Makassar, AlifMH.info — Makassar Biennale 2025 resmi dibuka pada Senin (17/11/2025) dengan tema REVIVAL. Dalam sambutannya, Direktur Makassar Biennale Dr. Sn. Irfan Palippui menegaskan bahwa REVIVAL bukan sekadar pilihan kata tetapi sebuah sikap dan pertanyaan fundamental tentang peran seni dalam kehidupan warga Makassar.
Irfan Palippui menjelaskan bahwa pameran ini bertujuan merangkum dan mengalirkan pengetahuan dari temuan arkeologi, karya gua purba Leang-leang, hingga tradisi liris seperti La Galigo ke dalam nadi wacana publik. Ia juga mengakui adanya polemik sebelum acara, dan menegaskan bahwa perhelatan kali ini merupakan upaya kolektif untuk “mengambil kembali” semangat dan komunitas seni yang selama ini terpinggirkan.
Direktur menyatakan bahwa tema REVIVAL mengandung kata penting lain: SURVIVAL. “REVIVAL ternyata memerlukan kata ‘SURVIVAL’ di dalamnya,” ujarnya, menegaskan bahwa kebangkitan seni membutuhkan kegigihan, solidaritas, dan kerja gotong royong.
Makassar Biennale 2025 akan berlangsung selama dua minggu, dari 17 hingga 30 November 2025. Rangkaian kegiatan yang dirancang untuk dinikmati dan diperdebatkan publik antara lain:
-
Simposium Internasional bersama Professor Tom Murray (pembicara utama pada pembukaan).
-
Live murals oleh enam seniman muda yang mengambil alih ruang komersial di Nipah Mall.
-
Performance art oleh Asia Ramli Prapanca dan kolega yang akan mengintervensi titik-titik publik terpilih.
-
Forum kurator, artist talk, kelas penulisan, serta workshop arsip.
Irfan juga membuka ruang kejujuran mengenai keterbatasan anggaran. Ia menyampaikan bahwa penyelenggaraan Biennale ini berjalan tanpa pembiayaan signifikan—apa yang terlihat publik adalah hasil gotong royong: dari penjualan merchandise yang dikelola untuk operasional sampai sumbangan kecil untuk biaya transport dan logistik. Semangat kebersamaan inilah yang menurutnya menjadi inti SURVIVAL acara.
Penyelenggara menyampaikan apresiasi kepada mitra formal yang mendukung penyelenggaraan, termasuk Kalla Institute sebagai tuan rumah, Pemerintah Kota Makassar, DKSS, FSD UNM, Makassar Arts Forum, Sky Project Official, Marege Institute, Penerbit Subaltern, Tesla, dan sejumlah sponsor lain. Namun, Direktur menegaskan penghargaan terdalam ditujukan kepada individu-individu dan komunitas yang bergotong royong sehingga Biennale dapat berlangsung.
Makassar Biennale 2025 diposisikan bukan hanya sebagai pameran tetapi sebagai interupsi — sebuah praktik estetika yang berupaya menghadirkan politik kesetaraan dan memberi ruang bagi emansipasi serta subjektivasi semua elemen masyarakat. Penyelenggara mengundang publik untuk mengalami, berdiskusi, dan memperdebatkan gagasan-gagasan yang dihadirkan selama dua minggu penyelenggaraan.
[ ا MH ]