Alif MH - Info: Environment
Showing posts with label Environment. Show all posts
Showing posts with label Environment. Show all posts

Saturday, November 13, 2021

Hijaukan Mandalika untuk Pulihkan Lingkungan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Hijaukan Mandalika untuk Pulihkan Lingkungan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Kegiatan Penghijauan di kawasan Hutan Lindung Gunung Pepe, di Desa Rembitan, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat

NTB, AlifMH.info - Presiden Joko Widodo bersama masyarakat melakukan penanaman pohon di kawasan Hutan Lindung Gunung Pepe, di Desa Rembitan, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (13/11/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk bersama memelihara pohon yang sudah ditanam.

"Saya pesan kepada masyarakat agar yang sudah ditanam ini dipelihara dan dijaga, agar nanti semuanya tumbuh dengan baik, dan memberikan dampak ekonomi kepada seluruh masyarakat yang berada di sekitar kawasan ini," kata Presiden Jokowi usai menanam pohon Kayu Putih.

Presiden Jokowi juga berpesan untuk menjaga lingkungan, agar tidak terjadi longsor dan banjir.

"Saya meminta ini betul-betul dipelihara karena musimnya masih musim hujan, sangat bagus untuk menanam. Pemeliharaan itu kalau dilakukan oleh masyarakat sendiri akan lebih baik lagi hasilnya. Bapak Ibu memelihara pohon-pohon, sanggup?" ujar Presiden Jokowi yang disambut antusiasme masyarakat dengan menyatakan kesanggupannya.

Kawasan HL Gunung Pepe seluas 450 hektar, terkoneksi dengan Persemaian Modern Mandalika. Sementara areal yang menjadi target Rehabilitasi Hutan dan Lahan kali ini yaitu seluas 6 hektar.

Jenis dan jumlah tanaman yang ditanam di kawasan Gunung Pepe adalah kayu putih 1.500 batang, kelengkeng 200 batang, jambu kristal 150 batang, jeruk manis 150 batang, alpukat 500 batang, dan kemiri 250 batang.

Menteri LHK Siti Nurbaya yang turut mendampingi Presiden Jokowi, menjelaskan pohon yang paling banyak ditanam kayu putih karena produk Kayu Putih NTB sudah cukup terkenal dan gross marginnya juga tinggi.

Kawasan Gunung Pepe merupakan satu rumpun dengan lokasi Bukit Prabu yang merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Tanjung Tampa. Kawasan ini merupakan salah satu menara air alami yang menjadi bagian dari lanskap Mandalika dan sekitarnya.

Rehabilitasi di Gunung Pepe merupakan bagian dari upaya pemulihan lahan dengan pendekatan bentang alam (landscape approach). Salah satu tujuannya adalah untuk menguatkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air. Dengan begitu, fungsi menara air untuk wilayah sekitarnya terjaga dengan baik. Kegiatan RHL di Gunung Pepe dilaksanakan secara bersamaan dengan kawasan Bukit Gunung Prabu.

Rehabilitasi di Gunung Pepe juga dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas masyarakat. Pola tanam yang dipilih dengan pelibatan masyarakat secara langsung melalui agroforestry. 

Pola tanam bersama masyarakat (agroforestry) dipilih mengingat kegiatan rehabilitasi hutan akan berhasil pada saat tiga pilar kelestarian dipenuhi yaitu bernilai ekonomi, diterima oleh masyarakat, dan mengikuti kaidah kelestarian lingkungan. Selain itu, patut disadari bahwa kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan bukan sekedar menghitung jumlah pohon yang ditanam, tetapi bagaimana mengelola masyarakat di sekitarnya.

Turut hadir dan mendampingi Presiden yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, serta Forkopimda Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Tengah.

[ ا MF ]

Thursday, November 11, 2021

UNFCCC COP-26, Wagub: NTB Berkomitmen Menuju 'Net Zero Emission'

UNFCCC COP-26, Wagub: NTB Berkomitmen Menuju Net Zero Emission
Wakil Gubernur NTB dan Wakil Dubes RI di Inggris


Mataram, AlifMH.info - Provinsi Nusa Tenggara Barat terpilih  mewakili Indonesia dalam acara UNFCCC atau United Nations Framework on Climate Change Confidence melalui Committee on Parties ke 26 (COP-26), di Glasgow, United Kingdom.

UNFCC sendiri merupakan kegiatan yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam upaya komitmen perubahan iklim yang terjadi di dunia.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menghadiri langsung pertemuan tersebut. Kedatangan beliau disambut hangat oleh Wakil Dubes RI di Inggris, Bapak Khasan Ashari saat datang pertama kali ke Pavilion Indonesia di arena UNFCCC, COP26 - Glasgow - United Kingdom, Kamis, (11/11/2021).

"Kepada Bapak Dubes, kami menyampaikan komitmen NTB menuju Net Zero Emission dalam peranannya mengurangi dampak perubahan iklim global melalui berbagai program unggulan NTB," tutur Umi Rohmi melalui siaran Humas Pemrov.

Dalam pertemuan tersebut, Ummi Rohmi dan Dubes RI di Inggris juga berdiskusi membahas berbagai peluang kerjasama dan investasi dari UK di NTB.

"Bapak Khasan Ashari mengapresiasi semangat Pemerintah Provinsi NTB dan berkomitmen untuk membantu memfasilitasi investasi dari UK di NTB dengan berbagai pihak terkait," sambung wagub perempuan NTB pertama tersebut.

Net Zero Emission (NZE) sendiri merupaka harapan masa depan (expected future milestone) dimana emisi karbon sepenuhnya diserap oleh bumi melalui berbagai kegiatan manusia dan bantuan teknologi, sehingga tidak menimbulkan pemanasan global.

UNFCCC bersidang setiap tahun melalui Committee on Parties (COP), dan tahun ini COP ke 26 diselenggarakan di Glasgow, Inggris Raya.

[ ا R ]

Tuesday, November 9, 2021

Cegah Banjir, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Gotong-royong Bersama Warga Perbatasan Bangun Bronjong Drainase Air

Cegah Banjir, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Gotong-royong Bersama Warga Perbatasan Bangun Bronjong Drainase Air
Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Laksanakan Gotong-royong Bersama Warga Perbatasan Bangun Bronjong Drainase Air


Sambas, AlifMH.info - Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns bersama masyarakat gotong royong membangun bronjong drainase guna mencegah banjir yang sering terjadi di Dusun Sungai Tengah,  Desa Sebubus,  Kec. Paloh,  Kab.  Sambas.

Adapun 4 personel pos Sungai Tengah dipimpin Danpos Sertu Chandra melakukan kegiatan  manunggal dengan rakyat untuk mengatasi kesulitan rakyat, salah satunya yaitu membantu pengecoran batu Bronjong drainase guna mencegah terjadinya banjir di Dusun Sungai Tengah, Desa Sebubus, Kec. Paloh (Senin, 08/11/21)

Hal ini dikatakan Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns, Letkol Inf Hendro Wicaksono, S.I.P dalam keterangan tertulisnya di Makotis Entikong, Kab. Sanggau pada Selasa (09/11/2021).

Dansatgas mengatakan, pembangunan bronjong ini berawal seringnya masyarakat laporan ke Pos Pamtas Sungai Tengah, bahwa lokasi tersebut sering terjadi banjir jika curah hujan sangat tinggi, untuk mengatasinya Satgas Pamtas membantu mengkoordinasikan ke Pemdes untuk mengalokasikan dana desa untuk pengecoran batu bronjong drainase atau tempat mengalirkan air.

Dansatgas menambahkan,  melalui kepala Dusun Sungai Tengah yang dibantu dari dana Pemdes,  Pos Pamtas bersama masyarakat langsung melaksanakan gotong-royong agar pembangunan dapat cepat diselesaikan. Dalam kegiatan ini Satgas Pamtas juga mempunyai tujuan melestarikan budaya gotong royong sesama warga agar terjalin keakraban, hubungan silaturahmi dan emosional sehingga mewujudkan rasa persaudaraan tanpa membedakan suku ras dan agama.

Terpisah Danpos Sungai Tengah Sertu Chandra Prasasti menambahkan Kegiatan pembuatan bronjong drainase ini hasil sinergi dengan Pemdes yang di bantu masyarakat dan kegiatan ini merupakan wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat mengatasi kesulitan masyarakat perbatasan serta mengantisipasi terjadinya bencana alam banjir.

Musnin selaku Kepala Dusun Sungai Tengah mengapresiasi dukungan personel Satgas Pamtas yang selalu hadir membantu permasalahan warga.

“Bapak-bapak TNI dari Satgas Pamtas selalu memberikan rasa aman dan terus membantu kami warga di perbatasan ini dalam kesulitan apapun yang dihadapi,” katanya.

[ ا MF ]

Sunday, October 17, 2021

Peduli Pendidikan, TNI Bersihkan Pekarangan dan Bagikan Perlengkapan Sekolah di Papua

Satgas Pamtas Yonif 131/Brs Bagikan Perlengkapan Sekolah di Papua


Keerom, AlifMH.info - Melalui program "Braja Cerdas" Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 131/Brs Pos Skamto menggelar kegiatan karya bhakti membersihkan pekarangan sekolah dan membagikan seragam serta perlengkapan sekolah kepada pelajar SD Negeri Yowong Distrik Arso Barat Kab. Keerom, Papua. (16/10/2021)

Danpos Skamto Lettu Inf Hery Wahyu Saputra dalam rilis tertulisnya minggu (17/10/2021)  menyampaikan tidak hanya sebagai wujud kemanunggalan TNI dan Rakyat, kegiatan tersebut merupakan langkah nyata kepedulian TNI di bidang pendidikan khususnya bagi para pelajar di wilayah perbatasan.

"Berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu berusaha untuk dapat membantu meringankan kesulitan mereka, merupakan komitmen kami Satgas Pamtas Yonif 131/Brs", ujar Danpos.

Satgas Pamtas Yonif 131/Brs Bersihkan Pekarangan Sekolah Bersama Para Siswa


Lebih Lanjut dijelaskan Danpos, disamping membersihkan dan  membagikan seragam serta perlengkapan sekolah, kegiatan ini sekaligus menjadi wahana dalam memelihara serta meningkatkan tali silaturahmi antara prajurit TNI dengan para tenaga pendidik dan pelajar di wilayah perbatasan.

Kepala Sekolah SD Negri Yowong  ibu Marsilah S.Pd, mengucapkan terima kasih kepada Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 131/Brs Pos Skamto atas kepeduliannya kepada siswa sekolahnya. “Semoga  dengan bersihnya sekolah dan bantuan seragam serta perlengkapan sekolah ini membuat anak-anak semakin semangat dalam belajar dan menimba ilmu", harapnya.

[ ا MF ]

Wednesday, September 15, 2021

Briket, Solusi "Gunungan" Sampah di TPA Mrican Ponorogo

Briket, Solusi "Gunungan" Sampah di TPA Mrican
Briket dari Sampah di TPA Mrican Ponorogo


Ponorogo, AlifMH.info - Permasalahan "gunungan" sampah di TPA Mrican Ponorogo akhirnya ditemukan solusinya. Solusi efektif dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, dengan mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, briket.

"Sampah menggunung yang hanya menjadi masalah, sekarang ada solusinya. Ke depan Gunung sampah menjadi tidak ada. Sehingga Ponorogo akan zero waste," tutur Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo, ketika bersama Wakil Bupati meninjau uji coba Alat Tepat Guna pembuat briket.

 

Kang Giri menjelaskan dalam pengolahan sampah di TPA Mrican, sampah plastik dan organik bisa dijadikan bijih plastik dan pupuk organik. Namun masih ada sekitar 37 persen hasil pilahan yang tidak bisa dimanfaatkan. 37 persen pilahan sampah ini yang akan diolah menjadi briket.

 

TPA Mrican saat ini memiliki 4 Alat pengolah sampah menjadi briket. Dengan 4 alat tersebut, TPA Mrican diprediksi dalam 1 hari mampu mengolah 40 ton sampah menjadi briket.

 

"Itu ada mesin pemilah, plastik dipilah plastik. Organik seperti sayur menjadi granul (red.pupuk organik), dan yang tidak bisa diolah menjadi briket," ungkapnya.

 

Tidak hanya mengatasi permasalahan sampah, briket bisa dimanfaatkan menjadi alternatif bahan bakar industri dan menjadi sumber pendapatan daerah melalui PAD.

 

"Akeh seng pesen, pabrik plastik, pabrik kertas, pabrik krupuk. Ke depan kita tawarkan ke PLN sebagai pendamping batu bara," pungkasnya.

 

ا MF ]

Sunday, May 23, 2021

Kolaborasi dengan FTB-UTS, Dusun Prajak Berpotensi Besar Menjadi Sentra Pengolahan Mangrove Pertama di Sumbawa

Kolaborasi dengan FTB-UTS, Dusun Prajak Berpotensi Besar Menjadi Sentra Pengolahan Mangrove Pertama di Sumbawa
Kegiatan pelatihan pembuatan pewarna alami berbahan mangrove oleh Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) bersama 'Asia Coatings Enterprises' (ACE) kepada masyarakat Dusun Prajak

Sumbawa, AlifMH.info - Kabupaten Sumbawa khususnya di desa sekitar daerah teluk saleh memiliki potensi mangrove yang cukup besar. Tercatat sekitar 10.660 Ha dengan jenis yang beragam (Sumber: Data DLH Sumbawa). Akantetapi potensi ini belum dibarengi dengan usaha pengelolaannya, karena masyarakat belum melihat mangrove sebagai komoditas yang bernilai.


Tren kerusakan lahan mangrovepun sekarang diperparah oleh bukaan lahan tambak lokal dan pemukiman oleh masyarakat desa. Kondisi ini berdampak besar terhadap kualitas lingkungan laut yang sangat berpangaruh besar terhadap kelangsungan ekosistem laut lainnya.


Salah satu dusun yang memiliki potensi pengembangan mangrove adalah Dusun Prajak. Dusun ini terletak di wilayah Teluk Saleh yang langsung berbatasan dengan zona biosfer Moyo-Tambora. Prajak salah satu dusun strategis di teluk saleh yang sangat berpengaruh besar dalam kelestarian SDA laut seperti karang dan hewan ikonik sumbawa lainnya seperti Hiu Paus.


Dengan pendekan edukasi intensif, Dusun yang terkenal dengan aktivitas 'destructive fishing' -nya ini perlahan bisa diajak untuk meninggalkan kegiatan lama mereka dengan kegiatan pengelolaan pesisir berkelanjutan.program yang bisa diberikan kepada masyarakat prajak adalah program edukasi kepada masyarakat akan pentingngya pengolahan mangrove sebagai sumber ekonmi kreatif bagi masyarakat pesisir.


Atas dasar ini Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) bersama sponsor utama dari 'Asia Coatings Enterprises' (ACE) terdorong untuk melakukan pelatihan pembuatan pewarna alami berbahan mangrove. Tujuan utama dari kegiatan ini yaitu: 1). Memberikan skill pembuatan pewarna tenun alami berbahan mangrove kepada masyarakat dusun prajak; 2). Bersama pemerintah desa/ dusun dan POKDARWIS menginisiasi kegiatan produksi pewarna mangrove secara berkelanjutan; 3). Memberikan pendidikan kepada anak, pemuda dan masyarakat Dusun Prajak akan pentingnya memanfaatkan Mangrove sebagai ekonomi kreatif; 4). Membantu pemasaran dan penyerapan produk desa berupa pewarna tenun alami berbahan mangrove untuk kebutuhan desa lain yang menjadi sentra tenun di Sumbawa ataupun NTB.

 

Dekan Fakultas Teknobiologi UTS (FTB), Izzul Islam, M.Sc. Eng dalam sambutannya mengatakan bahwa Fakultas teknobiologi berkomitmen agar program-program pelatihan seperti ini akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. FTB siap menjadi mitra stategis desa dalam pengembangan wilayah pesisir berkelanjutan. "Ilmu-Ilmu di kampus akan lebih barokah bila bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat", ungkap Izzul Islam. 


Kepala Dusun Prajak, Ibrahim mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada Universitas Teknologi Sumbawa dalam hal ini Fakultas Teknobiologi bersama dengan 'Asia Coating Enterprises'. Dusun Prajak menyambut baik program ini karena merupakan program yang unik dan baru. Beliau berharap semoga BUMDES bisa mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan produk lokal dan bisa mnejadi sentra olahan mangrove agar masyarakat bisa ditingkatkan ekonominya serta diajak untuk turut serta menjaga lingkungan.


ا MF ]

Tuesday, April 6, 2021

Bima ku Sayang, Bima ku Malang: Bencana Ekologis di Kabupaten Bima Akibat Perusakan Hutan dan Lahan

Oleh: “Dae” Muamar, SH.,MH (Putra Donggo Bima, pemerhati hukum lingkungan)


A nation that destroys its soils destroys itself. Forests are the lungs of our land, purifying the air and giving fresh strength to our people

(Suatu bangsa yang menghancurkan tanahnya sama dengan menghancurkan dirinya sendiri. Hutan adalah paru–paru dari tanah kita. Memurnikan udara dan member kekuatan baru kepada orang – orang kita).


Latar Belakang

Adagium di atas tepat menggambarkan fenomena bencana banjir yang terjadi saat ini di Kabupaten Bima, dampak akibat banjir sekitar 23.362 jiwa terdampak, ribuan rumah terendam, hal ini akibat perusakan hutan dan lahan untuk penanaman jagung yang menimbulkan dampak kerusakan luar biasa. Bencana banjir saban tahun terus terjadi, namun masyarakat, Pemerintah Daerah dan dunia usaha belum sungguh-sungguh menanggulangi dan merehabilitasi hutan dan lahan. Padahal konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan demikian seluruh pihak berkewajiban untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup untuk generasi mendatang. 


Berdasarkan data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKLHD) Provinsi NTB Tahun 2017 menunjukan terdapat lahan kritis di Kabupaten Bima yaitu 161.120,5 Ha. Hal ini menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Bima terjadi setiap tahun dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Lebih lanjut kawasan hutan seluas 8.000 hektar dari total 17.000 hektar di perbukitan di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, rusak berat. Hal ini dipicu oleh pembalakan dan aktivitas masyarakat yang merusak hutan untuk ditanami jagung (kompas:2019).


Pembahasan 

Menindaklanjuti data tersebut di atas, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan masyarakat perlu hadir untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan, hal ini bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Selain itu rehabilitasi lahan adalah mencegah menurunnya degradasi hutan dan lahan serta memulihkan lahan-lahan rusak/kritis agar dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air.


Walaupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengalihkan kewenangan pengelolaan kawasan hutan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Provinsi, namun tidak dapat menjadi alasan Pemerintah Daerah abai terhadap fenomena sosial dimana masyarakat melakukan kegiatan yang merubah fungsi kawasan hutan secara massif. Dari aspek hukum juga terdapat Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis.


Latar Belakang

Adagium di atas tepat menggambarkan fenomena bencana banjir yang terjadi saat ini di Kabupaten Bima, dampak akibat banjir sekitar 23.362 jiwa terdampak, ribuan rumah terendam, hal ini akibat perusakan hutan dan lahan untuk penanaman jagung yang menimbulkan dampak kerusakan luar biasa. Bencana banjir saban tahun terus terjadi, namun masyarakat, Pemerintah Daerah dan dunia usaha belum sungguh-sungguh menanggulangi dan merehabilitasi hutan dan lahan. Padahal konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan demikian seluruh pihak berkewajiban untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup untuk generasi mendatang. 


Berdasarkan data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKLHD) Provinsi NTB Tahun 2017 menunjukan terdapat lahan kritis di Kabupaten Bima yaitu 161.120,5 Ha. Hal ini menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Bima terjadi setiap tahun dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Lebih lanjut kawasan hutan seluas 8.000 hektar dari total 17.000 hektar di perbukitan di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, rusak berat. Hal ini dipicu oleh pembalakan dan aktivitas masyarakat yang merusak hutan untuk ditanami jagung (kompas:2019).


Pembahasan 

Menindaklanjuti data tersebut di atas, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan masyarakat perlu hadir untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan, hal ini bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Selain itu rehabilitasi lahan adalah mencegah menurunnya degradasi hutan dan lahan serta memulihkan lahan-lahan rusak/kritis agar dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air.


Walaupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengalihkan kewenangan pengelolaan kawasan hutan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Provinsi, namun tidak dapat menjadi alasan Pemerintah Daerah abai terhadap fenomena sosial dimana masyarakat melakukan kegiatan yang merubah fungsi kawasan hutan secara massif. Dari aspek hukum juga terdapat Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis.


Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan rehabilitasi hutan dan lahan dalam rangka mencegah bencana banjir antara lain:

1. Tata kelola lingkungan hidup (hutan) yang berkelanjutan.

Secara global prinsip tata kelola hutan sudah mencapai tingkat konsesus bersama oleh masyarakat internasional. Ketentuan ini terdapat di dalam lampiran annex III dari konferensi Rio tentang asas atau prinsip-prinsip yang dilahirkan dalam konsensus global mengenai pengelolaan, konservasi dan pembangunan berkelanjutan terhadap semua jenis hutan. Berdasarkan konsensus global terkait pengelolaan kehutanan ini maka Indonesia mencoba untuk mengadopsi beberapa prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang diterjemahkan dalam sebuah kebijakan peraturan perundang-undangan tentang kehutanan (Bambang Prabowo:2012, 65).

Hutan sebagai sumber penyedia keanekaragaman hayati tertinggi tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa hasil hutan kayu, tetapi juga berfungsi dan mempunyai peranan penting dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Hutan memiliki lebih dari 5.000 produk, mulai dari minyak olah dari daun, tanaman obat-obatan herbal, bahan bakar, pangan, furnitur, mencegah erosi tanah, membantu mengatur iklim,menyediakan air bersih, serta terpenting adalah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia di seluruh muka dunia (Giorgio Budi Indrarto:2013,16)


Pada tataran Kabupaten Bima perlu dipikirkan untuk melakukan moratorium (penghentian) kegiatan yang akan menambah perambahan kawasan hutan. Hal ini berfungsi untuk melakukan rehabilitasi kawasan hutan yang rusak akibat kegiatan perambahan dan perkebunan jagung agar dapat pulih sebagaimana mestinya.


2. Melakukan rehabilitasi lahan kritis di Kabupaten Bima.

Rehabilitasi lahan merupakan suatu kegiatan untuk memulihkan kembali kondisi lahan dengan perlakuan-perlakuan konservasi. Salah satunya adalah dengan melakukan penanaman tanaman tahunan pada lahan yang telah kritis. Hal ini dimandatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Tahun 2007, tentang Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), bahwa rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Tujuannya ialah mempercepat upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan. Dengan demikian bahwa menjadi tanggungjawab bersama dalam memulihkan dan menjaga lahan agar tetap optimal dalam upaya menyangga kehidupan masyarakat. 


Upaya rehabilitasi lahan kritis yang akan dilakukan dengan melibatkan para pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat, pemerhati lingkungan, pemerintah pusat, dan stakeholder terkait yang mendambakan keseimbangan lingkungan dan alam ini. Namun, hal mendasar yang menjadi kunci sukses rehabilitasi lahan adalah partisipasi masyarakat itu sendiri sebagai subjek dari segala bentuk kegiatan yang dilakukan. partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi lahan kritis merupakan keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat dalam segala kegiatan/program yang dicanangkan dimulai dari perencanaan program, realisasi, pemantauan dan pendampingan hingga evaluasi program. Olehnya keberhasilan rehabilitasi lahan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat yang terlibat langsung pada pengelolaan lahan-lahan yang telah kritis. 


3. Optimalisasi perhutanan sosial bagi masyarakat.

Jumlah penduduk miskin di sekitar hutan sejauh ini bisa dibilang kurang terdata dengan baik. Kementerian Kehutanan sudah bekerjasama dengan BPS untuk menghitung desa-desa di dalam dan di sekitar kawasan hutan berdasarkan data PODES SE Tahun 2006 dan PODES Tahun 2008. Namun demikian, berdasarkan hasil analisa tersebut jumlah penduduk miskin di dalam kawasan hutan negara sebesar 5,5 juta jiwa (PODES SE Tahun 2006) berbeda dengan hasil analisa lain. Brown (2004) misalnya, memperkirakan jumlah penduduk perdesaan yang “tinggal di lahan hutan negara” sekitar 48,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 9,8 juta jiwa adalah miskin. Sunderlin (2000), mengungkapkan ada sekitar 20 juta jiwa yang tinggal di desa-desa sekitar hutan. Dari jumlah tersebut, sekitar 6 juta jiwa menggantungkan sebagian besar penghidupannya pada hutan. Kertas kerja CESS (Center for Enonomic and Social Studies) (2005), yang dibuat berdasarkan analisa data BPS (PODES dan SUSENAS) dan BKKBN menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di desa-desa di dalam dan di sekitar hutan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di desa-desa di luar hutan. Dari analisa dan perkiraan tersebut diperkirakan 50% penduduk miskin dari 32 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia (BPS) berada di dalam dan di sekitar hutan. Perkiraan ini mendekati data yang disampaikan oleh Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang memperkirakan dari seluruh desa tertinggal di Indonesia sekitar 58% berada di sekitar hutan (Gutomo Bayu Aji:2011,2) 


Salah satu program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan, Pemerintah membuat program Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat oleh masyarakat sekitar hutan atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk tujuan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya demi mewujudkan Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan. 


Lebih lanjut Program Perhutanan Sosial merupakan perwujudan dari Nawacita, yakni: Pertama, Negara hadir melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Indonesia, Kedua, Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, Ketiga, Mewujudkan kemandirian ekonomi dan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.


Kabupaten Bima sebagai salah satu daerah yang masih tinggi masyarakat miskin yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan dapat mengoptimalkan perhutanan sosial untuk pengentasan kemiskinan sekaligus merehabilitasi hutan dan lahan. Peran pemerintah daerah adalah melakukan sosialisasi, mendukung kelompok masyarakat yang mengajukan permohonan perhutanan sosial, melakukan pendampingan baik teknis maupun strategis.


4. Penguatan database lahan kritis di Kabupaten Bima.

Salah satu kunci dari perbaikan lahan kritis yang mengancam kelangsungan kelestarian lingkungan hidup adalah tersedianya database yang dapat diakses setiap saat oleh siapapun terutama pemangku kebijakan. Apalagi di era teknologi informasi yang cepat maka mutlak diperlukan adanya suatu database. Database lahan kritis di Kabupaten Bima dapat dibuat dalam beberapa kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. apabila langkah-langkah tersebut dilakukan secara serius maka bencana ekologis yang terjadi setiap tahun bisa diminimalisir, jika tidak maka tidak mengherankan alam selalu mempunyai bahasa untuk memperingatkan manusia dengan caranya sendiri, sebagaimana yang kita lihat saat ini.

Monday, March 22, 2021

Peringati Hari Air se-Dunia, Pemkab Madiun Tanam Akar Wangi Dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana

Peringati Hari Air se-Dunia, Pemkab Madiun Tanam Akar Wangi Dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana
Pemkab Madiun Tanam Akar Wangi Dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana

Kab. Madiun, AlifMH.info - Dalam rangka pencegahan & mitigasi bencana serta memperingati Hari Air se-Dunia XXIX tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) menggelar acara penanaman akar wangi/vetiver di Desa Cermo Kecamatan Kare, Senin (22/03/2021).

 

“Dengan digelarnya penanaman akar wangi/vetiver ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang sama tentang program penanggulangan bencana, bahwa kunci utama dalam mengurangi resiko bencana adalah aspek pencegahan dan mitigasi bencana, yang artinya kita semua harus mampu tanggap dan lebih sensitif terhadap kerawanan bencana,” ungkap Kepala pelaksana Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) Zahrowi saat memberikan laporan.

 

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami dan Wakil Bupati Madiun H. Hari Wuryanto bersama forkopimda Kabupaten Madiun hadir pada penanaman akar wangi serentak di desa cermo ini. Ada 10.000 Polybag akar wangi yang nantinya dan juga akan terus menerus ditanaman di beberapa titik rawan longsor khususnya pada lahan-lahan kritis potensi ancaman bencana tanah longsor dan banjir/banjir bandang seperti kecamatan Kare, Dagangan, Wungu, Gemarang, Saradan, Pilangkenceng dan Balerejo.

 

Kegiatan ini juga bersinergitas dengan BUMN dalam hal ini dari Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo.

 

“Akar wangi yang terkenal dengan vetiver itu mempunyai ciri khas akarnya dapat tumbuh kedalam sampai 5 meter lebih, inilah yang akan menjadi penyangga, menjadi pilar untuk menghindari terjadinya tanah longsor dan ketika ini ditanam di wilayah yang miring artinya juga akan menghambat turunnya air ke bawah sehingga air akan meresap kedalam tanah secara maksimal dan disinilah awal kita menanam tanamanan itu dan juga sebagai bagian dari pembudidayaan vetiver tersebut,” jelas Bupati Madiun setelah melakukan penamanan serentak kepada media.

 

Dalam rangka hari sedunia Bupati mengungkapkan, “Kita itu diberi oleh Tuhan sesuatu alam yang melimpah termasuk air didalamnya dan ini adalah kewajiban kita untuk menjaga. Kualitas air itu tergantung manusianya nanti bagaimana mengelola di lingkungan air tersebut misalkan pengelolaan sampah dan sebagainya,” tegasnya.

 

ا MF ]

Saturday, March 13, 2021

Polda Kalteng Gelar Touring Peduli Covid -19 dan Siaga Karhutla

Polda Kalteng Gelar Touring Peduli Covid -19 dan Siaga Karhutla
Kegiatan Touring Peduli Covid -19 dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Karhutla

Kalimantan Tengah, AlifMH.info - Kapolda Kalteng Irjen Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. melepas tim touring siaga karhutla yang bertempat di Lobi Mapolda Kalteng, Sabat (13/04/2021) pukul 08.00 WIB.

 

Dalam Touring Kali ini diikuti Kapolda Kalteng, Wakil Gubernur Kalteng Habib Said Ismail, Danrem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Purwo Sudaryanto, Kabinda Brigjen Pol. Drs. Slamet Urip Widodo, Irwasda Kombes Pol. Iman Prijantoro, S.H. dan pejabat utama Polda Kalteng.


Polda Kalteng Gelar Touring Peduli Covid -19 dan Siaga Karhutla
Kegiatan Touring Peduli Covid -19 dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Karhutla

Kapolda menyampaikan touring siaga karhutla ini bertujuan untuk mengecek kesiapsiagaan posko-posko siaga karhutla yang ada di kabupaten - kabupaten baik sarana prasarana maupun personel yang akan diterjunkan secara langsung memadamkan api di tkp.

 

"Semoga dengen kesiapsiagaan yang di siapkan sejak dini, personel di posko karhutla menjadi sangat siap jika nanti terjadi karhutla di Provinsi Kalimantan Tengah," harapnya.

 

Setelah melepas touring siaga karhutla, Kapolda dan rombongan touring juga langsung mengecek posko siaga karhutla yang ada di wilayah hukum Kota Palangka Raya yaitu di Posko Karhutla Kel. Kelampangan Kec. Sebangau Kota Palangka Raya.

 

"Selain mengecek kesiapsiagaan personel di Posko, kami juga akan membagikan paket sembako 200 , masker 200 Bok serta 200 vitamin," tambahnya.

 

ا MF ]

Monday, March 8, 2021

Panen Perdana, Tim OMT Aquaculture UTS Sukses Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc

Panen Perdana, Tim OMT Aquaculture UTS Sukses Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc
Rektor UTS dan Kabid DKL Kab. Sumbawa Besar sedang menangkap lele hasil budidaya dengan sistem 'biofloc'


Sumbawa Besar, AlifMH.info - Senin, 08 Maret 2021 unit OMT 'Aquaculture' dari Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) melaksanakan panen pertama peternakan lele dengan sistem 'Biofloc' yang berada disamping Asrama Mahasiswa UTS.


Acara dimulai sekitar pukul 10.30 sampai 12.00 WITA. Selepas acara, para tamu diajak oleh tim OMT melihat dan memanen langsung budidaya lele dengan sistem 'biofloc', kemudian dilanjut foto bersama dan menyantap olahan ikan lele hasil panen malam sebelumnya.


Lele yang di panen tersebut kemudian langsung dijual ke pengepul lele setempat dengan harga Rp 35.000 per kilogram.


Panen Perdana, Tim OMT Aquaculture UTS Sukses Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc
Foto Bersama dan Santap olahan ikan lele hasil budidaya dengan sistem 'biofloc'


Kegiatan tersebut dihadiri oleh para dosen, staf dan alumni UTS, juga pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKL) Kab. Sumbawa Besar. Kepala Bidang Perikanan Budidaya dari DKL Rahmat Hidayat, S.Pi, MT. menyampaikan, "Kami sangat bangga dan memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan tim OMT Aquaculture FTB UTS dalam menerapkan peternakan lele dengan sistem Biofloc. Semoga keberhasilan ini terus berkembang dan bermanfaat bagi kampus serta masyarakat luas."


Senada dengan penyampaian Pak Rahmat, pada sambutan kedua oleh Rektor UTS  Chairul Hudaya, Ph.D. menjelaskan, "Sistem budidaya biofloc merupakan terobosan yang sangat besar, semoga dari teknologi ini di UTS bisa menstimulus inovasi lainnya untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar kampus."


Dekan Fakultas Teknobiologi (FTB) Izzul Islam, M.Sc. Eng menjelaskan bahwa Fakultas Teknobiologi sekarang juga sedang mengembangkan riset peningkatan kualitas hidup ikan budidaya dan automatisasi monitoring realtime kesehatan dan kondisi pada sistem budidaya 'biofloc'. "Semoga ini bisa menjadi solusi masalah budidaya kita," tambah Izzul.


"Terima kasih kepada 'Balai Besar Perikanan Budidaya Air Laut' (BBPBL) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKPL) Kab. Sumbawa Barat yang telah memepercayakan UTS untuk mengembangkan budidaya lele dengan sistem 'biofloc', Semoga kedepan UTS dan BBPBL bisa menjadi mitra strategis dalam pengembangan riset dan teknologi budidaya perikanan di NTB," pungkas Izzul.


Azkar Ferdiansyah Direktur OMT 'Aquaculture' UTS menceritakan dengan penuh semangat proses budidaya lele yang mereka kerjakan, "Kami melakukan budidaya lele dengan sistem biofloc menggunakan 8 kolam berdiameter 3 meter, yang mana setiap kolamnya diberikan 'treatment' yang berbeda-beda guna menemukan prosedur budidaya yang paling tepat. Alhamdulillah... kini kami sudah mendapatkan prosedur baku dalam budidaya lele dengan sistem biofloc tersebut."


ا MF ]

Friday, March 5, 2021

Gelar Rakor, Walkot Palu: “Tidak Boleh Ada Tumpukan Sampah di Bahu Jalan dan Depan Tempat Usaha”

Rapat Koordinasi Pemerintah Kota Palu

Kota Palu, AlifMH.info - Semua toko maupun ruko tempat usaha di wilayah kota Palu tidak boleh ada tumpukan sampah maupun material lainnya di bahu jalan maupun depan tempat usahanya.

 

"Tegas saya sampaikan hal ini kepada seluruh camat dan lurah dan saya meminta pihak dinas lingkungan hidup segera membuat surat himbauannya," kata Wali Kota Palu H. Hadianto Rasyid, SE.

 

Ikut mendampingi Wakil Wali Kota Palu dr. Reny Lamadjido, Sp. PK. M.Kes, Sekda Kota Palu.

 

Rapat koordinasi dilaksanakan bersama wali kota Palu, BPN kota Palu, PU kota Palu serta lurah dan camat mengenai rehab kepemilikan tanah untuk penyaluran dana stimulan dilaksanakan di ruang bantaya kantor wali kota Palu pada Jum’at 05-03-2021 pukul 13.30 wita.

 

Wali kota berpesan kepada DLH kota Palu agar membuat rencana strategis soal penanganan sampah. Camat dan lurah memiliki peran yang sangat besar di wilayah kerjanya dan harus berkolaborasi dengan semua pihak stakeholder.

 

Kita ini pelayan jangan jadi bos. Layani masyarakat dengan sepenuh hati dan saya kasih waktu selama 6 bulan kedepan dan progresnya akan saya nilai. Saya ingin melihat secara obyektif, kerjalah sebaik baiknya manfaatkan waktu.kerja dengan maksimal.

 

Hal penting lainnya yang disampaikan adalah untuk SKPT terkait bencana jangan coba coba ada pungutan, yang berkaitan dengan stimulan jangan ada pungutan. Data warga  jangan ada yang dihapus biar BPBD kota Palu yang memperifikasinya. Untuk penyelesaian lahan buat posko pengaduan untuk menunjukkan kepemilikan. Masyarakat jangan mengaku kalau bukan tanahnya.

 

Informasi ini diliput oleh yusuf staf bagian protokol dan komunikasi pimpinan Setda kota Palu.

 

ا MF ]

Thursday, March 4, 2021

Bupati Barito Utara Pimpin Apel Gelar Personil dan Sapras Kesiapan Hadapi Karhutla

Bupati Barito Utara Pimpin Apel Gelar Personil dan Sapras Kesiapan Hadapi Karhutla
Apel Gelar Personil dan Sapras Kesiapan Hadapi Karhutla

Muara Teweh, AlifMH.info - Kamis, 04 Maret 2021, Sebagai langkah kesiapsiagaan Pemerintah Kabupaten Barito Utara bersama Polres Barito Utara,  Kodim 1013 Muara Teweh  dalam menyamakan persepsi menyatukan tekad untuk menghadapi dan mengantisipasi kontingensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Barito Utara, Pemerintah Kabupaten Barito Utara menggelar apel kesiapan personel dan sarana dan prasarana.

 

Apel Gelar Personil dan Sapras dipimpin langsung oleh Bupati Barito Utara, H. Nadalsyah yang diikuti oleh Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Unsur FKPD, Kepala Perangkat Daerah, dan peserta apel dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Barito Utara.

 

Bupati Barito Utara, H. Nadalsyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa apel gelar pasukan dan gelar sarpras menindaklanjuti enam arahan Presiden RI terkait penanganan Karhutla di Indonesia, yang pertama agar pencegahan diprioritaskan. "Jangan sampai terlambat, karena jika sudah terlambat upaya pemadaman akan jauh lebih sulit," kata H. Nadalsyah.

 

Upaya pencegahan dengan memanfaatkan teknologi untuk monitoring apabila terjadi titik api dan titik hotspot.

 

Kedua, infrastruktur pemantauan dan pengawasan harus sampai di tingkat bawah. "Saya juga meminta bantuan dari Polri dan TNI untuk di tingkat desa/ kelurahan Babinkantibmas dan Babinsa untuk selalu memberikan edukasi secara intens kepada masyarakat, perusahaan, korporasi terutama di daerah yang cenderung banyak rawan titik hotspot dan titik api," jelas H. Nadalsyah.

 

Selanjutnya, yang ketiga, agar semua pihak harus mencari solusi yang permanen untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan, karena 99% karhutla adalah perbuatan manusia. Keempat, pastikan kondisi ekosistem gambut dalam kawasan hydrologi gambut harus terus dilanjutkan. Kelima, pentingnya untuk tidak membiarkan api membesar sehingga sulit dikendalikan.

 

"Ini memerlukan respon yang cepat dari Polri, TNI, BPBD, Manggala Agni dan pihak-pihak terkait dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan," ungkap Bupati.

 

Terakhir, yang keenam, yakni penegakan hukum yang tegas terhadap siapapun yang melakukan karhutla.

 

ا MF ]

Inspiration

Figure

Techno