Alif MH - Info: Environment
Showing posts with label Environment. Show all posts
Showing posts with label Environment. Show all posts

Monday, January 17, 2022

Diresmikan Presiden, Bendungan Bintang Bano Dukung Kedaulatan Pangan NTB

Diresmikan Presiden, Bendungan Bintang Bano Dukung Kedaulatan Pangan NTB
Acara Peresmian Bendungan Bintang Bano Kabupaten Sumbawa Barat

Sumbawa Barat, AlifMH.info - Bendungan Bintang Bano Kabupaten Sumbawa Barat yang terletak di Desa Bangkat Monte Kecamatan Brang Rea, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Jumat, 14/1/2022.

Setelah satu hari sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono datang mengunjungi Bendungan Bintang Bano untuk memastikan kesiapan peresmian, akhirnya Orang Nomor 1 Republik Indonesia tiba di Desa Bangkat Monte Pukul 09.20 Wita.

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertolak dari Bandara Zainuddin Abdul Madjid menggunakan helikopter bersama Gubernur NTB.

Setibanya di lokasi, Presiden Joko Widodo langsung meninjau badan bendungan dilanjutkan dengan melepas ikan. Presiden didampingi Ibu Negara, Menteri PUPR, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Anggota DPR RI Muhammad Syafruddin, ST dan Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M. melepas sebanyak 350 ekor indukan ikan gabus di areal Bendungan Bintang Bano.

Presiden bersama Menteri dan rombongan lainnya mengelilingi bendungan menggunakan perahu, dan selanjutnya melaksanakan acara peresmian. Setelah melakukan peresmian, acara dilanjutkan dengan penanaman pohon. Acara berlangsung sekitar 40 menit, dan selanjutnya Presiden bersama rombongan kembali ke Mataram.

Dalam sambutan peresmiannya, Presiden menyampaikan bahwa Bendungan Bintang Bano adalah bendungan yang ke-29 yang diresmikan sejak tahun 2015 yang lalu. “Insyaallah di tahun 2024 akan diresmikan sebanyak 57 bendungan diseluruh tanah air. Kenapa pembangunan bendungan terus dipacu? karena ketahanan pangan, kemandirian pangan, kedaulatan pangan, itu hanya akan bisa terjadi jika di seluruh provinsi ini ada air. Air itu akan ada kalau kita memiliki bendungan sebanyak-banyaknya”, ungkap Jokowi seperti dilansir siaran pers Pemkab KSB.

Dalam kesempatan tersebut Presiden juga menegaskan bahwa Bendungan Bintang Bano yang dibangun sejak tahun 2015 tersebut telah menghabiskan biaya sebesar 1,44 triliun, dan Alhamdulillah saat ini sudah selesai dan sudah bisa difungsikan. Bendungan Bintang Bano adalah 1 dari 6 bendungan yang telah dibangun di Provinsi NTB, dua diantaranya yaitu Bendungan Tanju dan Bendungan Mila yang sebelumnya telah diresmikan tahun 2018.

Dengan kapasistas tampung yang sangat besar yaitu 76 juta meter kubik dengan luas genangan 256 hektar yang akan mengairi sawah seluas 6.700 hektar, kita harapkan bendungan ini akan memenuhi kebutuhan ketersediaan air di Sumbawa Barat, membangun ketahanan pangan di Provinsi NTB, memenuhi kebutuhan air baku khususnya di wilayah kering di Provinsi NTB, ungkap Presiden Jokowi.

[ ا R ]

Sambut Bulan K3 Nasional 2022, PT Alif MT dan PGRI Kota Bima Kolaborasi Laksanakan Seminar Nasional K3L

Sambut Bulan K3 Nasional 2022, PT Alif MT dan PGRI Kota Bima Kolaborasi Laksanakan Seminar Nasional K3L
Webinar Nasional K3L oleh PT Alif Muh Teknologi dan PGRI Kota Bima

Kota Bima, AlifMH.info - PT Alif Muh Teknologi bersama PGRI Kota Bima melaksanakan seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L). Pelaksanaan kegiatan diadakan secara online video konferensi menggunakan zoom meeting. Ahad, (16/01/2022) pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WITA.


Menghadirkan keynote speaker Ketua PGRI Kota Bima Suhardin, S.Pd, M.Si dan Ketua Komisi II DPRD Kota Bima Yogi Prima, SE.


Dalam seminar itu dimoderatori oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Bima Dedy Rosadi, M.Pd, M.Sc., Narasumber pertama Mu'amat Fadlil, ST praktisi K3L di industri minyak dan gas (MIGAS) menyampaikan materi tentang "Pengenalan K3L, prospek karir dan implementasi dalam kehidupan masyarakat". Narasumber kedua Muammar, SH., MH. Analis Hukum Muda di Kementrian LHK menyampaikan materi tentang "Proses persetujuan teknis pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)".


Jumlah peserta yang mengikuti seminar hingga akhir sebanyak 42 orang. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari kota dan kabupaten di NTB, juga ada dari daerah Aceh, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.


Mayoritas peserta berprofesi guru dari tingkat Paud/TK, SD, SMP dan SMA. Ada juga peserta yang bekerja di dinas pendidikan, staf kampus, karyawan swasta, tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas, BKAD, FKDM, BPBD, jurnalis, mahasiswa dan wiraswasta.


Para peserta sangat antusias mengikuti seminar hingga akhir dan saat sesi tanya-jawab (diskusi) mereka aktif bertanya; tentang pemantauan budaya K3L, pengelolaan limbah B3 di sekolah, implementasi K3L di sekolah, aturan penyediaan APD di tempat kerja, pemantauan limbah B3 pada tambang ilegal, serta kesiapan PT AMT dalam menyediakan pelatihan K3L.


Selain mendapatkan pengetahuan tentang K3L dan Limbah B3, peserta yang ikut juga mendapatkan softfile materi dan sertifikat seminar elektronik.


Direktur PT Alif MT, Mu'amar Fadlil yang juga menjadi Narasumber menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan K3L kepada masyarakat dan menjelaskan mengenai prospek posisi K3L di perusahaan, sehingga siap menyambut industrialisasi yang terus berkembang khususnya di NTB yang terdapat sumber daya alam pertambangan dan panas bumi.


Diakhir acara PGRI Kota Bima menyampaikan apresiasi kepada PT Alif MT atas kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan seminar nasional tentang K3L merupakan kegiatan pertama di Bima yang membahas isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3) dan juga pengelolaan Limbah B3.


[ Kota Bima, AlifMH.info - PT Alif Muh Teknologi bersama PGRI Kota Bima melaksanakan seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L). Ahad, (16/01/2022) pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WITA.


Menghadirkan keynote speaker Ketua PGRI Kota Bima Suhardin, S.Pd, M.Si dan Ketua Komisi II DPRD Kota Bima Yogi Prima, SE.


Dalam seminar itu dimoderatori oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Bima Dedy Rosadi, M.Pd, M.Sc., Narasumber pertama Mu'amat Fadlil, ST praktisi K3L di industri minyak dan gas (MIGAS) menyampaikan materi tentang "Pengenalan K3L, prospek karir dan implementasi dalam kehidupan masyarakat". Narasumber kedua Muammar, SH., MH. Analis Hukum Muda di Kementrian LHK menyampaikan materi tentang "Proses persetujuan teknis pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)".


Jumlah peserta yang mengikuti seminar hingga akhir sebanyak 42 orang. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari kota dan kabupaten di NTB, juga ada dari daerah Aceh, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.


Mayoritas peserta berprofesi guru dari tingkat Paud/TK, SD, SMP dan SMA. Ada juga peserta yang bekerja di dinas pendidikan, staf kampus, karyawan swasta, tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas, BKAD, FKDM, BPBD, jurnalis, mahasiswa dan wiraswasta.


Para peserta sangat antusias mengikuti seminar hingga akhir dan saat sesi tanya-jawab (diskusi) mereka aktif bertanya; tentang pemantauan budaya K3L, pengelolaan limbah B3 di sekolah, implementasi K3L di sekolah, aturan penyediaan APD di tempat kerja, pemantauan limbah B3 pada tambang ilegal, serta kesiapan PT AMT dalam menyediakan pelatihan K3L.


Selain mendapatkan pengetahuan tentang K3L dan Limbah B3, peserta yang ikut juga mendapatkan softfile materi dan sertifikat seminar elektronik.


Direktur PT Alif MT, Mu'amar Fadlil yang juga menjadi Narasumber menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan K3L kepada masyarakat dan menjelaskan mengenai prospek posisi K3L di perusahaan, sehingga siap menyambut industrialisasi yang terus berkembang khususnya di NTB yang terdapat sumber daya alam pertambangan dan panas bumi.


Diakhir acara PGRI Kota Bima menyampaikan apresiasi kepada PT Alif MT atas kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan seminar nasional tentang K3L merupakan kegiatan pertama di Bima yang membahas isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3) dan juga pengelolaan Limbah B3.


[ ا MH ]

Thursday, January 13, 2022

Presiden Sangat Puas Terkait Penataan Kawasan Bundaran Sunggung Mandalika NTB

Presiden Sangat Puas Terkait Penataan Kawasan Bundaran Sunggung Mandalika NTB
Presiden RI Joko Widodo Meninjau Kawasan Bundaran Sunggung, Mandalika

Lombok Tengah, AlifMH.info - Didampingi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, Presiden RI Joko Widodo mengaku puas dengan hasil kerja penataan penghijauan di Kawasan Bundaran Sunggung, Mandalika.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi yang turut mendampingi kedatangan Presiden Jokowi dalam rangka kunjungan kerjanya di NTB, Kamis, (13/01/2022).

“Pak Presiden puas dengan hasilnya, karena ada perubahan dari kunjungan-kunjungan sebelumnya,” kata Miq Gite sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Miq Gite menjelaskan bahwa Presiden berpesan agar proses pengerjaan dapat dipercepat dan menerapkan konsep penataan kawasan sesuai dengan perencanaan awal, mengingat perhelatan MotoGP sudah semakin dekat.

“Beliau berpesan untuk menyelesaikan penataan kawasan ini maksimal sebelum Maret 2022 sesuai dengan konsep yang telah direncanakan agar penghijauan di area ini menjadi indah, dan tidak gersang,” jelasnya.

Sebagai informasi, Penataan Penghijauan Kawasan Bundaran Sunggung sendiri akan difokuskan untuk penanaman rumput dan pohon di bagian median jalan. Selain itu, beautifikasi juga dilakukan pada bukit di sepanjang jalan Bypass BIL-Mandalika.

Penataan yang dilakukan yaitu mulai dari Bundaran Sunggung Bypass BIL-Mandalika hingga Bundaran Tri Putri di Jalan Nasional Sengkol-Kuta. Hal tersebut bertujuan untuk menonjolkan estetika sepanjang jalan menuju Sirkuit Mandalika.

Setelah melakukan peninjauan di Kawasan Bundaran Sunggung Mandalika, Presiden Jokowi kembali melanjutkan perjalanannya menuju Pantai Gerupuk untuk melihat kesiapan homestay menjelang perhelatan MotoGP pada bulan Maret mendatang.

[ ا R ]

Thursday, January 6, 2022

Pangdam Hasanuddin Hadiri MoU dan Penyerahan Sertifikat Tanah Kepada Rakyat

Pangdam Hasanuddin Hadiri MoU dan Penyerahan Sertifikat Tanah Kepada Rakyat
Penyerahan Sertifikat Tanah Kepada Rakyat

Makassar, AlifMH.info - Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno, S.H., menghadiri MoU penandatanganan dan perjanjian kerjasama serta penyerahan sertifikat tanah dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kanwil Provinsi Sulsel untuk rakyat, bertempat di Ballroom Hotel The Rinra Jl. Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Mariso Kota Makassar, Kamis, (06/01/2022).

Turut hadir Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan A. Djalil, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, S.T., Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Nana Sudjana, A.S., M.M., Ketua DPRD Provinsi Sulsel Andi Ina Kartika Sari, Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Sulsel Bambang Priyono serta para Walikota dan Bupati se-Provinsi Sulsel serta para pejabat Forkopimda Provinsi Sulsel dan Kota Makassar.

Kegiatan penandatanganan MoU dan perjanjian kerja sama Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Sulsel dengan PT. BTN Persero TBK, PT. PLN Persero, BRI dan dilanjutkan penandatanganan dengan para Walikota/Bupati maupun Kepala Pertanahan Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulsel.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan A. Djalil dalam sambutannya mengatakan MoU dan perjanjian kerja sama serta penyerahan sertifikat tanah untuk masyarakat ini merupakan perintah bapak Presiden Joko Widodo.

"Sekaligus melakukan penertiban sertifikat dan menyelesaikan administrasi permasalahan sertifikat tanah di kalangan masyarakat maupun aset pemerintah di seluruh Indonesia," tuturnya.

"Untuk itu, Gubernur dan para Bupati segera melengkapi administrasi aset pemerintah yang belum memiliki sertifikat, agar  permasalahan-permasalahan sengketa tanah, seperti contoh banyak tanah wakaf maupun lahan pemerintah daerah yang di gugat oleh masyarakat/ahli waris karena tanah tersebut memiliki sertifikat, maka dari itu pemerintah berkomitmen untuk menertibkan administrasi seluruh aset pemerintah baik dalam bentuk wakaf maupun aset yang belum memiliki sertifikat sehingga terhindar dari pelaku mafia tanah," jelasnya.

Di tempat yang sama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, S.T., menyampaikan bahwa selaku pemerintah Provinsi Sulsel tidak boleh kalah dengan mafia tanah yang ingin merusak atau mau mengambil keuntungan.

"Seperti halnya, Provinsi Sulsel sedang memperjuangkan tanah lokasi masjid Al-Markaz yang digugat oleh oknum mafia tanah, namun itu menjadi kesyukuran karena kami sudah memenangkannya," kata Gubernur.

"Untuk itu kami meminta kepada Menteri Agraria agar memberikan kemudahan dalam pengurusan sertifikat aset pemerintah demi mengamankan aset negara," tutupnya.

[ ا R ]

Thursday, December 16, 2021

Sambut HUT NTB ke-63, KPH Marowa Inisiasi Kegiatan Penanaman Pohon Serentak Turus Jalan Bima-Sumbawa

Sambut HUT NTB ke-63, KPH Marowa Inisiasi Kegiatan Penanaman Pohon Serentak Turus Jalan Bima-Sumbawa
Kegiatan penanaman pohon serentak sepanjang turus jalan Bima-Sumbawa, di Desa Sanolo, Kec. Bolo, Kab. Bima

Bima, AlifMH.info - Dalam rangka menyambut peringatan HUT NTB ke-63, Balai KPH Madapangga Rompu Waworada (Marowa) laksanakan penanaman pohon serentak sepanjang turus jalan Bima-Sumbawa, di Desa Sanolo, Kec. Bolo, Kab. Bima. Kamis, (16/12/2021).

Pohon yang ditanam sejumlah 310 pohon dengan jenis tanaman yaitu Ketapang Kencana, Beringin dan Mimba.

Turut hadir dalam kegiatan itu diantaranya Kapolsek Bolo yang mewakili Kapolres Bima, Koramil yang mewakili Dandim, Geopark Tambora dan Komunitas Jao Bima.

Kepala KPH Marowa Sirajudin, S.Hut. M.Eng mengungkapkan, "Penanaman pohon pada turus jalan dimaksudkan selain untuk keindahan dan rest area bagi pengguna jalan, juga untuk mengajak masyarakat untuk menjaga hutan dan lingkungan agar terwujud NTB Hijau dan Asri."

Salah seorang peserta Pak Mus yang mewakili Geopark Tambora merasa senang bisa terlibat dalam kegiatan tersebut, mengingat daerah Bima sedang dihadapkan dengan isu lingkungan hilangnya pohon tempat resapan air.

Dikutip dari kumparan.com, Pakar Biologi Tanaman dari Fakultas Biologi UGM, Diah Rachmawati mengatakan bahwa akar pohon sebenarnya menyerap air dari tanah hanya untuk kebutuhannya sendiri dalam melakukan fotosintesis. Tapi ketika tanah atau lingkungan di sekitarnya kering, misalnya karena sedang musim kemarau, akar pohon ternyata bisa mengeluarkan air yang dia kandung supaya lingkungan di sekitarnya tetap lembab sebagai upaya penundaan dehidrasi pada pohon.

Dengan adanya pori-pori pada tanah yang disebabkan karena adanya akar pohon, air hujan akan terserap dan terikat di dalam pori-pori tersebut, tidak sekadar menjadi air limpasan. Itu kenapa, daerah-daerah yang terdapat mata air jenis tanahnya memiliki pori-pori besar.

[ ا MF ]

Friday, December 10, 2021

Dinas PUPR Kota Bima Terus Melakukan Penanganan Sistem Drainase Akibat Sedimentasi

Dinas PUPR Kota Bima Terus Melakukan Penanganan Sistem Drainase Akibat Sedimentasi
Pembuatan Drainase Sementara di Lingkungan Tolomundu

Kota Bima, AlifMH.info - Dinas PUPR Kota Bima masih melaksanakan giat pembersihan pada beberapa wilayah, kali ini Lingkungan Tolomundu. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembuatan drainase sementara, untuk mengurai genangan air yang ada di Lingkungan Tolomundu depan SMPN 2 Bima. Apalagi sejak terjadinya banjir ditahun 2016 sedimentasi telah menggangu sistem drainase. Giat tersebut dikawal dan dikontrol langsung oleh Kabid Cipta Karya. Kamis, (09/12/2021).

Pasca meluapnya banjir dibeberapa wilayah di Kota Bima pada senin 6 Desember 2021, Dinas PUPR Kota Bima bertindak ekstra dengan melakukan pembersihan dibeberapa titik pasca banjir yang menghambat sistem drainase dan gangguan fungsi jalan, dimulai sejak 7 desember 2021.

Oleh Dinas PUPR melalui Kabid Cipta Karya Fahad, ST menjelaskan tindakan tersebut sebagai kegiatan yang dipandang urgen dan perlu segera untuk ditindak lanjuti untuk menopang rutinitas aktifitas masyarakat.

"Ini hal-hal vital yang harus segera diatasi pasca banjir, demi keamanan dan kenyamanan publik", ungkapnya.

Kegiatan yang sama dan akan terus berlanjut meliputi upaya normalisasi sungai Jatiwangi, penanganan jalan alternatif Lingkar Jatibaru, penanganan sedimentasi dan pembersihan jalan akibat rubuhnya tembok SDN 54 Santi.

“Ini upaya Pemkot Bima dalam respon cepat dalam penanganan pasca banjir dan minimalisir potensi luapan banjir”, pungkas Fahad, ST.

[ ا MF ]

Tuesday, December 7, 2021

Camat Raba Tanggap Bencana, Berikut 3 Poin Hasil Tinjauan

Camat Raba Tanggap Bencana, Berikut 3 Poin Hasil Tinjauan
Camat Raba beserta Sekcam dan Lurah Penana'e dan Kendo tinjau titik/lokasi terdampak banjir

Kota Bima, AlifMH.info - Camat Raba H. Ahmad, S. Ag., MM., didampingi Bapak Sekcam Raba Muhammad Siddik, S. Sos., juga Kasi Trantib Bapak Darwis, S. Sos, staf Taufik Tajuddin, S. Sos.,meninjau langsung lokasi terdampak banjir di wilayah Kecamatan Raba, Selasa, (07/12/2021).

Ditemani para Lurah dan RT/RW serta masyarakat Kelurahan Penana'e dan Kelurahan Kendo, Camat Raba beserta rombongan menyusuri titik/lokasi terdampak banjir, terlihat kerusakan pada beberapa sungai dan jembatan yang ada di Kelurahan tersebut, antara lain jembatan Oi Cangga di Kelurahan Penana'e dan jembatan utama di Kelurahan Kendo.

Camat Raba menjelaskan, walau pernah ditinjau oleh Dinas PU Kota Bima namun saya mengharapkan tindak lanjut yang cepat dari Dinas PU Kota Bima salah satunya untuk segera membantu penyediaan alat berat yang akan digunakan untuk pembersihan material banjir yang masih ada, ditakutkan material ini akan menjadi masalah jika terjadi banjir susulan mengingat curah hujan yang tinggi akhir - akhir ini.

"Alat berat wajib secepatnya di hadirkan, takutnya ada kemungkinan lain yang terjadi", harapnya.

Harapan lain warga, yakni Normalisasi sungai, pengembalian fungsi sungai pada bentuk dan ukuran daya tahan terhadap debit air hujan/banjir yang ada.

"Normalisasi sungai itu penting, sehingga mampu menahan debit air", terangnya.

Berikut 3 (tiga) aksi tanggap yang dilakukan Bapak Camat Raba.

1.        Bersama para Lurah mencatat warga terdampak banjir.

2.        Permohonan alat berat untuk pembersihan material kayu dan pepohonan yang berbahaya kepada Dinas PU Kota Bima.

3.        Membuka dapur umum di kantor Kecamatan Raba sebagai tanggap darurat terhadap warga yang ada di wilayah Kecamatan Raba.

 

[ ا R ]

Thursday, December 2, 2021

Warga Matakando Gotong Royong Lakukan Upaya Pencegahan Luapan Air Sawah ke Jalan Lingkungan

Luapan Air Sawah ke Jalan lingkungan Al-Muhajirin Kampotolo, Matakando

Kota Bima, AlifMH.info - Ketua RT 14, RT 03 dan Ketua RW 02 beserta masyarakat Al-Muhajirin Kampotolo Kelurahan Matakando Kecamatan Mpunda melaksanakan kegiatan gotong royong agar luapan air tidak menggenangi jalan dan pemukiman rumah warga. Kamis, (02/12/2021).

Sekitar 20 orang warga dengan semangat membersihkan drainase dilingkungan RT 14 RW 02 Kel. Matakando, kegiatan dilaksanakan dari pukul 07.00 WITA hingga pukul 11.00 WITA.

Masyarakat berharap dengan upaya mereka dapat mencegah luapan air dari sawah menuju jalan yang baru di aspal dapat berhenti, karena seringkali air sawah sampai masuk ke pekarangan rumah warga.

Namun setelah bersusah payah warga mencoba mencegah luapan air dari sawah, tetap saja jalan dilingkungan mereka tergenang air.  

Ketua RT 014 Eka Putra Ramadhoan, S.Pd berharap, “Mudah-mudahan pemerintah bisa segera merealisasika anggaran pembangunan drainase di lingkungan kami, mengingat terdapat jalan yang baru di aspal sampai menuju ke perumahan penato'i, jadi sangat di sayangkan jika aspal tersebut cepat rusak karena tergenang luapan air yang datang dari sawah.”

 [ ا MF ]

Saturday, November 13, 2021

Hijaukan Mandalika untuk Pulihkan Lingkungan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Hijaukan Mandalika untuk Pulihkan Lingkungan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Kegiatan Penghijauan di kawasan Hutan Lindung Gunung Pepe, di Desa Rembitan, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat

NTB, AlifMH.info - Presiden Joko Widodo bersama masyarakat melakukan penanaman pohon di kawasan Hutan Lindung Gunung Pepe, di Desa Rembitan, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (13/11/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk bersama memelihara pohon yang sudah ditanam.

"Saya pesan kepada masyarakat agar yang sudah ditanam ini dipelihara dan dijaga, agar nanti semuanya tumbuh dengan baik, dan memberikan dampak ekonomi kepada seluruh masyarakat yang berada di sekitar kawasan ini," kata Presiden Jokowi usai menanam pohon Kayu Putih.

Presiden Jokowi juga berpesan untuk menjaga lingkungan, agar tidak terjadi longsor dan banjir.

"Saya meminta ini betul-betul dipelihara karena musimnya masih musim hujan, sangat bagus untuk menanam. Pemeliharaan itu kalau dilakukan oleh masyarakat sendiri akan lebih baik lagi hasilnya. Bapak Ibu memelihara pohon-pohon, sanggup?" ujar Presiden Jokowi yang disambut antusiasme masyarakat dengan menyatakan kesanggupannya.

Kawasan HL Gunung Pepe seluas 450 hektar, terkoneksi dengan Persemaian Modern Mandalika. Sementara areal yang menjadi target Rehabilitasi Hutan dan Lahan kali ini yaitu seluas 6 hektar.

Jenis dan jumlah tanaman yang ditanam di kawasan Gunung Pepe adalah kayu putih 1.500 batang, kelengkeng 200 batang, jambu kristal 150 batang, jeruk manis 150 batang, alpukat 500 batang, dan kemiri 250 batang.

Menteri LHK Siti Nurbaya yang turut mendampingi Presiden Jokowi, menjelaskan pohon yang paling banyak ditanam kayu putih karena produk Kayu Putih NTB sudah cukup terkenal dan gross marginnya juga tinggi.

Kawasan Gunung Pepe merupakan satu rumpun dengan lokasi Bukit Prabu yang merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Tanjung Tampa. Kawasan ini merupakan salah satu menara air alami yang menjadi bagian dari lanskap Mandalika dan sekitarnya.

Rehabilitasi di Gunung Pepe merupakan bagian dari upaya pemulihan lahan dengan pendekatan bentang alam (landscape approach). Salah satu tujuannya adalah untuk menguatkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air. Dengan begitu, fungsi menara air untuk wilayah sekitarnya terjaga dengan baik. Kegiatan RHL di Gunung Pepe dilaksanakan secara bersamaan dengan kawasan Bukit Gunung Prabu.

Rehabilitasi di Gunung Pepe juga dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas masyarakat. Pola tanam yang dipilih dengan pelibatan masyarakat secara langsung melalui agroforestry. 

Pola tanam bersama masyarakat (agroforestry) dipilih mengingat kegiatan rehabilitasi hutan akan berhasil pada saat tiga pilar kelestarian dipenuhi yaitu bernilai ekonomi, diterima oleh masyarakat, dan mengikuti kaidah kelestarian lingkungan. Selain itu, patut disadari bahwa kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan bukan sekedar menghitung jumlah pohon yang ditanam, tetapi bagaimana mengelola masyarakat di sekitarnya.

Turut hadir dan mendampingi Presiden yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, serta Forkopimda Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Tengah.

[ ا MF ]

Thursday, November 11, 2021

UNFCCC COP-26, Wagub: NTB Berkomitmen Menuju 'Net Zero Emission'

UNFCCC COP-26, Wagub: NTB Berkomitmen Menuju Net Zero Emission
Wakil Gubernur NTB dan Wakil Dubes RI di Inggris


Mataram, AlifMH.info - Provinsi Nusa Tenggara Barat terpilih  mewakili Indonesia dalam acara UNFCCC atau United Nations Framework on Climate Change Confidence melalui Committee on Parties ke 26 (COP-26), di Glasgow, United Kingdom.

UNFCC sendiri merupakan kegiatan yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam upaya komitmen perubahan iklim yang terjadi di dunia.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menghadiri langsung pertemuan tersebut. Kedatangan beliau disambut hangat oleh Wakil Dubes RI di Inggris, Bapak Khasan Ashari saat datang pertama kali ke Pavilion Indonesia di arena UNFCCC, COP26 - Glasgow - United Kingdom, Kamis, (11/11/2021).

"Kepada Bapak Dubes, kami menyampaikan komitmen NTB menuju Net Zero Emission dalam peranannya mengurangi dampak perubahan iklim global melalui berbagai program unggulan NTB," tutur Umi Rohmi melalui siaran Humas Pemrov.

Dalam pertemuan tersebut, Ummi Rohmi dan Dubes RI di Inggris juga berdiskusi membahas berbagai peluang kerjasama dan investasi dari UK di NTB.

"Bapak Khasan Ashari mengapresiasi semangat Pemerintah Provinsi NTB dan berkomitmen untuk membantu memfasilitasi investasi dari UK di NTB dengan berbagai pihak terkait," sambung wagub perempuan NTB pertama tersebut.

Net Zero Emission (NZE) sendiri merupaka harapan masa depan (expected future milestone) dimana emisi karbon sepenuhnya diserap oleh bumi melalui berbagai kegiatan manusia dan bantuan teknologi, sehingga tidak menimbulkan pemanasan global.

UNFCCC bersidang setiap tahun melalui Committee on Parties (COP), dan tahun ini COP ke 26 diselenggarakan di Glasgow, Inggris Raya.

[ ا R ]

Tuesday, November 9, 2021

Cegah Banjir, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Gotong-royong Bersama Warga Perbatasan Bangun Bronjong Drainase Air

Cegah Banjir, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Gotong-royong Bersama Warga Perbatasan Bangun Bronjong Drainase Air
Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Laksanakan Gotong-royong Bersama Warga Perbatasan Bangun Bronjong Drainase Air


Sambas, AlifMH.info - Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns bersama masyarakat gotong royong membangun bronjong drainase guna mencegah banjir yang sering terjadi di Dusun Sungai Tengah,  Desa Sebubus,  Kec. Paloh,  Kab.  Sambas.

Adapun 4 personel pos Sungai Tengah dipimpin Danpos Sertu Chandra melakukan kegiatan  manunggal dengan rakyat untuk mengatasi kesulitan rakyat, salah satunya yaitu membantu pengecoran batu Bronjong drainase guna mencegah terjadinya banjir di Dusun Sungai Tengah, Desa Sebubus, Kec. Paloh (Senin, 08/11/21)

Hal ini dikatakan Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns, Letkol Inf Hendro Wicaksono, S.I.P dalam keterangan tertulisnya di Makotis Entikong, Kab. Sanggau pada Selasa (09/11/2021).

Dansatgas mengatakan, pembangunan bronjong ini berawal seringnya masyarakat laporan ke Pos Pamtas Sungai Tengah, bahwa lokasi tersebut sering terjadi banjir jika curah hujan sangat tinggi, untuk mengatasinya Satgas Pamtas membantu mengkoordinasikan ke Pemdes untuk mengalokasikan dana desa untuk pengecoran batu bronjong drainase atau tempat mengalirkan air.

Dansatgas menambahkan,  melalui kepala Dusun Sungai Tengah yang dibantu dari dana Pemdes,  Pos Pamtas bersama masyarakat langsung melaksanakan gotong-royong agar pembangunan dapat cepat diselesaikan. Dalam kegiatan ini Satgas Pamtas juga mempunyai tujuan melestarikan budaya gotong royong sesama warga agar terjalin keakraban, hubungan silaturahmi dan emosional sehingga mewujudkan rasa persaudaraan tanpa membedakan suku ras dan agama.

Terpisah Danpos Sungai Tengah Sertu Chandra Prasasti menambahkan Kegiatan pembuatan bronjong drainase ini hasil sinergi dengan Pemdes yang di bantu masyarakat dan kegiatan ini merupakan wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat mengatasi kesulitan masyarakat perbatasan serta mengantisipasi terjadinya bencana alam banjir.

Musnin selaku Kepala Dusun Sungai Tengah mengapresiasi dukungan personel Satgas Pamtas yang selalu hadir membantu permasalahan warga.

“Bapak-bapak TNI dari Satgas Pamtas selalu memberikan rasa aman dan terus membantu kami warga di perbatasan ini dalam kesulitan apapun yang dihadapi,” katanya.

[ ا MF ]

Sunday, October 17, 2021

Peduli Pendidikan, TNI Bersihkan Pekarangan dan Bagikan Perlengkapan Sekolah di Papua

Satgas Pamtas Yonif 131/Brs Bagikan Perlengkapan Sekolah di Papua


Keerom, AlifMH.info - Melalui program "Braja Cerdas" Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 131/Brs Pos Skamto menggelar kegiatan karya bhakti membersihkan pekarangan sekolah dan membagikan seragam serta perlengkapan sekolah kepada pelajar SD Negeri Yowong Distrik Arso Barat Kab. Keerom, Papua. (16/10/2021)

Danpos Skamto Lettu Inf Hery Wahyu Saputra dalam rilis tertulisnya minggu (17/10/2021)  menyampaikan tidak hanya sebagai wujud kemanunggalan TNI dan Rakyat, kegiatan tersebut merupakan langkah nyata kepedulian TNI di bidang pendidikan khususnya bagi para pelajar di wilayah perbatasan.

"Berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu berusaha untuk dapat membantu meringankan kesulitan mereka, merupakan komitmen kami Satgas Pamtas Yonif 131/Brs", ujar Danpos.

Satgas Pamtas Yonif 131/Brs Bersihkan Pekarangan Sekolah Bersama Para Siswa


Lebih Lanjut dijelaskan Danpos, disamping membersihkan dan  membagikan seragam serta perlengkapan sekolah, kegiatan ini sekaligus menjadi wahana dalam memelihara serta meningkatkan tali silaturahmi antara prajurit TNI dengan para tenaga pendidik dan pelajar di wilayah perbatasan.

Kepala Sekolah SD Negri Yowong  ibu Marsilah S.Pd, mengucapkan terima kasih kepada Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 131/Brs Pos Skamto atas kepeduliannya kepada siswa sekolahnya. “Semoga  dengan bersihnya sekolah dan bantuan seragam serta perlengkapan sekolah ini membuat anak-anak semakin semangat dalam belajar dan menimba ilmu", harapnya.

[ ا MF ]

Wednesday, September 15, 2021

Briket, Solusi "Gunungan" Sampah di TPA Mrican Ponorogo

Briket, Solusi "Gunungan" Sampah di TPA Mrican
Briket dari Sampah di TPA Mrican Ponorogo


Ponorogo, AlifMH.info - Permasalahan "gunungan" sampah di TPA Mrican Ponorogo akhirnya ditemukan solusinya. Solusi efektif dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, dengan mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, briket.

"Sampah menggunung yang hanya menjadi masalah, sekarang ada solusinya. Ke depan Gunung sampah menjadi tidak ada. Sehingga Ponorogo akan zero waste," tutur Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo, ketika bersama Wakil Bupati meninjau uji coba Alat Tepat Guna pembuat briket.

 

Kang Giri menjelaskan dalam pengolahan sampah di TPA Mrican, sampah plastik dan organik bisa dijadikan bijih plastik dan pupuk organik. Namun masih ada sekitar 37 persen hasil pilahan yang tidak bisa dimanfaatkan. 37 persen pilahan sampah ini yang akan diolah menjadi briket.

 

TPA Mrican saat ini memiliki 4 Alat pengolah sampah menjadi briket. Dengan 4 alat tersebut, TPA Mrican diprediksi dalam 1 hari mampu mengolah 40 ton sampah menjadi briket.

 

"Itu ada mesin pemilah, plastik dipilah plastik. Organik seperti sayur menjadi granul (red.pupuk organik), dan yang tidak bisa diolah menjadi briket," ungkapnya.

 

Tidak hanya mengatasi permasalahan sampah, briket bisa dimanfaatkan menjadi alternatif bahan bakar industri dan menjadi sumber pendapatan daerah melalui PAD.

 

"Akeh seng pesen, pabrik plastik, pabrik kertas, pabrik krupuk. Ke depan kita tawarkan ke PLN sebagai pendamping batu bara," pungkasnya.

 

ا MF ]

Sunday, May 23, 2021

Kolaborasi dengan FTB-UTS, Dusun Prajak Berpotensi Besar Menjadi Sentra Pengolahan Mangrove Pertama di Sumbawa

Kolaborasi dengan FTB-UTS, Dusun Prajak Berpotensi Besar Menjadi Sentra Pengolahan Mangrove Pertama di Sumbawa
Kegiatan pelatihan pembuatan pewarna alami berbahan mangrove oleh Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) bersama 'Asia Coatings Enterprises' (ACE) kepada masyarakat Dusun Prajak

Sumbawa, AlifMH.info - Kabupaten Sumbawa khususnya di desa sekitar daerah teluk saleh memiliki potensi mangrove yang cukup besar. Tercatat sekitar 10.660 Ha dengan jenis yang beragam (Sumber: Data DLH Sumbawa). Akantetapi potensi ini belum dibarengi dengan usaha pengelolaannya, karena masyarakat belum melihat mangrove sebagai komoditas yang bernilai.


Tren kerusakan lahan mangrovepun sekarang diperparah oleh bukaan lahan tambak lokal dan pemukiman oleh masyarakat desa. Kondisi ini berdampak besar terhadap kualitas lingkungan laut yang sangat berpangaruh besar terhadap kelangsungan ekosistem laut lainnya.


Salah satu dusun yang memiliki potensi pengembangan mangrove adalah Dusun Prajak. Dusun ini terletak di wilayah Teluk Saleh yang langsung berbatasan dengan zona biosfer Moyo-Tambora. Prajak salah satu dusun strategis di teluk saleh yang sangat berpengaruh besar dalam kelestarian SDA laut seperti karang dan hewan ikonik sumbawa lainnya seperti Hiu Paus.


Dengan pendekan edukasi intensif, Dusun yang terkenal dengan aktivitas 'destructive fishing' -nya ini perlahan bisa diajak untuk meninggalkan kegiatan lama mereka dengan kegiatan pengelolaan pesisir berkelanjutan.program yang bisa diberikan kepada masyarakat prajak adalah program edukasi kepada masyarakat akan pentingngya pengolahan mangrove sebagai sumber ekonmi kreatif bagi masyarakat pesisir.


Atas dasar ini Fakultas Teknobiologi (FTB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) bersama sponsor utama dari 'Asia Coatings Enterprises' (ACE) terdorong untuk melakukan pelatihan pembuatan pewarna alami berbahan mangrove. Tujuan utama dari kegiatan ini yaitu: 1). Memberikan skill pembuatan pewarna tenun alami berbahan mangrove kepada masyarakat dusun prajak; 2). Bersama pemerintah desa/ dusun dan POKDARWIS menginisiasi kegiatan produksi pewarna mangrove secara berkelanjutan; 3). Memberikan pendidikan kepada anak, pemuda dan masyarakat Dusun Prajak akan pentingnya memanfaatkan Mangrove sebagai ekonomi kreatif; 4). Membantu pemasaran dan penyerapan produk desa berupa pewarna tenun alami berbahan mangrove untuk kebutuhan desa lain yang menjadi sentra tenun di Sumbawa ataupun NTB.

 

Dekan Fakultas Teknobiologi UTS (FTB), Izzul Islam, M.Sc. Eng dalam sambutannya mengatakan bahwa Fakultas teknobiologi berkomitmen agar program-program pelatihan seperti ini akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. FTB siap menjadi mitra stategis desa dalam pengembangan wilayah pesisir berkelanjutan. "Ilmu-Ilmu di kampus akan lebih barokah bila bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat", ungkap Izzul Islam. 


Kepala Dusun Prajak, Ibrahim mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada Universitas Teknologi Sumbawa dalam hal ini Fakultas Teknobiologi bersama dengan 'Asia Coating Enterprises'. Dusun Prajak menyambut baik program ini karena merupakan program yang unik dan baru. Beliau berharap semoga BUMDES bisa mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan produk lokal dan bisa mnejadi sentra olahan mangrove agar masyarakat bisa ditingkatkan ekonominya serta diajak untuk turut serta menjaga lingkungan.


ا MF ]

Tuesday, April 6, 2021

Bima ku Sayang, Bima ku Malang: Bencana Ekologis di Kabupaten Bima Akibat Perusakan Hutan dan Lahan

Oleh: “Dae” Muamar, SH.,MH (Putra Donggo Bima, pemerhati hukum lingkungan)


A nation that destroys its soils destroys itself. Forests are the lungs of our land, purifying the air and giving fresh strength to our people

(Suatu bangsa yang menghancurkan tanahnya sama dengan menghancurkan dirinya sendiri. Hutan adalah paru–paru dari tanah kita. Memurnikan udara dan member kekuatan baru kepada orang – orang kita).


Latar Belakang

Adagium di atas tepat menggambarkan fenomena bencana banjir yang terjadi saat ini di Kabupaten Bima, dampak akibat banjir sekitar 23.362 jiwa terdampak, ribuan rumah terendam, hal ini akibat perusakan hutan dan lahan untuk penanaman jagung yang menimbulkan dampak kerusakan luar biasa. Bencana banjir saban tahun terus terjadi, namun masyarakat, Pemerintah Daerah dan dunia usaha belum sungguh-sungguh menanggulangi dan merehabilitasi hutan dan lahan. Padahal konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan demikian seluruh pihak berkewajiban untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup untuk generasi mendatang. 


Berdasarkan data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKLHD) Provinsi NTB Tahun 2017 menunjukan terdapat lahan kritis di Kabupaten Bima yaitu 161.120,5 Ha. Hal ini menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Bima terjadi setiap tahun dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Lebih lanjut kawasan hutan seluas 8.000 hektar dari total 17.000 hektar di perbukitan di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, rusak berat. Hal ini dipicu oleh pembalakan dan aktivitas masyarakat yang merusak hutan untuk ditanami jagung (kompas:2019).


Pembahasan 

Menindaklanjuti data tersebut di atas, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan masyarakat perlu hadir untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan, hal ini bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Selain itu rehabilitasi lahan adalah mencegah menurunnya degradasi hutan dan lahan serta memulihkan lahan-lahan rusak/kritis agar dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air.


Walaupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengalihkan kewenangan pengelolaan kawasan hutan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Provinsi, namun tidak dapat menjadi alasan Pemerintah Daerah abai terhadap fenomena sosial dimana masyarakat melakukan kegiatan yang merubah fungsi kawasan hutan secara massif. Dari aspek hukum juga terdapat Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis.


Latar Belakang

Adagium di atas tepat menggambarkan fenomena bencana banjir yang terjadi saat ini di Kabupaten Bima, dampak akibat banjir sekitar 23.362 jiwa terdampak, ribuan rumah terendam, hal ini akibat perusakan hutan dan lahan untuk penanaman jagung yang menimbulkan dampak kerusakan luar biasa. Bencana banjir saban tahun terus terjadi, namun masyarakat, Pemerintah Daerah dan dunia usaha belum sungguh-sungguh menanggulangi dan merehabilitasi hutan dan lahan. Padahal konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan demikian seluruh pihak berkewajiban untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup untuk generasi mendatang. 


Berdasarkan data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKLHD) Provinsi NTB Tahun 2017 menunjukan terdapat lahan kritis di Kabupaten Bima yaitu 161.120,5 Ha. Hal ini menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Bima terjadi setiap tahun dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Lebih lanjut kawasan hutan seluas 8.000 hektar dari total 17.000 hektar di perbukitan di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, rusak berat. Hal ini dipicu oleh pembalakan dan aktivitas masyarakat yang merusak hutan untuk ditanami jagung (kompas:2019).


Pembahasan 

Menindaklanjuti data tersebut di atas, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan masyarakat perlu hadir untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan, hal ini bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Selain itu rehabilitasi lahan adalah mencegah menurunnya degradasi hutan dan lahan serta memulihkan lahan-lahan rusak/kritis agar dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air.


Walaupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengalihkan kewenangan pengelolaan kawasan hutan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Provinsi, namun tidak dapat menjadi alasan Pemerintah Daerah abai terhadap fenomena sosial dimana masyarakat melakukan kegiatan yang merubah fungsi kawasan hutan secara massif. Dari aspek hukum juga terdapat Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis.


Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan rehabilitasi hutan dan lahan dalam rangka mencegah bencana banjir antara lain:

1. Tata kelola lingkungan hidup (hutan) yang berkelanjutan.

Secara global prinsip tata kelola hutan sudah mencapai tingkat konsesus bersama oleh masyarakat internasional. Ketentuan ini terdapat di dalam lampiran annex III dari konferensi Rio tentang asas atau prinsip-prinsip yang dilahirkan dalam konsensus global mengenai pengelolaan, konservasi dan pembangunan berkelanjutan terhadap semua jenis hutan. Berdasarkan konsensus global terkait pengelolaan kehutanan ini maka Indonesia mencoba untuk mengadopsi beberapa prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang diterjemahkan dalam sebuah kebijakan peraturan perundang-undangan tentang kehutanan (Bambang Prabowo:2012, 65).

Hutan sebagai sumber penyedia keanekaragaman hayati tertinggi tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa hasil hutan kayu, tetapi juga berfungsi dan mempunyai peranan penting dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Hutan memiliki lebih dari 5.000 produk, mulai dari minyak olah dari daun, tanaman obat-obatan herbal, bahan bakar, pangan, furnitur, mencegah erosi tanah, membantu mengatur iklim,menyediakan air bersih, serta terpenting adalah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia di seluruh muka dunia (Giorgio Budi Indrarto:2013,16)


Pada tataran Kabupaten Bima perlu dipikirkan untuk melakukan moratorium (penghentian) kegiatan yang akan menambah perambahan kawasan hutan. Hal ini berfungsi untuk melakukan rehabilitasi kawasan hutan yang rusak akibat kegiatan perambahan dan perkebunan jagung agar dapat pulih sebagaimana mestinya.


2. Melakukan rehabilitasi lahan kritis di Kabupaten Bima.

Rehabilitasi lahan merupakan suatu kegiatan untuk memulihkan kembali kondisi lahan dengan perlakuan-perlakuan konservasi. Salah satunya adalah dengan melakukan penanaman tanaman tahunan pada lahan yang telah kritis. Hal ini dimandatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Tahun 2007, tentang Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), bahwa rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Tujuannya ialah mempercepat upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan. Dengan demikian bahwa menjadi tanggungjawab bersama dalam memulihkan dan menjaga lahan agar tetap optimal dalam upaya menyangga kehidupan masyarakat. 


Upaya rehabilitasi lahan kritis yang akan dilakukan dengan melibatkan para pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat, pemerhati lingkungan, pemerintah pusat, dan stakeholder terkait yang mendambakan keseimbangan lingkungan dan alam ini. Namun, hal mendasar yang menjadi kunci sukses rehabilitasi lahan adalah partisipasi masyarakat itu sendiri sebagai subjek dari segala bentuk kegiatan yang dilakukan. partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi lahan kritis merupakan keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat dalam segala kegiatan/program yang dicanangkan dimulai dari perencanaan program, realisasi, pemantauan dan pendampingan hingga evaluasi program. Olehnya keberhasilan rehabilitasi lahan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat yang terlibat langsung pada pengelolaan lahan-lahan yang telah kritis. 


3. Optimalisasi perhutanan sosial bagi masyarakat.

Jumlah penduduk miskin di sekitar hutan sejauh ini bisa dibilang kurang terdata dengan baik. Kementerian Kehutanan sudah bekerjasama dengan BPS untuk menghitung desa-desa di dalam dan di sekitar kawasan hutan berdasarkan data PODES SE Tahun 2006 dan PODES Tahun 2008. Namun demikian, berdasarkan hasil analisa tersebut jumlah penduduk miskin di dalam kawasan hutan negara sebesar 5,5 juta jiwa (PODES SE Tahun 2006) berbeda dengan hasil analisa lain. Brown (2004) misalnya, memperkirakan jumlah penduduk perdesaan yang “tinggal di lahan hutan negara” sekitar 48,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 9,8 juta jiwa adalah miskin. Sunderlin (2000), mengungkapkan ada sekitar 20 juta jiwa yang tinggal di desa-desa sekitar hutan. Dari jumlah tersebut, sekitar 6 juta jiwa menggantungkan sebagian besar penghidupannya pada hutan. Kertas kerja CESS (Center for Enonomic and Social Studies) (2005), yang dibuat berdasarkan analisa data BPS (PODES dan SUSENAS) dan BKKBN menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di desa-desa di dalam dan di sekitar hutan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di desa-desa di luar hutan. Dari analisa dan perkiraan tersebut diperkirakan 50% penduduk miskin dari 32 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia (BPS) berada di dalam dan di sekitar hutan. Perkiraan ini mendekati data yang disampaikan oleh Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang memperkirakan dari seluruh desa tertinggal di Indonesia sekitar 58% berada di sekitar hutan (Gutomo Bayu Aji:2011,2) 


Salah satu program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan, Pemerintah membuat program Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat oleh masyarakat sekitar hutan atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk tujuan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya demi mewujudkan Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan. 


Lebih lanjut Program Perhutanan Sosial merupakan perwujudan dari Nawacita, yakni: Pertama, Negara hadir melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Indonesia, Kedua, Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, Ketiga, Mewujudkan kemandirian ekonomi dan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.


Kabupaten Bima sebagai salah satu daerah yang masih tinggi masyarakat miskin yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan dapat mengoptimalkan perhutanan sosial untuk pengentasan kemiskinan sekaligus merehabilitasi hutan dan lahan. Peran pemerintah daerah adalah melakukan sosialisasi, mendukung kelompok masyarakat yang mengajukan permohonan perhutanan sosial, melakukan pendampingan baik teknis maupun strategis.


4. Penguatan database lahan kritis di Kabupaten Bima.

Salah satu kunci dari perbaikan lahan kritis yang mengancam kelangsungan kelestarian lingkungan hidup adalah tersedianya database yang dapat diakses setiap saat oleh siapapun terutama pemangku kebijakan. Apalagi di era teknologi informasi yang cepat maka mutlak diperlukan adanya suatu database. Database lahan kritis di Kabupaten Bima dapat dibuat dalam beberapa kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. apabila langkah-langkah tersebut dilakukan secara serius maka bencana ekologis yang terjadi setiap tahun bisa diminimalisir, jika tidak maka tidak mengherankan alam selalu mempunyai bahasa untuk memperingatkan manusia dengan caranya sendiri, sebagaimana yang kita lihat saat ini.

Monday, March 22, 2021

Peringati Hari Air se-Dunia, Pemkab Madiun Tanam Akar Wangi Dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana

Peringati Hari Air se-Dunia, Pemkab Madiun Tanam Akar Wangi Dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana
Pemkab Madiun Tanam Akar Wangi Dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana

Kab. Madiun, AlifMH.info - Dalam rangka pencegahan & mitigasi bencana serta memperingati Hari Air se-Dunia XXIX tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) menggelar acara penanaman akar wangi/vetiver di Desa Cermo Kecamatan Kare, Senin (22/03/2021).

 

“Dengan digelarnya penanaman akar wangi/vetiver ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang sama tentang program penanggulangan bencana, bahwa kunci utama dalam mengurangi resiko bencana adalah aspek pencegahan dan mitigasi bencana, yang artinya kita semua harus mampu tanggap dan lebih sensitif terhadap kerawanan bencana,” ungkap Kepala pelaksana Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) Zahrowi saat memberikan laporan.

 

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami dan Wakil Bupati Madiun H. Hari Wuryanto bersama forkopimda Kabupaten Madiun hadir pada penanaman akar wangi serentak di desa cermo ini. Ada 10.000 Polybag akar wangi yang nantinya dan juga akan terus menerus ditanaman di beberapa titik rawan longsor khususnya pada lahan-lahan kritis potensi ancaman bencana tanah longsor dan banjir/banjir bandang seperti kecamatan Kare, Dagangan, Wungu, Gemarang, Saradan, Pilangkenceng dan Balerejo.

 

Kegiatan ini juga bersinergitas dengan BUMN dalam hal ini dari Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo.

 

“Akar wangi yang terkenal dengan vetiver itu mempunyai ciri khas akarnya dapat tumbuh kedalam sampai 5 meter lebih, inilah yang akan menjadi penyangga, menjadi pilar untuk menghindari terjadinya tanah longsor dan ketika ini ditanam di wilayah yang miring artinya juga akan menghambat turunnya air ke bawah sehingga air akan meresap kedalam tanah secara maksimal dan disinilah awal kita menanam tanamanan itu dan juga sebagai bagian dari pembudidayaan vetiver tersebut,” jelas Bupati Madiun setelah melakukan penamanan serentak kepada media.

 

Dalam rangka hari sedunia Bupati mengungkapkan, “Kita itu diberi oleh Tuhan sesuatu alam yang melimpah termasuk air didalamnya dan ini adalah kewajiban kita untuk menjaga. Kualitas air itu tergantung manusianya nanti bagaimana mengelola di lingkungan air tersebut misalkan pengelolaan sampah dan sebagainya,” tegasnya.

 

ا MF ]

Inspiration

Figure

Techno