Menilik Perkembangan Bisnis Teknologi Penerbangan Nasional: Peran Big Data, Tantangan Regulasi, dan Peluang Ekspansi - Alif MH - Info

Friday, November 14, 2025

Menilik Perkembangan Bisnis Teknologi Penerbangan Nasional: Peran Big Data, Tantangan Regulasi, dan Peluang Ekspansi


Jakarta, AlifMH.info  Perkembangan teknologi dan analisis data menjadi salah satu pendorong transformasi signifikan di industri penerbangan nasional. Dalam program Corporate Insight BeritaSatu (tayangan YouTube), Menteri Perhubungan Dudi Purwagandi dan praktisi industri memaparkan urgensi digitalisasi layanan, sementara Direktur Utama PT Airing, Gunta Akhiri, memaparkan model bisnis serta strategi perusahaan dalam memanfaatkan big data untuk keselamatan dan efisiensi operasional penerbangan.

Menurut Menteri Dudi, transformasi digital dan inovasi manajerial perlu dijadikan momentum untuk meningkatkan daya saing dan kepuasan pengguna layanan transportasi udara. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penerapan pencatatan dan pemantauan lalu lintas penerbangan berbasis digital serta optimalisasi kapasitas bandara dan rute — dengan dukungan lintas kementerian untuk memastikan alokasi anggaran dan percepatan transformasi birokrasi.

Di sisi industri, PT Airing memposisikan diri pada dua lini bisnis utama berbasis analisis data penerbangan. Pertama, layanan read-out berkala yang menitikberatkan pada pemeriksaan fungsi sistem perekaman (black box) sesuai persyaratan CASR 91/121/135 — tindakan preventif yang memastikan perangkat perekam merekam data sensor, kecepatan, manuver, sikap pesawat, dan parameter penting lain secara baik. Kedua, layanan flight data monitoring / flight data analysis program (FDM/FDM atau FOQA/FOCA) yang bersifat monitoring operasi harian untuk mendeteksi event atau manuver di luar prosedur yang berpotensi mengurangi keselamatan.

Gunta menjelaskan bahwa layanan rutin read-out masih menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan, namun permintaan untuk layanan monitoring operasi (FDM) menunjukkan pertumbuhan — termasuk dari operator pesawat kecil yang sebelumnya tidak diwajibkan memonitor operasinya. PT Airing mencatat kliennya tersebar di dalam negeri dan luar negeri, dengan jumlah kontrak monitoring untuk beberapa unit pesawat besar dan ekspansi layanan ke negara lain seperti Vietnam.

Dalam strategi pengembangan, PT Airing menekankan kekuatan engineering dan kemampuan membuat solusi kustom. Sejak transformasi perusahaan pada 2010 (berakar dari startup yang ada sejak 2005), perusahaan fokus mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak sendiri sehingga mampu menghadirkan solusi yang sulit ditiru kompetitor. Gunta menyatakan upaya internal kini diarahkan pada adopsi big data, machine learning, dan kecerdasan buatan agar pengolahan data menjadi lebih cepat, akurat, dan memberikan insight yang lebih bernilai bagi klien dalam beberapa tahun mendatang.

Namun, sejumlah tantangan masih menghiasi peta bisnis ini. Pertama, persaingan global — meskipun PT Airing relatif kuat di pasar domestik Asia berkembang, pesaing dari luar negeri memiliki akses teknologi dan pembaruan dokumen manufaktur yang lebih cepat. Kedua, sensitivitas data: data penerbangan merupakan aset sangat sensitif bagi maskapai (profil rute, frekuensi terbang, dan lain-lain), sehingga kepercayaan dan mekanisme perlindungan data menjadi prasyarat utama kerja sama. Ketiga, sifat armada: pesawat tua tanpa quick access recorder (QAR) menyulitkan pengambilan data secara berkala dibanding pesawat baru yang dilengkapi QAR.

Untuk menjawab tantangan tersebut, PT Airing mengintensifkan kerja sama penelitian dengan institusi akademik dan lembaga riset — antara lain disebutkan upaya kolaborasi dengan perguruan tinggi terkemuka dan BRIN. Perusahaan juga mengincar penambahan kapasitas pengolahan data sehingga layanan dapat melayani klien skala lebih luas, termasuk target penetrasi layanan monitoring untuk pesawat kecil melalui kerja sama dengan pihak asuransi. Gunta menyebutkan target penambahan klien small-airline dan kerja sama asuransi sebagai peluang bisnis baru yang menjanjikan.

PT Airing memetakan ekspansi jangka pendek pada peningkatan kapasitas dan penetrasi pasar domestik, serta jangka menengah pada penyempurnaan platform analitik berbasis AI. Di sisi kebijakan, para narasumber menyoroti pentingnya regulasi adaptif—misalnya dorongan kebijakan TKDN dan standar implementasi teknologi baru—agar ekosistem industri dalam negeri dapat tumbuh lebih cepat dan mampu bersaing secara internasional.

Diskusi di Corporate Insight menegaskan bahwa integrasi big data dan digitalisasi operasional bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis bagi keselamatan dan daya saing industri penerbangan. Perusahaan lokal seperti PT Airing menunjukkan potensi melalui kapabilitas engineering dan pendekatan kustom, namun keberlanjutan dan skala usaha akan sangat bergantung pada pembangunan kepercayaan data, dukungan regulasi, serta kemampuan mengadopsi teknologi analitik tingkat lanjut.
ا MH ]

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda