Alif MH - Info

Saturday, April 12, 2025

Isu Judi Online, GPI Bela Sufmi Dasco Ahmad: Tuduhan Tak Berdasar

Isu Judi Online, GPI Bela Sufmi Dasco Ahmad: Tuduhan Tak Berdasar
Prof. Dr. Ir. H. Sufmi Dasco Ahmad, S.H., M.H.

Jakarta, AlifMH.info — Isu yang menyebutkan keterlibatan politisi sekaligus pimpinan DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam pusaran praktik judi online (judol) menyita perhatian publik, termasuk para aktivis pergerakan.

Dalam laporan Majalah Tempo edisi 7 April 2025, nama Ketua Harian Partai Gerindra tersebut disebut-sebut sebagai salah satu politisi yang diduga memiliki keterkaitan dengan aktivitas judi kasino dan judi online di Kamboja.

Menanggapi isu tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (PP GPI), Khoirul Amin, angkat bicara. Ia meyakini bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan bertentangan dengan karakter pribadi Sufmi Dasco Ahmad yang ia kenal.

"Saya mengenal beliau dengan baik. Sosoknya sangat religius dan merupakan alumni Pelajar Islam Indonesia (PII). Sangat tidak masuk akal jika beliau terlibat dalam praktik judi, baik kasino maupun judi online," tegas Amin dalam keterangan resminya yang diterima redaksi, Sabtu (12/04/2025).

Ia juga menilai pemberitaan Tempo sebagai bentuk pencemaran nama baik dan pembunuhan karakter.

"Menurut saya, narasi yang dibangun Majalah Tempo sarat dengan fitnah dan upaya merusak reputasi seseorang. Kebebasan pers harus dimaknai dengan bijak, bukan dijadikan alat untuk menyebarkan fitnah," lanjutnya.

Amin mengimbau masyarakat dan para aktivis di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh pemberitaan yang menyesatkan.

"Saya berharap masyarakat, aktivis, dan semua pihak tetap tenang serta tidak terpengaruh oleh informasi yang belum terbukti kebenarannya, apalagi yang mengandung fitnah," tandasnya.

Ia menegaskan keyakinannya bahwa Sufmi Dasco Ahmad adalah sosok yang bersih dan tidak mungkin terlibat dalam praktik yang merusak moral masyarakat.

"Kami yakin dan siap bersaksi bahwa Bapak Sufmi Dasco Ahmad adalah pribadi yang baik. Tidak mungkin beliau terlibat dalam aktivitas seperti judol, yang jelas-jelas merusak dan menjadi penyakit sosial," tutup Amin.

ا MH ] 

Taalenta Intelexia Sukses Gelar Pelatihan “Teknologi IoT untuk Bidang K3”, Dorong Transformasi Digital dalam Keselamatan Kerja

 

Taalenta Intelexia Sukses Gelar Pelatihan “Teknologi IoT untuk Bidang K3”, Dorong Transformasi Digital dalam Keselamatan Kerja
Poster Pelatihan Taalenta: Teknologi IoT untuk Bidang K3

Yogyakarta, AlifMH.info — Taalenta Intelexia sukses menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Teknologi IoT untuk Bidang K3” yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu, 12 April 2025 pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kepatuhan terhadap standar Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE) melalui pemanfaatan sistem otomatisasi berbasis Internet of Things (IoT). Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai sektor industri dan pertambangan yang ingin memahami serta mengimplementasikan teknologi IoT dalam sistem keselamatan kerja mereka.

Sebagai narasumber utama, Mu’amar Fadli, M.T., CEH—seorang profesional keselamatan kerja sekaligus ahli sistem manajemen mutu berbasis ISO dan bersertifikat CEH (Certified Ethical Hacker)—membawakan materi yang mencakup konsep dasar IoT dalam HSE, aplikasi IoT untuk inovasi keselamatan kerja, studi kasus implementasi IoT yang berhasil, strategi perancangan sistem IoT, hingga prediksi masa depan IoT dalam mengubah lanskap industri K3. Pelatihan yang berlangsung selama dua jam ini dikemas dalam sesi interaktif yang memberikan wawasan praktis dan strategis kepada para peserta.

Taalenta Intelexia Sukses Gelar Pelatihan “Teknologi IoT untuk Bidang K3”, Dorong Transformasi Digital dalam Keselamatan Kerja
Dokumentasi pelatihan Teknologi IoT untuk Bidang K3 oleh Taalenta

Dalam paparannya, Mu’amar Fadli menegaskan bahwa integrasi teknologi IoT bukan hanya sekadar inovasi, tetapi menjadi kebutuhan mutlak dalam sistem HSE modern. Menurutnya, IoT mampu memberikan solusi real-time yang efektif dalam memantau, menganalisis, dan meningkatkan keselamatan kerja secara menyeluruh. “Kami percaya bahwa digitalisasi melalui IoT bukan hanya tren, melainkan kebutuhan dalam menjamin keselamatan kerja di era industri 4.0,” ujarnya.

Pelatihan ini turut dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti modul pembelajaran, e-sertifikat, rekaman kelas, sesi Zoom eksklusif, serta akses ke grup diskusi mentoring untuk memperdalam materi. Taalenta Intelexia melalui program ini menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia, khususnya dalam menghadapi tantangan keselamatan kerja di era digital.

Informasi lebih lanjut mengenai pelatihan lanjutan dapat diakses melalui laman resmi Taalenta di taalenta.id.

ا MH ] 

Tuesday, April 8, 2025

ACT Consulting Internasional Gelar Leader’s Talk Series: Inspirasi Kepemimpinan Muda bersama Fatrian Rubiansyah R

 

ACT Consulting Internasional Gelar Leader’s Talk Series: Inspirasi Kepemimpinan Muda bersama Fatrian Rubiansyah R
Dokumentasi kegiatan program ACT's Insight - Leader’s Talk Series

Jakarta, AlifMH.info — ACT Consulting Internasional melalui program ACT's Insight sukses menggelar Leader’s Talk Series bertajuk “From Idea to Execution: How Young Leaders Build Businesses”, menghadirkan Fatrian Rubiansyah R sebagai narasumber utama. Acara yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom ini dimulai pukul 07.00 WIB dan menjadi wadah inspiratif bagi para pemimpin muda untuk menggali strategi membangun bisnis dari nol.

Fatrian Rubiansyah R, seorang profesional yang telah berkecimpung di lebih dari sepuluh perusahaan lintas sektor, berbagi perjalanan kariernya yang penuh warna. Lulusan Institut Teknologi Bandung ini memulai kisahnya dengan refleksi terhadap tantangan awal karier, termasuk pengalaman kehilangan kesempatan kerja pertamanya karena dokumen kelulusan yang belum lengkap. “Beberapa hal memang berada di luar kendali kita, namun yang menentukan masa depan adalah bagaimana kita meresponsnya,” ujar Fatrian dalam pemaparannya.

Dalam presentasi berjudul From Idea to Execution, Fatrian memaparkan pendekatan bertahap dalam mengeksekusi ide bisnis: mulai dari identifikasi dan visualisasi ide, perencanaan dan pelaksanaan, hingga evaluasi dan penyempurnaan. Ia menekankan pentingnya discipline over motivation, serta membangun struktur pendukung pribadi yang mampu mengubah kritik menjadi batu loncatan.

Salah satu kisah yang paling menarik adalah tantangannya saat mengelola proyek Tayan Smelter di daerah terpencil Kalimantan, di mana ia harus beradaptasi dengan keterbatasan akses listrik, air bersih, dan internet selama lebih dari lima minggu. “Situasi ini mengajarkan saya ketahanan dan kemampuan memecahkan masalah secara praktis,” jelasnya.

Tak hanya soal profesionalitas, Fatrian juga membuka sisi personalnya melalui cerita tentang perjuangan hidup berkeluarga, termasuk menghadapi keguguran dan tantangan berpindah tempat tinggal. Baginya, menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan seorang pemimpin muda.

Menutup sesi, Fatrian membagikan tiga prinsip utama yang menjadi key takeaways: mulai dengan tujuan, bukan kesempurnaan; keterbatasan memicu kreativitas; dan kemunduran bukanlah kegagalan, melainkan sinyal untuk menyusun ulang strategi.

Melalui acara ini, ACT Consulting Internasional kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung transformasi kepemimpinan di Indonesia, khususnya bagi generasi muda yang ingin membawa dampak nyata dalam dunia bisnis dan sosial.

ا MH ] 

Saturday, April 5, 2025

FABEM Maluku Apresiasi Kapolda dan Pangdam XV/Pattimura atas Keberhasilan Jaga Keamanan

 

FABEM Maluku Apresiasi Kapolda dan Pangdam XV/Pattimura atas Keberhasilan Jaga Keamanan
TNI tangani konflik yang terjadi di Kabupaten Maluku Tengah

Maluku Tengah, AlifMH.info — Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (FABEM) Maluku memberikan apresiasi atas kinerja Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku dan Panglima Kodam (Pangdam) XV/Pattimura yang dinilai berhasil menjaga stabilitas keamanan di wilayah tersebut.

Ketua FABEM Maluku, Brian Lewerissa, menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Maluku dan Pangdam XV/Pattimura atas respons cepat dan profesional dalam menangani konflik yang terjadi di Kabupaten Maluku Tengah.

Menurut Brian, langkah-langkah yang diambil kedua pimpinan institusi keamanan itu terbukti efektif dalam mencegah eskalasi kekerasan serta menjaga ketertiban dan kedamaian di tengah masyarakat.

"Kami sangat mengapresiasi kinerja Kapolda Maluku dan Pangdam XV/Pattimura dalam menangani konflik ini. Penanganan yang cepat dan tepat telah berhasil mencegah konflik tersebut berkembang menjadi lebih besar," ujar Brian Lewerissa, Jumat (4/4/2025).

Ia juga menegaskan bahwa FABEM Maluku mendukung penuh segala upaya aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.

"Kami berharap Kapolda dan Pangdam XV/Pattimura terus menjaga keamanan di Maluku, serta memperkuat sinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah," tambahnya.

FABEM Maluku Apresiasi Kapolda dan Pangdam XV/Pattimura atas Keberhasilan Jaga Keamanan
Foto bersama para Pengurus FABEM Maluku

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FABEM, Zainuddin Arsyad, mengajak generasi muda untuk terus menjaga persatuan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Walaupun kita berasal dari berbagai suku dan agama, sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan. Cinta dan kasih sayang adalah modal utama dalam membangun sumber daya manusia yang berdaya saing di tengah situasi geopolitik global yang semakin dinamis," ungkapnya.

ا MH ] 

Friday, March 28, 2025

Kualitas Air di Sekitar Kita: Cerminan Kesehatan Lingkungan dan Masa Depan Generasi

 

Kualitas Air di Sekitar Kita: Cerminan Kesehatan Lingkungan dan Masa Depan Generasi
Gambar salah satu sungai kecil di Indonesia

Jakarta, AlifMH.info — Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator, mengajak masyarakat untuk menilik kembali kondisi air yang mereka gunakan sehari-hari. "Seberapa bagus kualitas air di sekitar kamu? Apakah air yang kamu pakai hari ini masih aman dan layak digunakan?" tanyanya, menempatkan pertanyaan tersebut sebagai refleksi kritis terhadap kelangsungan hidup lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang.

Fatrian mengisahkan pengalamannya ketika pernah berdiri di tepi sungai yang dahulu menjadi sumber kehidupan warga. Kini, sungai tersebut telah berubah drastis—warnanya coklat gelap dan dipenuhi limbah, sehingga anak-anak tidak lagi bisa bermain di tepi air seperti dulu. Kondisi ini semakin diperparah oleh data resmi yang menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Air (IKA) nasional tahun 2023 hanya mencapai 54,59, belum mencapai target minimal yang ditetapkan sebesar 55,40. Bagi Fatrian, angka tersebut bukanlah sekadar statistik, melainkan cerminan nyata tentang kondisi kesehatan lingkungan dan penentu masa depan bangsa.

Dalam refleksi pribadinya, Fatrian menyampaikan tiga pelajaran penting yang perlu menjadi landasan tindakan bersama. Pertama, ia menekankan bahwa kesadaran merupakan titik awal perubahan. Tanpa mengetahui kondisi air di sekitar, masyarakat sulit untuk benar-benar peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kedua, aksi kecil yang dilakukan setiap individu memiliki dampak besar, dimulai dari mengurangi limbah di rumah, memberikan edukasi kepada keluarga, hingga mendukung kebijakan yang berbasis sains. Ketiga, kolaborasi di antara pemerintah, sektor bisnis, dan warga sangat esensial dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya terkait kualitas air.

Menjelang bulan Ramadan, Fatrian mengajak masyarakat untuk merenungkan warisan yang ingin dibangun bagi Indonesia Emas 2045. "Air bersih adalah hak dasar, bukan sekadar privilese," tegasnya, sekaligus menantang setiap individu untuk secara aktif mengecek dan melaporkan kondisi kualitas air di lingkungan mereka. Baginya, gerakan menuju keberlanjutan air (Water Sustainability) adalah tanggung jawab bersama yang tidak bisa dianggap enteng.

ا MH ] 

Wednesday, March 26, 2025

Frogs Indonesia Gelar Pelatihan Dasar K3 untuk Tingkatkan Keselamatan Kerja

 

Frogs Indonesia Gelar Pelatihan Dasar K3 untuk Tingkatkan Keselamatan Kerja
Dokumentasi Pelaksanaan Pelatihan Dasar K3 di Frogs Indonesia

Yogyakarta, AlifMH.info — Frogs Indonesia sukses menyelenggarakan Pelatihan Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Selasa, 26 Maret 2025. Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 11.30 WIB di kantor pusat Frogs Indonesia dan diikuti oleh seluruh perwakilan dari setiap departemen dan divisi. Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menanamkan budaya keselamatan kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi seluruh karyawan.

Pelatihan dasar K3 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman karyawan mengenai prinsip-prinsip dasar keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk identifikasi potensi bahaya, pengendalian risiko, serta tanggap darurat di lingkungan kerja. Narasumber dalam pelatihan ini adalah Mu'amar Fadlil, M.T., CEH, seorang ahli dalam bidang sistem manajemen mutu terintegrasi K3L dan keamanan informasi. Dalam sesi pelatihan, peserta diberikan pembekalan seputar peran dan tanggung jawab setiap individu dalam menjaga keselamatan diri dan rekan kerja, serta pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam aktivitas sehari-hari.

Feri Ferdiansyah selaku Human Resources Departemen Frogs Indonesia menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi salah satu langkah strategis perusahaan dalam menciptakan tempat kerja yang bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu membangun kesadaran kolektif di kalangan karyawan akan pentingnya budaya K3 sebagai bagian dari nilai perusahaan.

Sebagai pelopor industri manufaktur drone di Indonesia dan Asia Tenggara, Frogs Indonesia terus menempatkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas utama dalam seluruh lini produksinya. Perusahaan yang berbasis di Yogyakarta ini telah menghasilkan berbagai jenis drone inovatif, seperti Passenger Drone, Sprayer Drone, Surveillance Drone, hingga Cargo Drone.

Dengan terselenggaranya pelatihan ini, Frogs Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kualitas operasional yang tidak hanya unggul secara teknologi, tetapi juga berlandaskan pada kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia.

ا MH ] 

Sunday, March 23, 2025

Taalenta Gelar Pelatihan Penanganan Gas H2S & Pekerjaan di Ruang Terbatas: Kunci Peningkatan Protokol K3 di Sektor Industri

Taalenta Gelar Pelatihan Penanganan Gas H2S & Pekerjaan di Ruang Terbatas: Kunci Peningkatan Protokol K3 di Sektor Industri
Poster Pelatihan Taalenta: Dokumentasi kegiatan pelatihan Penanganan Gas H2S & Pekerjaan di Ruang Terbatas

Yogyakarta, AlifMH.info — Taalenta Inteksia sukses menyelenggarakan pelatihan “Penanganan Gas H2S & Pekerjaan di Ruang Terbatas (Confined Space)” pada Sabtu (22/3/2025). Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari berbagai sektor industri dan pertambangan yang berpotensi terpapar bahaya gas Hidrogen Sulfida (H2S).

Dalam pelatihan berdurasi enam jam tersebut, instruktur Mu’amar Fadlil, M.T., CEH menjelaskan karakteristik dan risiko H2S, mulai dari sifat fisik dan kimianya hingga dampak kesehatan yang ditimbulkan. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti respirator jenis air purifying dan air supplying, serta prosedur keselamatan kerja di ruang terbatas yang rawan kekurangan oksigen atau akumulasi gas beracun.

Taalenta Gelar Pelatihan Penanganan Gas H2S & Pekerjaan di Ruang Terbatas: Kunci Peningkatan Protokol K3 di Sektor Industri
Dokumentasi kegiatan pelatihan Penanganan Gas H2S & Pekerjaan di Ruang Terbatas

Selain itu, peserta mendapat penjelasan mengenai teknik pemantauan kadar H2S melalui alat deteksi gas, baik yang bersifat tetap (fixed detector), portabel, maupun detektor pribadi (personal detector). Proses uji udara (gas test) sebelum memasuki ruang terbatas juga menjadi sorotan utama, termasuk tata cara penerapan lockout-tagout (LoTo) dan pengurusan dokumen Permit to Work (PTW) agar pekerjaan di area berisiko dapat terlaksana dengan aman.

Pelatihan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan studi kasus, prosedur tanggap darurat serta pertolongan pertama (first aid) pada korban paparan H2S. Dengan pembekalan ini, diharapkan seluruh peserta mampu mengimplementasikan langkah-langkah keselamatan yang tepat, meminimalkan risiko kecelakaan kerja, dan memastikan kelancaran operasional di lingkungan industri masing-masing.

ا MH ] 

Friday, March 21, 2025

PFAS di Indonesia: Ancaman "Forever Chemicals" Terhadap Kesehatan Masyarakat

 

PFAS di Indonesia: Ancaman "Forever Chemicals" Terhadap Kesehatan Masyarakat
Identified PFAS Sources

Jakarta, AlifMH.info — Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator, mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas keberadaan PFAS (Per- and Polyfluoroalkyl Substances), bahan kimia yang dikenal sebagai “Forever Chemicals” karena ketahanannya yang hampir tidak terurai di lingkungan. Menurut Fatrian, PFAS banyak digunakan dalam produk tahan air, minyak, dan panas, seperti pakaian anti air, peralatan masak anti lengket, dan kemasan makanan, sehingga paparan terhadapnya menjadi semakin luas.

Data di Indonesia menunjukkan bahwa 62% sampel produk, khususnya pada kategori pakaian tahan air, mengandung PFAS dalam jumlah tinggi. Selain itu, tingkat PFOS dalam air susu ibu (ASI) di Indonesia ditemukan empat kali lipat lebih tinggi dari batas aman yang ditetapkan untuk air minum. PFAS yang tidak terurai ini tidak hanya mencemari air dan tanah, tetapi juga masuk ke dalam rantai makanan, meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Fatrian, dampak negatif dari paparan PFAS sangatlah serius. Penelitian mengaitkan keberadaan PFAS dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker ginjal dan testis, serta gangguan pada sistem imun yang dapat menurunkan respons tubuh terhadap vaksin dan penyakit. Lebih jauh, paparan bahan kimia tersebut juga berdampak buruk pada perkembangan anak, berkontribusi terhadap berat lahir rendah dan gangguan tumbuh kembang.

Di tengah kondisi ini, Fatrian menyerukan agar masyarakat dan pemangku kepentingan segera mengambil tindakan. "Kita harus menekan penggunaan produk yang mengandung PFAS dengan memilih alternatif ramah lingkungan, serta mendorong regulasi yang lebih ketat di Indonesia untuk menetapkan standar keamanan produk sehari-hari," ujarnya. Fatrian juga mengimbau agar pemerintah dan sektor swasta aktif memantau serta menjamin keamanan sumber air dan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Dalam pandangannya, kesadaran masyarakat merupakan langkah awal yang krusial. “Sudah saatnya kita mulai mempertimbangkan apa yang kita konsumsi dan bagaimana produk-produk yang ada di pasar dapat mempengaruhi kesehatan kita dalam jangka panjang,” tegas Fatrian. Ia menutup dengan ajakan untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan generasi mendatang, karena penanganan PFAS bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi juga soal keselamatan hidup.

ا MH ] 

Menuju Akses Air Berkelanjutan 2045: Mimpi Nyata untuk Indonesia Emas

 

Menuju Akses Air Berkelanjutan 2045: Mimpi Nyata untuk Indonesia Emas
Sumber Photo: KemenPU

Jakarta, AlifMH.info — Indonesia menargetkan capaian ambisius dalam pembangunan nasional jangka panjang: memastikan 100% masyarakat memiliki akses terhadap air minum yang aman dan 70% penduduk memiliki akses sanitasi layak pada tahun 2045. Target ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, yang juga menjadi bagian penting dari visi Indonesia Emas 2045.

Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, seorang Water Collaborator sekaligus Co-Founder Nusawater, menegaskan bahwa target ini bukan sekadar angan-angan, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. “Kita harus membayangkan sebuah Indonesia di mana akses terhadap air minum bukan lagi privilese, tetapi menjadi hak dasar yang dijamin untuk seluruh warga negara,” ujar Fatrian.

Menurutnya, saat ini banyak daerah di Indonesia masih menghadapi krisis air bersih dan belum memiliki sistem sanitasi yang memadai. Jika tidak segera dibenahi, permasalahan ini akan menjadi tantangan besar di masa depan—baik bagi lingkungan, kesehatan publik, maupun stabilitas sosial.

Pemerintah sendiri telah menyusun strategi menyeluruh untuk mewujudkan target tersebut, antara lain:

  • Penyediaan 100% akses air minum perpipaan untuk wilayah perkotaan,

  • Peningkatan sistem sanitasi aman hingga 70%,

  • Transformasi infrastruktur air yang berbasis teknologi dan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance),

  • Serta pembukaan peluang bagi pembiayaan inovatif dan investasi swasta di sektor air.

Fatrian juga menyoroti pentingnya belajar dari praktik internasional. Ia mencontohkan Spanyol yang sukses menjalankan konsep EcoFactory, yakni fasilitas pengolahan air limbah yang mampu mendaur ulang 100% air limbah menjadi air yang dapat digunakan kembali. Sementara itu, Singapura telah membuktikan efektivitas teknologi NEWater—mampu mengolah air limbah menjadi air minum layak konsumsi.

“Visi besar ini tidak akan terwujud tanpa partisipasi aktif masyarakat. Kita bisa mulai dari langkah sederhana seperti efisiensi penggunaan air, mendukung kebijakan yang pro-lingkungan, serta mendorong kolaborasi erat antara industri dan pemerintah,” tambahnya.

Fatrian mengajak semua pihak untuk menjadikan momentum ini sebagai gerakan nasional. “Mimpi 2045 itu nyata, jika kita bergerak dari sekarang. Jangan tunggu nanti. Kita semua punya peran dalam mencapainya.”

ا MH ] 

GPI Secara Nasional Nyatakan Dukungan Penuh atas Disahkannya Revisi UU TNI Nomor 34/2024

GPI Secara Nasional Nyatakan Dukungan Penuh atas Disahkannya Revisi UU TNI Nomor 34/2024
KHOIRUL AMIN, SH., MH. selaku Ketua Umum atau Ketua Formatur GPI

Jakarta, AlifMH.info — Dalam rapat koordinasi daring yang dilaksanakan pada Kamis malam (20/03/2025) secara se-Indonesia, Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (GPI) menyatakan dukungan penuh terhadap disahkannya Revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2024 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi Undang-Undang TNI.

Rapat yang membahas dinamika pro dan kontra terhadap RUU TNI tersebut menghasilkan kesepakatan bersama bahwa revisi undang-undang ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat institusi pertahanan bangsa. "Kami GPI secara nasional mendukung disahkannya revisi UU TNI sebagai wujud komitmen terhadap keamanan dan kedaulatan negara," ujar pernyataan yang dikeluarkan pimpinan GPI KHOIRUL AMIN, SH., MH.

Lebih lanjut, Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam periode 2025-2028 menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah di seluruh Indonesia agar pada hari Senin (24/03/2025) melakukan silaturahim secara bersama-sama ke Kodim, Kodam, dan Mabes TNI sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Pertemuan ini diadakan dalam rangka diskusi serta penyerahan pernyataan sikap dukungan GPI terhadap UU TNI yang baru saja disahkan.

Pernyataan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya untuk memperkokoh sinergi antara TNI dan masyarakat, sebagaimana tercermin dalam semboyan "TNI KUAT BERSAMA RAKYAT, NEGARA HEBAT."

ا MH ] 

Thursday, March 20, 2025

Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Inovasi dan Masa Depan Pengelolaan Air di Indonesia

 

Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Inovasi dan Masa Depan Pengelolaan Air di Indonesia
Studi kasus C40 di Kota Semarang

Jakarta, AlifMH.info — Tantangan dalam pengelolaan air bersih tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menciptakan inovasi yang berdampak dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater sekaligus Water Collaborator, yang menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat dalam menghadapi krisis air di Indonesia.

Menurut Fatrian, sejumlah negara telah berhasil membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menghasilkan solusi konkret terhadap tantangan air. Ia mencontohkan model Triple Helix di Murcia, Spanyol, yang menyatukan universitas, industri, dan pemerintah untuk menjawab persoalan kelangkaan air melalui pendekatan inovatif.

Di Irlandia, inisiatif WaterMARKE berhasil meningkatkan kualitas air sungai dengan melibatkan petani lokal, program pemerintah, serta pakar pertanian. Belanda juga menjadi contoh unggul dengan Wetsus, sebuah pusat riset yang menggandeng lebih dari 100 perusahaan dan 20 institusi pendidikan tinggi untuk mengembangkan teknologi air terbaru demi menjawab persoalan air global.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam menerapkan pendekatan serupa," ujar Fatrian. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan air terpadu yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di wilayah pedesaan.

Studi kasus C40 di Kota Semarang juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dapat menghasilkan dampak positif dalam upaya mitigasi risiko iklim dan ketahanan air perkotaan. “Pendekatan multipihak seperti ini bukan hanya mempercepat inovasi, tapi juga meningkatkan akuntabilitas dan keberlanjutan program,” tambah Fatrian.

Fatrian menegaskan bahwa kolaborasi bukan sekadar kerja sama, melainkan proses menciptakan nilai bersama untuk menjawab tantangan yang kompleks. "Ketika kita berbicara soal masa depan air, kita tidak bisa bekerja dalam silo. Butuh komitmen kolektif untuk melahirkan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian sumber daya air," tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk menjadikan kolaborasi sebagai budaya kerja dalam merancang solusi air yang inklusif dan berkelanjutan. “Bergandengan tangan adalah cara terbaik kita untuk memastikan masa depan yang lebih aman dan layak bagi generasi mendatang.”

ا MH ] 

Wednesday, March 19, 2025

Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir: Solusi Sementara atau Ancaman Ekologis?

 

Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir: Solusi Sementara atau Ancaman Ekologis?
Poster Teknologi Modifikasi Cuaca by bmkg.go.id

Jakarta, AlifMH.info — Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kian marak digunakan sebagai upaya mitigasi banjir di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Jakarta. Teknologi yang bekerja dengan menyemai zat tertentu, seperti garam (NaCl), ke dalam awan untuk mempercepat hujan di lokasi yang dianggap aman ini dinilai mampu mengurangi curah hujan dan mengalihkan potensi banjir dari kawasan rawan. Namun, sejumlah ahli mempertanyakan efektivitas jangka panjang teknologi ini.

Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, yang merupakan Co-Founder Nusawater sekaligus seorang Water Collaborator, menyampaikan pandangan kritisnya terhadap tren penggunaan TMC yang semakin meningkat. Menurutnya, meskipun data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa TMC mampu menurunkan curah hujan hingga 67 persen di beberapa wilayah, hal ini belum tentu menjawab akar persoalan banjir perkotaan.

“Teknologi ini memang bisa mengurangi curah hujan sementara, tapi selama sistem drainase dan tata kelola air kita tidak dibenahi, banjir akan tetap terjadi,” ujar Fatrian.

Ia mencontohkan pelaksanaan TMC di Jakarta pada awal tahun 2025 yang berhasil menurunkan intensitas hujan sebesar 35 persen dalam 24 jam pertama. Namun, ia mengingatkan bahwa efektivitas TMC sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur kota. Tanpa sistem drainase yang optimal, hujan dalam intensitas sedang sekalipun tetap dapat menyebabkan genangan.

Fatrian juga membandingkan penerapan TMC di beberapa wilayah dan negara lain. Di Kalimantan, teknologi ini sempat digunakan untuk meredam kebakaran hutan dengan meningkatkan curah hujan hingga 40 persen. Namun, tanpa upaya reboisasi dan restorasi hutan yang berkelanjutan, dampaknya bersifat sementara. Sementara di China, modifikasi cuaca digunakan dalam skala besar untuk mendukung sektor pertanian, dan di Uni Emirat Arab, metode “elektrifikasi awan” diklaim mampu menambah curah hujan hingga 30 persen. Ironisnya, di beberapa kota UEA, hujan buatan justru memicu banjir yang tak terduga.

“Setiap wilayah memiliki tantangannya masing-masing. Kita tidak bisa serta-merta meniru pendekatan negara lain tanpa mempertimbangkan kondisi geografis, iklim, dan kapasitas infrastruktur kita sendiri,” jelas Fatrian.

Ia juga menggarisbawahi risiko jangka panjang dari penggunaan TMC secara masif. Di antaranya adalah terganggunya pola hujan alami, potensi kekeringan lokal di wilayah lain, serta dampak ekologis yang masih belum sepenuhnya teridentifikasi oleh sains.

Oleh karena itu, Fatrian mendorong agar TMC tidak dijadikan solusi utama dalam pengendalian banjir. Ia menyarankan agar pemerintah dan pemangku kepentingan lebih fokus pada perbaikan sistem pengelolaan lingkungan dan infrastruktur air secara menyeluruh.

“Normalisasi sungai harus dijalankan secara tuntas, bukan hanya menjadi wacana. Kita juga perlu membangun lebih banyak waduk dan polder seperti di Pluit atau Kampung Melayu. Selain itu, pengelolaan sampah dan sistem drainase harus diperbaiki agar air hujan bisa mengalir dengan baik. Tak kalah penting, pengaturan penggunaan air tanah harus diperketat karena penurunan muka tanah di Jakarta memperparah dampak banjir,” paparnya.

Fatrian menutup pandangannya dengan menegaskan bahwa masalah banjir tidak bisa hanya diselesaikan dengan “mengendalikan hujan”. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana masyarakat dan pemerintah mengelola lingkungan dan tata kota secara berkelanjutan.

“Apakah kita ingin terus mengandalkan hujan buatan, atau mulai memperbaiki kota dan lingkungan kita sendiri? Ini adalah pilihan strategis yang harus kita ambil sekarang,” pungkasnya.

ا MH ] 

Inspiration

Figure

Techno