tema Hari Bumi 2025 adalah “Planet vs. Plastics”, yang mengajak seluruh dunia untuk mengurangi konsumsi plastik dan melindungi ekosistem, terutama sumber-sumber air. Fatrian menilai, isu ini sangat relevan di Indonesia, yang saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah plastik dan limbah rumah tangga yang mencemari sungai dan sumber air lainnya.

Dari momentum Hari Bumi ini, Fatrian merumuskan tiga pelajaran penting yang perlu menjadi perhatian para pemimpin dan masyarakat. Pertama, bahwa air bukan hanya sumber daya, tetapi hak dasar manusia yang menentukan kualitas hidup, terutama bagi generasi mendatang. Kedua, bahwa kebijakan besar selalu dimulai dari kesadaran kecil — seperti memilih air isi ulang, memilah sampah, dan mengedukasi lingkungan sekitar. Ketiga, bahwa cita-cita Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa adanya revolusi kesadaran lingkungan dari seluruh komponen bangsa. Menurutnya, keberlanjutan (sustainability) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan yang mendesak untuk masa depan yang lebih baik.

Menutup pesannya, Fatrian mengajak semua pihak untuk bertanya pada diri sendiri tentang kontribusi kecil yang bisa diberikan hari ini demi masa depan bumi dan air yang lebih lestari. Ia juga mendorong masyarakat untuk saling menginspirasi dalam menyuarakan gerakan keberlanjutan, dimulai dari langkah sederhana dan kesadaran yang tumbuh dari diri sendiri.

Hari Bumi tidak boleh hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi harus menjadi pengingat bahwa menjaga lingkungan, terutama air, adalah tanggung jawab bersama. Dari sungai-sungai kota hingga kebijakan nasional, semuanya menentukan apakah kita benar-benar siap menuju Indonesia yang tangguh dan berkelanjutan di tahun 2045.

ا MH ] 

Sunday, April 13, 2025

Mengukur Risiko Air di Era Baru: Pelajaran dari WWF Water Risk Filter

Mengukur Risiko Air di Era Baru: Pelajaran dari WWF Water Risk Filter
Poster Water Risk Filter  (WWF) 5.0

Jakarta, AlifMH.info — Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator, mengungkapkan pentingnya pemahaman mendalam tentang risiko air yang dihadapi di seluruh wilayah Indonesia. Dalam sebuah eksplorasi menggunakan WWF Water Risk Filter, sebuah alat berbasis data yang sudah digunakan oleh lebih dari 3.000 organisasi dan memetakan lebih dari 200.000 lokasi global, Fatrian menemukan bahwa pulau tempatnya tinggal (pulau jawa) masuk kategori risiko tinggi—zona merah. Temuan ini menegaskan bahwa risiko air tidak semata terkait kekeringan atau banjir musiman, tetapi juga mencakup aspek regulasi dan reputasi, yang berdampak langsung pada kelangsungan bisnis dan keberlanjutan hidup masyarakat.

Fatrian menjelaskan, “Air itu bukan gratis—ia finite. Sumber daya ini terus menghadapi tantangan seperti pencemaran, penggunaan berlebihan, dan distribusi yang tidak merata, yang semuanya menuntut perhatian serius dari pelaku usaha, investor, hingga pemimpin lokal.” Menurutnya, peta risiko air yang dihasilkan alat ini sangat krusial untuk mengantisipasi dampak iklim, regulasi, dan reputasi yang dapat mempengaruhi lokasi usaha, pabrik, ataupun proyek pengembangan suatu wilayah.

Mengukur Risiko Air di Era Baru: Pelajaran dari WWF Water Risk Filter
Hasil eksplorasi WWF Water Risk Filter

Dalam paparan lebih lanjut, Fatrian menyampaikan tiga pelajaran utama yang dapat dipetik dari penggunaan WWF Water Risk Filter. Pertama, pemahaman bahwa air merupakan sumber daya yang terbatas dan harus dikelola secara bijak, mengingat segala tantangan yang dihadapi mulai dari pencemaran hingga overuse. Kedua, peta risiko air yang tepat juga merupakan peta risiko bisnis; dengan data yang akurat, perusahaan dapat mengantisipasi dan merencanakan skenario risiko hingga tahun 2050. Ketiga, respons yang diharapkan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi harus direncanakan secara strategis. Hal ini sangat relevan bagi para perusahaan yang tengah menyusun ESG Roadmap atau menetapkan Science-Based Targets guna mendukung keberlanjutan operasi mereka.

Fatrian mengajak seluruh pemangku kepentingan—dari desa hingga pabrik, dari tambang hingga kampus—untuk segera melihat riskmap masing-masing melalui www.riskfilter.org, dan menggunakan data tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan strategis. “Sudahkah kita benar-benar memahami risiko air di lingkungan kerja kita? Pelajari data yang ada, ambil langkah pertama, dan mulai bangun usaha yang lebih sadar terhadap pentingnya air,” pungkasnya.

ا MH ] 

Inspiration

Figure

Techno