Marsinah Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional: Simbol Perjuangan Buruh yang Diakui Negara - Alif MH - Info

Monday, November 10, 2025

Marsinah Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional: Simbol Perjuangan Buruh yang Diakui Negara


Jakarta, AlifMH.info  Selasa, 10 November 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hari ini secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa dalam upacara kenegaraan yang digelar di Istana Negara, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Upacara tersebut dihadiri oleh pejabat negara, keluarga penerima gelar, serta perwakilan masyarakat.

Di antara daftar sepuluh tokoh yang diumumkan, nama Marsinah — aktivis buruh asal Nglundo, Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur — menjadi sorotan publik. Marsinah, yang lahir 10 April 1969 dan bekerja sebagai buruh pabrik di PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo, dikenang sebagai simbol perjuangan hak-hak buruh, khususnya tuntutan kenaikan upah dan perlindungan bagi pekerja perempuan. Pengumuman resmi nama-nama pahlawan nasional tahun ini dipublikasikan melalui daftar yang dibacakan pada upacara Hari Pahlawan.

Rekam jejak Marsinah menyita perhatian publik: pada awal Mei 1993 ia memimpin aksi buruh yang menuntut pemenuhan serangkaian tuntutan, termasuk kenaikan upah pokok. Setelah demonstrasi yang berlangsung pada 3–4 Mei 1993, Marsinah dilaporkan diculik pada 5 Mei dan ditemukan tewas pada 9 Mei 1993 dengan luka-luka yang mengundang kecaman luas. Kasus pembunuhannya kemudian menjadi simbol kegelisahan terhadap pelanggaran hak asasi dan ketidakadilan hukum pada masa Orde Baru, serta memicu solidaritas gerakan buruh di dalam dan luar negeri.

Pengumuman gelar Pahlawan Nasional 2025 juga memuat nama-nama lain yang menimbulkan perdebatan publik, termasuk mantan Presiden Soeharto dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Penganugerahan gelar kepada figur-figur berprofil tinggi itu memancing reaksi beragam: ada yang menyambut sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa nasional, sementara kelompok hak asasi, aktivis, dan sejumlah pihak mengungkapkan keprihatinan terkait rekam jejak tertentu dalam sejarah nasional. Laporan internasional mencatat bahwa penetapan nama-nama kontroversial turut memicu protes dan perdebatan di ruang publik.

Keluarga para tokoh yang menerima penghargaan menyampaikan ucapan terima kasih atas pengakuan negara, sementara berbagai elemen masyarakat menafsirkan penganugerahan ini sebagai momentum untuk merefleksikan makna kepahlawanan dalam konteks jasa, pengorbanan, dan keadilan sosial. Para akademisi dan pengamat sejarah menilai penetapan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional memberi ruang bagi perluasan makna kepahlawanan — tidak hanya dalam ranah militer atau politik, tetapi juga perjuangan buruh dan advokasi hak asasi.

Penetapan sepuluh Pahlawan Nasional tahun ini menutup rangkaian peringatan Hari Pahlawan 2025. Penganugerahan gelar tersebut membawa kembali diskusi publik tentang bagaimana bangsa memperingati, merekonstruksi, dan mengakui jasa para tokoh dari berbagai lapisan masyarakat — termasuk mereka yang berjuang untuk hak ekonomi dan sosial yang selama ini kurang mendapat sorotan.

ا MH ]

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda