Veolia vs Ecolab: Dua Raksasa Air Dunia dan Pilihan Karier bagi Profesional Indonesia - Alif MH - Info

Monday, November 10, 2025

Veolia vs Ecolab: Dua Raksasa Air Dunia dan Pilihan Karier bagi Profesional Indonesia

 


Jakarta, AlifMH.info  Dua nama besar di industri air dan keberlanjutan—Veolia Environnement dan Ecolab Inc.—kembali menjadi perbincangan seputar peluang karier dan model operasi perusahaan global. Menurut Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP — Co-Founder Nusawater, Penanggung Jawab Divisi Komunikasi Strategis & Digital IdWA 2024–2028, dan Water Collaborator — kedua perusahaan ini mewakili dua pendekatan berbeda dalam menyelesaikan persoalan air dan sumber daya.

Veolia, berkantor pusat di Prancis, digambarkan Fatrian sebagai “macro player” yang berfokus pada infrastruktur skala besar dan solusi terintegrasi untuk kota dan wilayah. Dengan angka yang disebutkan dalam diskusi, Veolia tercatat memiliki pendapatan sekitar USD 48 miliar pada 2024 dan mempekerjakan sekitar 215.000 orang. “Veolia mengajarkan disiplin dan big-picture thinking — bagaimana merancang dan menjalankan sistem besar yang kompleks,” ujar Fatrian.

Sebaliknya, Ecolab, perusahaan asal Amerika Serikat, dipandang sebagai pemain yang mengedepankan ketepatan operasional dan efisiensi di level pelanggan industri. Data yang disampaikan menunjukkan Ecolab memiliki pendapatan sekitar USD 15 miliar dan sekitar 47.000 karyawan. “Ecolab lebih pada micro precision: membantu ribuan perusahaan menghemat air, energi, dan biaya lewat pendekatan operasional yang sangat praktis,” tambah Fatrian.

Perbedaan DNA antara keduanya menawarkan pelajaran penting bagi profesional Indonesia. Veolia memberi pengalaman bekerja pada proyek-proyek infrastruktur besar dan pemahaman sistem, sementara Ecolab menawarkan keterampilan adaptasi dan eksekusi lapangan yang cepat dan terukur. Menurut Fatrian, kombinasi keduanya — kemampuan berpikir sistem besar dan keterampilan teknis operasional — menjadi modal penting untuk karier yang berdampak global.

Fatrian juga menekankan bahwa memilih bekerja pada “macro player” atau “precision expert” tidak selalu tentang gaji atau nama besar, melainkan tentang kecocokan tujuan karier dan gaya kerja. “Bagi profesional muda yang ingin memahami bagaimana kota berfungsi dan ingin terlibat dalam pembangunan sistem skala besar, Veolia bisa jadi pilihan. Namun bagi mereka yang suka tantangan lapangan dan perbaikan proses di tingkat operasional, Ecolab memberikan pengalaman berharga,” ujarnya.

Diskusi ini menjadi relevan di tengah kebutuhan Indonesia untuk memperkuat kapasitas pengelolaan air — baik dari sisi infrastruktur maupun efisiensi operasional. Fatrian mengajak para profesional untuk menilai prioritas karier mereka: apakah ingin menjadi bagian dari pembangunan sistem besar atau menjadi ahli presisi yang mendorong efisiensi sehari-hari. “Keduanya penting. Dengan growth mindset, pengalaman di salah satu atau keduanya bisa menjadi batu loncatan untuk berkontribusi lebih besar pada sektor air di tanah air,” tutup Fatrian.

ا MH ]

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda