Alif MH - Info: Environment
Showing posts with label Environment. Show all posts
Showing posts with label Environment. Show all posts

Tuesday, April 22, 2025

Jejak Energi dan Air di Balik Setiap Prompt AI: Refleksi Penting untuk Masa Depan Digital Berkelanjutan

 

Jejak Energi dan Air di Balik Setiap Prompt AI: Refleksi Penting untuk Masa Depan Digital Berkelanjutan
Source: www.thetimes.com

Jakarta, AlifMH.info — Di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dan DeepSeek, sebuah fakta menarik diungkapkan oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater sekaligus Water Collaborator. Menurut Fatrian, setiap interaksi pengguna dengan AI ternyata menimbulkan jejak energi dan konsumsi air bersih yang signifikan, sebuah isu yang jarang menjadi perhatian publik.

Fatrian menjelaskan bahwa setiap kali seseorang mengetikkan permintaan, bahkan sesopan "please" atau "thank you", sistem AI di balik layar tidak hanya memproses kata-kata tersebut secara digital, tetapi juga “berkeringat” secara harfiah melalui konsumsi energi dan air. Pernyataan ini diperkuat oleh pengakuan CEO OpenAI, Sam Altman, yang menyebutkan bahwa permintaan sopan dari pengguna meningkatkan biaya listrik hingga puluhan juta dolar AS, namun dianggap sebagai investasi untuk masa depan percakapan alami AI.

Lebih rinci, Fatrian memaparkan bahwa untuk setiap 100 kata yang diproses, dibutuhkan sekitar 0,36 kWh listrik dan 0,5 liter air bersih untuk keperluan pendinginan pusat data. Dengan 122,5 juta pengguna aktif ChatGPT setiap hari dan lebih dari satu miliar prompt dikirimkan, konsumsi air global untuk mendukung aktivitas ini bisa mencapai 0,5 miliar liter per hari — cukup untuk memenuhi kebutuhan lima juta orang.

Fenomena ini menjadi semakin relevan di Indonesia, mengingat nilai pasar AI nasional diproyeksikan mencapai US$ 2,97 miliar pada tahun 2025. Seiring itu, kapasitas pusat data dalam negeri juga meningkat dari 145 MW menjadi 210 MW pada 2024, membawa tantangan baru terhadap keberlanjutan sumber daya alam.

"Teknologi AI bukan tanpa jejak. Setiap klik, setiap prompt, membawa dampak terhadap konsumsi energi dan air. Kita semua menjadi bagian dari sistem ini, dan kita memiliki tanggung jawab moral terhadap keberlanjutan digital dan kelestarian air," ujar Fatrian.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan teknologi AI secara bijak dan produktif, menjadikan kecerdasan buatan sebagai alat bantu yang mempercepat produktivitas, bukan sekadar konsumsi berlebihan tanpa nilai tambah.

"Bijaklah dalam menggunakan AI. Mari sadar, mari tumbuh bersama dalam ekosistem digital yang lebih bertanggung jawab," tutup Fatrian.

ا MH ] 

Hari Bumi 2025: Refleksi Air dan Lingkungan Menuju Indonesia Emas 2045

 

Hari Bumi 2025: Refleksi Air dan Lingkungan Menuju Indonesia Emas 2045
Indonesia Darurat Sampah Plastik by indonesiabaik.id

Jakarta, AlifMH.info — Peringatan Hari Bumi Sedunia pada 22 April 2025 menjadi momentum refleksi bagi seluruh lapisan masyarakat dalam meninjau kembali kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, terutama dalam pengelolaan sumber daya air. Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP — Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator — menyampaikan pandangannya tentang urgensi perubahan paradigma dalam melihat air, tidak sekadar sebagai sumber daya, melainkan sebagai hak dasar setiap manusia.

Fatrian mengungkapkan bahwa saat pertama kali terlibat dalam proyek air bersih, ia menyangka tantangannya hanya berkutat pada persoalan infrastruktur. Namun dalam perjalanannya, ia menyadari bahwa permasalahan air jauh lebih kompleks, menyangkut dimensi sosial, ekologis, hingga kepemimpinan. “Air bukan sekadar soal pipa dan pompa. Ini tentang bagaimana kita memperlakukan bumi dan warisan apa yang kita tinggalkan bagi generasi berikutnya,” ujarnya.

Kondisi di berbagai wilayah Indonesia mencerminkan urgensi tersebut. Di Jakarta, sekitar 80% pasokan air bersih bergantung pada Waduk Jatiluhur, namun 45% air tanah di wilayah ini telah tercemar berat, sebagian besar oleh bakteri E. coli dan limbah domestik. Sementara di Bandung, Sungai Cikapundung harus menanggung beban 13 ton sampah setiap harinya. Kedua contoh ini menjadi potret nyata tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan air di masa depan.

Secara global, tema Hari Bumi 2025 adalah “Planet vs. Plastics”, yang mengajak seluruh dunia untuk mengurangi konsumsi plastik dan melindungi ekosistem, terutama sumber-sumber air. Fatrian menilai, isu ini sangat relevan di Indonesia, yang saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah plastik dan limbah rumah tangga yang mencemari sungai dan sumber air lainnya.

Dari momentum Hari Bumi ini, Fatrian merumuskan tiga pelajaran penting yang perlu menjadi perhatian para pemimpin dan masyarakat. Pertama, bahwa air bukan hanya sumber daya, tetapi hak dasar manusia yang menentukan kualitas hidup, terutama bagi generasi mendatang. Kedua, bahwa kebijakan besar selalu dimulai dari kesadaran kecil — seperti memilih air isi ulang, memilah sampah, dan mengedukasi lingkungan sekitar. Ketiga, bahwa cita-cita Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa adanya revolusi kesadaran lingkungan dari seluruh komponen bangsa. Menurutnya, keberlanjutan (sustainability) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan yang mendesak untuk masa depan yang lebih baik.

Menutup pesannya, Fatrian mengajak semua pihak untuk bertanya pada diri sendiri tentang kontribusi kecil yang bisa diberikan hari ini demi masa depan bumi dan air yang lebih lestari. Ia juga mendorong masyarakat untuk saling menginspirasi dalam menyuarakan gerakan keberlanjutan, dimulai dari langkah sederhana dan kesadaran yang tumbuh dari diri sendiri.

Hari Bumi tidak boleh hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi harus menjadi pengingat bahwa menjaga lingkungan, terutama air, adalah tanggung jawab bersama. Dari sungai-sungai kota hingga kebijakan nasional, semuanya menentukan apakah kita benar-benar siap menuju Indonesia yang tangguh dan berkelanjutan di tahun 2045.

ا MH ] 

Sunday, April 13, 2025

Mengukur Risiko Air di Era Baru: Pelajaran dari WWF Water Risk Filter

Mengukur Risiko Air di Era Baru: Pelajaran dari WWF Water Risk Filter
Poster Water Risk Filter  (WWF) 5.0

Jakarta, AlifMH.info — Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator, mengungkapkan pentingnya pemahaman mendalam tentang risiko air yang dihadapi di seluruh wilayah Indonesia. Dalam sebuah eksplorasi menggunakan WWF Water Risk Filter, sebuah alat berbasis data yang sudah digunakan oleh lebih dari 3.000 organisasi dan memetakan lebih dari 200.000 lokasi global, Fatrian menemukan bahwa pulau tempatnya tinggal (pulau jawa) masuk kategori risiko tinggi—zona merah. Temuan ini menegaskan bahwa risiko air tidak semata terkait kekeringan atau banjir musiman, tetapi juga mencakup aspek regulasi dan reputasi, yang berdampak langsung pada kelangsungan bisnis dan keberlanjutan hidup masyarakat.

Fatrian menjelaskan, “Air itu bukan gratis—ia finite. Sumber daya ini terus menghadapi tantangan seperti pencemaran, penggunaan berlebihan, dan distribusi yang tidak merata, yang semuanya menuntut perhatian serius dari pelaku usaha, investor, hingga pemimpin lokal.” Menurutnya, peta risiko air yang dihasilkan alat ini sangat krusial untuk mengantisipasi dampak iklim, regulasi, dan reputasi yang dapat mempengaruhi lokasi usaha, pabrik, ataupun proyek pengembangan suatu wilayah.

Mengukur Risiko Air di Era Baru: Pelajaran dari WWF Water Risk Filter
Hasil eksplorasi WWF Water Risk Filter

Dalam paparan lebih lanjut, Fatrian menyampaikan tiga pelajaran utama yang dapat dipetik dari penggunaan WWF Water Risk Filter. Pertama, pemahaman bahwa air merupakan sumber daya yang terbatas dan harus dikelola secara bijak, mengingat segala tantangan yang dihadapi mulai dari pencemaran hingga overuse. Kedua, peta risiko air yang tepat juga merupakan peta risiko bisnis; dengan data yang akurat, perusahaan dapat mengantisipasi dan merencanakan skenario risiko hingga tahun 2050. Ketiga, respons yang diharapkan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi harus direncanakan secara strategis. Hal ini sangat relevan bagi para perusahaan yang tengah menyusun ESG Roadmap atau menetapkan Science-Based Targets guna mendukung keberlanjutan operasi mereka.

Fatrian mengajak seluruh pemangku kepentingan—dari desa hingga pabrik, dari tambang hingga kampus—untuk segera melihat riskmap masing-masing melalui www.riskfilter.org, dan menggunakan data tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan strategis. “Sudahkah kita benar-benar memahami risiko air di lingkungan kerja kita? Pelajari data yang ada, ambil langkah pertama, dan mulai bangun usaha yang lebih sadar terhadap pentingnya air,” pungkasnya.

ا MH ] 

Friday, March 28, 2025

Kualitas Air di Sekitar Kita: Cerminan Kesehatan Lingkungan dan Masa Depan Generasi

 

Kualitas Air di Sekitar Kita: Cerminan Kesehatan Lingkungan dan Masa Depan Generasi
Gambar salah satu sungai kecil di Indonesia

Jakarta, AlifMH.info — Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator, mengajak masyarakat untuk menilik kembali kondisi air yang mereka gunakan sehari-hari. "Seberapa bagus kualitas air di sekitar kamu? Apakah air yang kamu pakai hari ini masih aman dan layak digunakan?" tanyanya, menempatkan pertanyaan tersebut sebagai refleksi kritis terhadap kelangsungan hidup lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang.

Fatrian mengisahkan pengalamannya ketika pernah berdiri di tepi sungai yang dahulu menjadi sumber kehidupan warga. Kini, sungai tersebut telah berubah drastis—warnanya coklat gelap dan dipenuhi limbah, sehingga anak-anak tidak lagi bisa bermain di tepi air seperti dulu. Kondisi ini semakin diperparah oleh data resmi yang menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Air (IKA) nasional tahun 2023 hanya mencapai 54,59, belum mencapai target minimal yang ditetapkan sebesar 55,40. Bagi Fatrian, angka tersebut bukanlah sekadar statistik, melainkan cerminan nyata tentang kondisi kesehatan lingkungan dan penentu masa depan bangsa.

Dalam refleksi pribadinya, Fatrian menyampaikan tiga pelajaran penting yang perlu menjadi landasan tindakan bersama. Pertama, ia menekankan bahwa kesadaran merupakan titik awal perubahan. Tanpa mengetahui kondisi air di sekitar, masyarakat sulit untuk benar-benar peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kedua, aksi kecil yang dilakukan setiap individu memiliki dampak besar, dimulai dari mengurangi limbah di rumah, memberikan edukasi kepada keluarga, hingga mendukung kebijakan yang berbasis sains. Ketiga, kolaborasi di antara pemerintah, sektor bisnis, dan warga sangat esensial dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya terkait kualitas air.

Menjelang bulan Ramadan, Fatrian mengajak masyarakat untuk merenungkan warisan yang ingin dibangun bagi Indonesia Emas 2045. "Air bersih adalah hak dasar, bukan sekadar privilese," tegasnya, sekaligus menantang setiap individu untuk secara aktif mengecek dan melaporkan kondisi kualitas air di lingkungan mereka. Baginya, gerakan menuju keberlanjutan air (Water Sustainability) adalah tanggung jawab bersama yang tidak bisa dianggap enteng.

ا MH ] 

Friday, March 21, 2025

Menuju Akses Air Berkelanjutan 2045: Mimpi Nyata untuk Indonesia Emas

 

Menuju Akses Air Berkelanjutan 2045: Mimpi Nyata untuk Indonesia Emas
Sumber Photo: KemenPU

Jakarta, AlifMH.info — Indonesia menargetkan capaian ambisius dalam pembangunan nasional jangka panjang: memastikan 100% masyarakat memiliki akses terhadap air minum yang aman dan 70% penduduk memiliki akses sanitasi layak pada tahun 2045. Target ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, yang juga menjadi bagian penting dari visi Indonesia Emas 2045.

Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, seorang Water Collaborator sekaligus Co-Founder Nusawater, menegaskan bahwa target ini bukan sekadar angan-angan, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. “Kita harus membayangkan sebuah Indonesia di mana akses terhadap air minum bukan lagi privilese, tetapi menjadi hak dasar yang dijamin untuk seluruh warga negara,” ujar Fatrian.

Menurutnya, saat ini banyak daerah di Indonesia masih menghadapi krisis air bersih dan belum memiliki sistem sanitasi yang memadai. Jika tidak segera dibenahi, permasalahan ini akan menjadi tantangan besar di masa depan—baik bagi lingkungan, kesehatan publik, maupun stabilitas sosial.

Pemerintah sendiri telah menyusun strategi menyeluruh untuk mewujudkan target tersebut, antara lain:

  • Penyediaan 100% akses air minum perpipaan untuk wilayah perkotaan,

  • Peningkatan sistem sanitasi aman hingga 70%,

  • Transformasi infrastruktur air yang berbasis teknologi dan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance),

  • Serta pembukaan peluang bagi pembiayaan inovatif dan investasi swasta di sektor air.

Fatrian juga menyoroti pentingnya belajar dari praktik internasional. Ia mencontohkan Spanyol yang sukses menjalankan konsep EcoFactory, yakni fasilitas pengolahan air limbah yang mampu mendaur ulang 100% air limbah menjadi air yang dapat digunakan kembali. Sementara itu, Singapura telah membuktikan efektivitas teknologi NEWater—mampu mengolah air limbah menjadi air minum layak konsumsi.

“Visi besar ini tidak akan terwujud tanpa partisipasi aktif masyarakat. Kita bisa mulai dari langkah sederhana seperti efisiensi penggunaan air, mendukung kebijakan yang pro-lingkungan, serta mendorong kolaborasi erat antara industri dan pemerintah,” tambahnya.

Fatrian mengajak semua pihak untuk menjadikan momentum ini sebagai gerakan nasional. “Mimpi 2045 itu nyata, jika kita bergerak dari sekarang. Jangan tunggu nanti. Kita semua punya peran dalam mencapainya.”

ا MH ] 

Thursday, March 20, 2025

Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Inovasi dan Masa Depan Pengelolaan Air di Indonesia

 

Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Inovasi dan Masa Depan Pengelolaan Air di Indonesia
Studi kasus C40 di Kota Semarang

Jakarta, AlifMH.info — Tantangan dalam pengelolaan air bersih tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menciptakan inovasi yang berdampak dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater sekaligus Water Collaborator, yang menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat dalam menghadapi krisis air di Indonesia.

Menurut Fatrian, sejumlah negara telah berhasil membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menghasilkan solusi konkret terhadap tantangan air. Ia mencontohkan model Triple Helix di Murcia, Spanyol, yang menyatukan universitas, industri, dan pemerintah untuk menjawab persoalan kelangkaan air melalui pendekatan inovatif.

Di Irlandia, inisiatif WaterMARKE berhasil meningkatkan kualitas air sungai dengan melibatkan petani lokal, program pemerintah, serta pakar pertanian. Belanda juga menjadi contoh unggul dengan Wetsus, sebuah pusat riset yang menggandeng lebih dari 100 perusahaan dan 20 institusi pendidikan tinggi untuk mengembangkan teknologi air terbaru demi menjawab persoalan air global.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam menerapkan pendekatan serupa," ujar Fatrian. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan air terpadu yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di wilayah pedesaan.

Studi kasus C40 di Kota Semarang juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dapat menghasilkan dampak positif dalam upaya mitigasi risiko iklim dan ketahanan air perkotaan. “Pendekatan multipihak seperti ini bukan hanya mempercepat inovasi, tapi juga meningkatkan akuntabilitas dan keberlanjutan program,” tambah Fatrian.

Fatrian menegaskan bahwa kolaborasi bukan sekadar kerja sama, melainkan proses menciptakan nilai bersama untuk menjawab tantangan yang kompleks. "Ketika kita berbicara soal masa depan air, kita tidak bisa bekerja dalam silo. Butuh komitmen kolektif untuk melahirkan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian sumber daya air," tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk menjadikan kolaborasi sebagai budaya kerja dalam merancang solusi air yang inklusif dan berkelanjutan. “Bergandengan tangan adalah cara terbaik kita untuk memastikan masa depan yang lebih aman dan layak bagi generasi mendatang.”

ا MH ] 

Wednesday, March 19, 2025

Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir: Solusi Sementara atau Ancaman Ekologis?

 

Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir: Solusi Sementara atau Ancaman Ekologis?
Poster Teknologi Modifikasi Cuaca by bmkg.go.id

Jakarta, AlifMH.info — Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kian marak digunakan sebagai upaya mitigasi banjir di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Jakarta. Teknologi yang bekerja dengan menyemai zat tertentu, seperti garam (NaCl), ke dalam awan untuk mempercepat hujan di lokasi yang dianggap aman ini dinilai mampu mengurangi curah hujan dan mengalihkan potensi banjir dari kawasan rawan. Namun, sejumlah ahli mempertanyakan efektivitas jangka panjang teknologi ini.

Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, yang merupakan Co-Founder Nusawater sekaligus seorang Water Collaborator, menyampaikan pandangan kritisnya terhadap tren penggunaan TMC yang semakin meningkat. Menurutnya, meskipun data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa TMC mampu menurunkan curah hujan hingga 67 persen di beberapa wilayah, hal ini belum tentu menjawab akar persoalan banjir perkotaan.

“Teknologi ini memang bisa mengurangi curah hujan sementara, tapi selama sistem drainase dan tata kelola air kita tidak dibenahi, banjir akan tetap terjadi,” ujar Fatrian.

Ia mencontohkan pelaksanaan TMC di Jakarta pada awal tahun 2025 yang berhasil menurunkan intensitas hujan sebesar 35 persen dalam 24 jam pertama. Namun, ia mengingatkan bahwa efektivitas TMC sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur kota. Tanpa sistem drainase yang optimal, hujan dalam intensitas sedang sekalipun tetap dapat menyebabkan genangan.

Fatrian juga membandingkan penerapan TMC di beberapa wilayah dan negara lain. Di Kalimantan, teknologi ini sempat digunakan untuk meredam kebakaran hutan dengan meningkatkan curah hujan hingga 40 persen. Namun, tanpa upaya reboisasi dan restorasi hutan yang berkelanjutan, dampaknya bersifat sementara. Sementara di China, modifikasi cuaca digunakan dalam skala besar untuk mendukung sektor pertanian, dan di Uni Emirat Arab, metode “elektrifikasi awan” diklaim mampu menambah curah hujan hingga 30 persen. Ironisnya, di beberapa kota UEA, hujan buatan justru memicu banjir yang tak terduga.

“Setiap wilayah memiliki tantangannya masing-masing. Kita tidak bisa serta-merta meniru pendekatan negara lain tanpa mempertimbangkan kondisi geografis, iklim, dan kapasitas infrastruktur kita sendiri,” jelas Fatrian.

Ia juga menggarisbawahi risiko jangka panjang dari penggunaan TMC secara masif. Di antaranya adalah terganggunya pola hujan alami, potensi kekeringan lokal di wilayah lain, serta dampak ekologis yang masih belum sepenuhnya teridentifikasi oleh sains.

Oleh karena itu, Fatrian mendorong agar TMC tidak dijadikan solusi utama dalam pengendalian banjir. Ia menyarankan agar pemerintah dan pemangku kepentingan lebih fokus pada perbaikan sistem pengelolaan lingkungan dan infrastruktur air secara menyeluruh.

“Normalisasi sungai harus dijalankan secara tuntas, bukan hanya menjadi wacana. Kita juga perlu membangun lebih banyak waduk dan polder seperti di Pluit atau Kampung Melayu. Selain itu, pengelolaan sampah dan sistem drainase harus diperbaiki agar air hujan bisa mengalir dengan baik. Tak kalah penting, pengaturan penggunaan air tanah harus diperketat karena penurunan muka tanah di Jakarta memperparah dampak banjir,” paparnya.

Fatrian menutup pandangannya dengan menegaskan bahwa masalah banjir tidak bisa hanya diselesaikan dengan “mengendalikan hujan”. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana masyarakat dan pemerintah mengelola lingkungan dan tata kota secara berkelanjutan.

“Apakah kita ingin terus mengandalkan hujan buatan, atau mulai memperbaiki kota dan lingkungan kita sendiri? Ini adalah pilihan strategis yang harus kita ambil sekarang,” pungkasnya.

ا MH ] 

Tuesday, February 18, 2025

Universitas Sahid Sukses Gelar Environmental Festival 2025, Nusawater Hadir sebagai Narasumber

Universitas Sahid Sukses Gelar Environmental Festival 2025, Nusawater Hadir sebagai Narasumber
Foto Bersama Narasumber dan Panitia Kegiatan Engineering Fair Talkshow Enviromental Festival 2025 Universitas Sahid Jakarta 

Jakarta, AlifMH.info — Himpunan Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Sahid Jakarta, sukses menyelenggarakan Environmental Festival di Lobby Universitas Sahid. Acara yang berlangsung meriah ini menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin, 17 Februari 2025 dimulai sejak pukul 07.00 WIB dengan registrasi peserta dan persiapan panitia. Setelah pembukaan oleh MC, acara diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ripal Abdul Rohman. Sambutan resmi kemudian diberikan oleh Rektor Universitas Sahid, Dekan Fakultas Teknik, Pembina HMPTL, serta Ketua Pelaksana Lutfya Shafya Putri, yang menegaskan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Puncak acara menghadirkan sesi Engineering Fair Talk Show yang mengusung tema lingkungan hidup dan inovasi teknologi berkelanjutan. Salah satu narasumber utama adalah Fatrian R. Rusydy, S.T., MBA, yang menjabat sebagai Head of Commercial - Sales NIRA di SUN Solutions, sekaligus CEO dan Founder Nusawater (www.nusawater.com). Dalam sesi tersebut, Fatrian R. Rusydy berbagi wawasan mengenai inovasi teknologi pengolahan air yang ramah lingkungan, serta peran sektor industri dalam mendukung konservasi sumber daya alam. Diskusi yang interaktif ini mendapatkan antusiasme tinggi dari peserta, yang aktif mengajukan pertanyaan terkait solusi nyata dalam menghadapi tantangan lingkungan.

Selain sesi diskusi, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni seperti tari modern, serta presentasi produk dari PT. BIOFAL JAYA ABADI. Tidak hanya itu, kompetisi orasi lingkungan turut menjadi sorotan, di mana peserta menunjukkan kepiawaian mereka dalam menyampaikan gagasan inspiratif tentang isu-isu lingkungan global.

Sebagai bentuk apresiasi, sertifikat penghargaan diberikan kepada narasumber, moderator, serta para pemenang lomba orasi. Acara ditutup dengan laporan dari Ketua Umum HMPTL yang menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, serta sesi foto bersama sebagai dokumentasi keberhasilan kegiatan ini.

Dengan suksesnya Environmental Festival 2025, diharapkan kesadaran lingkungan semakin meningkat dan memotivasi lebih banyak individu untuk berkontribusi dalam pelestarian alam. Universitas Sahid Jakarta dan Nusawater berkomitmen untuk terus mendorong inisiatif hijau guna menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

ا MH ]

Friday, January 17, 2025

Co-Founder Nusawater, Fatrian Rubiansyah Rusydy: Solusi Infrastruktur Air Palestina Pasca-Gencatan Senjata

 

Co-Founder Nusawater, Fatrian Rubiansyah Rusydy: Solusi Infrastruktur Air Palestina Pasca-Gencatan Senjata
Co-Founder Nusawater, Fatrian Rubiansyah Rusydy: Solusi Infrastruktur Air Palestina Pasca-Gencatan Senjata

Jakarta, AlifMH.info — Gencatan senjata antara Israel dan Palestina baru-baru ini membuka peluang strategis untuk mengatasi krisis infrastruktur air yang telah berlangsung lama di wilayah Palestina, khususnya Jalur Gaza. Konflik berkepanjangan telah menyebabkan kerusakan parah pada sistem pasokan air, mengakibatkan kekurangan air bersih yang akut dan meningkatkan risiko kesehatan masyarakat.

Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, selaku Founder Komunitas Nusawater, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Dalam wawancara khusus, ia menegaskan pentingnya upaya bersama untuk memulihkan infrastruktur air Palestina secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Krisis air yang terjadi di Palestina bukan hanya masalah teknis, tetapi juga persoalan kemanusiaan. Pasca-gencatan senjata, ini adalah momen penting untuk mengedepankan rekonstruksi infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan agar akses air bersih dapat terjamin bagi seluruh masyarakat Palestina,” ujar Fatrian.


Tantangan Infrastruktur Air Palestina

Fatrian menjelaskan bahwa lebih dari 67% fasilitas air dan sanitasi di Gaza telah rusak akibat konflik berkepanjangan. Selain itu, Akuifer Pesisir, sumber utama air bersih bagi wilayah tersebut, telah mengalami eksploitasi berlebihan dan kontaminasi, sehingga hanya 3% airnya yang layak konsumsi.

“Kondisi ini diperburuk oleh pembatasan impor bahan baku yang diperlukan untuk perbaikan infrastruktur. Tanpa langkah nyata dari komunitas internasional, tantangan ini akan terus berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Palestina,” tambahnya.


Strategi Pemulihan dan Solusi Jangka Panjang

Fatrian menggarisbawahi tiga prioritas utama yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis ini:

1. Pemulihan Sistem Pasokan Air

Perbaikan pipa, reservoir, dan instalasi pengolahan air yang rusak menjadi langkah awal untuk memastikan distribusi air bersih yang merata. Sebagai contoh, perbaikan Reservoir Al-Balad dan Al-Rimal di Gaza City dapat menjadi model rekonstruksi.

2. Pasokan Air Darurat

Sementara perbaikan infrastruktur berjalan, pendistribusian air kemasan dan pengoperasian unit desalinasi bergerak sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat.

3. Stabilitas Operasional Fasilitas Air

Penyediaan bahan bakar untuk fasilitas pengolahan air dan desalinasi menjadi prioritas guna mencegah penghentian operasional, yang sebelumnya telah menyebabkan pencemaran lingkungan.


Dalam jangka panjang, ia juga mendorong pengembangan sumber air berkelanjutan melalui proyek desalinasi besar-besaran, seperti Proyek Pabrik Desalinasi Pusat Gaza (GCDP). Selain itu, penerapan desain infrastruktur tahan konflik dan Manajemen Terpadu Sumber Daya Air (IWRM) dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.


Kolaborasi Internasional dan Reformasi Kebijakan

Fatrian menegaskan pentingnya kolaborasi dengan donor internasional, organisasi kemanusiaan, dan pemerintah untuk mendapatkan pendanaan serta keahlian teknis. Ia juga menyerukan reformasi kebijakan, termasuk penghapusan pembatasan material konstruksi dan pergerakan tenaga ahli yang diperlukan untuk perbaikan infrastruktur.

“Kita harus melibatkan komunitas lokal dalam proses pengambilan keputusan agar solusi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini juga akan menciptakan rasa memiliki yang mendorong perawatan dan perlindungan infrastruktur air,” katanya.


Fatrian Rubiansyah Rusydy menutup pendapatnya dengan menyerukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi untuk mengatasi krisis air di Palestina. “Rekonstruksi infrastruktur air pasca-gencatan senjata ini adalah peluang emas untuk memperbaiki kualitas hidup rakyat Palestina. Kita semua, baik secara individu maupun kolektif, memiliki tanggung jawab untuk mewujudkannya,” pungkasnya.

ا MH ]

Thursday, January 9, 2025

Platform InfoCuaca.com: Hadirkan Informasi Cuaca Terkini dan Terpercaya

Platform InfoCuaca.com Hadirkan Informasi Cuaca Terkini dan Terpercaya
Tampilan Halaman Website InfoCuaca.com

Jakarta, AlifMH.info — Cuaca memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari perencanaan perjalanan hingga kegiatan luar ruangan. Memahami pentingnya informasi cuaca yang akurat, InfoCuaca.com hadir sebagai platform digital yang menawarkan prakiraan cuaca terkini untuk seluruh wilayah di Indonesia. Dengan misi memberikan ramalan cuaca yang relevan dan membantu masyarakat dalam aktivitas harian, InfoCuaca.com berkomitmen menjadi sumber informasi terpercaya yang dapat diandalkan.

Platform ini menawarkan berbagai keunggulan, termasuk prakiraan cuaca terkini untuk berbagai wilayah di Indonesia, antarmuka pengguna yang sederhana dan intuitif, serta informasi berbasis lokasi yang mudah diakses. Data yang disajikan diproses menggunakan teknologi terkini dari sumber terpercaya, menjamin keakuratan informasi yang diberikan. Dengan pendekatan ini, InfoCuaca.com berharap dapat mendukung masyarakat dalam mengambil keputusan berdasarkan kondisi cuaca terbaru.

“Cuaca adalah bagian penting dalam kehidupan kita. Dengan InfoCuaca.com, kami ingin memastikan bahwa setiap orang memiliki akses mudah ke informasi cuaca yang akurat untuk mendukung aktivitas mereka sehari-hari,” ujar perwakilan InfoCuaca.com. Selain itu, platform ini juga menyediakan layanan pelanggan yang siap menerima pertanyaan atau saran melalui email di support@infocuaca.com.

InfoCuaca.com diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mendapatkan informasi cuaca yang dapat diandalkan. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di https://infocuaca.com/.

ا MH ]

Wednesday, December 25, 2024

Fatrian Rubiansyah: Saatnya PDAM Bertransformasi, Tinggalkan Teknologi Usang Pengolahan Air

 

Fatrian Rubiansyah: Saatnya PDAM Bertransformasi, Tinggalkan Teknologi Usang Pengolahan Air
Proses Pengolahan Air Bersih by PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA)

Jakarta, AlifMH.info — Meskipun dunia terus melaju dalam era digital dan otomatisasi, sebagian besar Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Indonesia masih bertumpu pada teknologi pengolahan air konvensional yang sudah digunakan sejak awal abad ke-20. Hal ini diungkapkan oleh Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan seorang Water Collaborator, dalam pandangan terbarunya tentang masa depan pengelolaan air di Indonesia.

"Kalau kita googling soal teknologi pengolahan air terbaru, banyak yang muncul seperti IoT atau SPARING. Tapi realitanya, mayoritas PDAM masih menggunakan metode klasik," ungkap Fatrian.

Metode yang dimaksud antara lain adalah proses dosing kimia dengan koagulan/flokulan, klarifikasi untuk pemisahan solid-liquid, serta filtrasi media dan klorinasi untuk pemurnian akhir. Teknologi-teknologi tersebut sudah digunakan sejak sebelum tahun 1930-an dan, meski mengalami sedikit perkembangan, intinya tetap sama.

Menurut Fatrian, sudah saatnya Indonesia mulai mengadopsi pendekatan yang lebih modern dan berkelanjutan. Ia menyoroti tiga teknologi yang berpotensi menjadi game changer dalam pengelolaan air oleh PDAM:

  1. Membrane Bioreactor (MBR)
    Teknologi ini menggabungkan proses biologis dengan penyaringan ultrafiltrasi untuk menyaring mikroorganisme. MBR sangat cocok digunakan untuk pengolahan limbah maupun produksi air bersih berkualitas tinggi.

  2. Disinfeksi Menggunakan UV dan Ozon
    Berbeda dengan metode klorinasi, teknologi ini menggunakan sinar ultraviolet dan ozon untuk membunuh mikroorganisme tanpa bahan kimia tambahan. Ini menjadikan air lebih aman dan ramah lingkungan.

  3. Elektrolisis
    Teknologi pemolesan akhir ini dapat meningkatkan pH air menjadi lebih alkali, sekaligus meningkatkan kualitas air dan menghasilkan hidrogen. Potensi manfaat ganda ini membuka peluang baru dalam penyediaan air sehat.



"Pertanyaannya kini, dari ketiga teknologi tersebut, mana yang paling cocok diadopsi oleh PDAM di Indonesia? Atau mungkin ada inovasi lain yang lebih relevan dengan tantangan lokal?" tantang Fatrian kepada para pemangku kepentingan.

Transformasi teknologi dalam sektor air dinilai penting, bukan hanya untuk efisiensi, tetapi juga untuk menjawab tantangan perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan krisis sumber daya air bersih. Fatrian menekankan bahwa masa depan pengelolaan air harus dirancang berbasis inovasi yang berkelanjutan dan adaptif.

ا MH ] 

Friday, December 20, 2024

Ironi Harga Air Minum di Indonesia: Air Kemasan 1.000 Kali Lebih Mahal dari PDAM

 

Gambar ilustrasi oleh AI

Jakarta, AlifMH.info — Di tengah kemajuan pembangunan dan semangat menuju Indonesia Emas 2045, persoalan mendasar seperti akses terhadap air minum yang layak justru masih menyisakan ketimpangan yang mendalam. Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP – Co-Founder Nusawater dan Water Collaborator – menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi ini, mengingatkan bahwa air adalah hak dasar manusia yang belum merata dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.

“Tahukah Anda bahwa masyarakat kita membayar hingga 1.000 kali lebih mahal untuk air kemasan dibandingkan air dari PDAM?” ujar Fatrian. Harga air minum dalam kemasan di Indonesia berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 4.000 per liter, sementara tarif air PDAM hanya Rp 2.000–4.000 per meter kubik, atau setara dengan 1.000 liter. Ironisnya, kualitas dan cakupan layanan PDAM masih belum optimal, disebabkan oleh infrastruktur yang usang dan pendanaan yang terbatas.

Menurut data UNICEF tahun 2022, 70% dari 20 sumber air utama di Indonesia terkontaminasi E. coli, menyebabkan banyak masyarakat memilih air kemasan—jika mereka mampu membelinya. Sementara itu, lebih dari 16 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih yang layak, menjadikan persoalan ini sebagai isu keadilan sosial yang mendesak untuk diselesaikan.

Fatrian juga menyoroti bahwa dana yang setiap hari dikeluarkan masyarakat untuk membeli air kemasan sesungguhnya bisa diarahkan untuk memperbaiki dan memperluas jaringan layanan publik seperti PDAM. “Bayangkan jika dana yang kita habiskan untuk membeli air kemasan, kita investasikan untuk membangun dan mereformasi infrastruktur air publik. Dampaknya bisa sangat besar, menciptakan keadilan akses dan keberlanjutan,” tegasnya.

Masalah ini tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi juga menyentuh isu lingkungan dan keberlanjutan. Ketergantungan pada air kemasan turut memperbesar timbulan sampah plastik dan meningkatkan jejak karbon. Oleh karena itu, Fatrian mengajak seluruh pihak—pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum—untuk mulai memikirkan kembali sistem pengelolaan air secara berkeadilan dan berkelanjutan.

“Air bukan sekadar komoditas, melainkan kebutuhan dasar dan simbol kedaulatan. Sudah waktunya kita peduli dan mulai berinvestasi pada sistem publik seperti halnya kita menghargai kenyamanan sehari-hari,” tutup Fatrian.

ا MH ]

Friday, October 18, 2024

Indonesia Emas 2045, Co-Founder Nusawater: Strategi Revitalisasi Industri dan Investasi Air


Jakarta, AlifMH.info — Indonesia Menatap 2045 sebagai tonggak sejarah menuju status negara maju, namun berbagai tantangan signifikan masih harus diatasi. Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan seorang Water Collaborator, menyoroti beberapa isu mendasar yang memengaruhi daya saing nasional. Ia mengungkapkan bahwa meski pertumbuhan ekonomi mencatat kenaikan, produktivitas belum sepenuhnya mengikuti. Data menunjukkan bahwa pada periode 2004–2014, rata-rata Incremental Capital to Output Ratio (ICOR) berada pada angka 4,6 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9%, sementara pada periode 2015–2023, rata-rata ICOR meningkat menjadi 6,3. Hal ini mengindikasikan perlunya strategi baru dalam pengelolaan modal untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.


Sektor infrastruktur juga menghadapi tantangan tersendiri, di mana meskipun telah dilakukan pembangunan besar-besaran, indeks kinerja logistik mengalami penurunan. Di sisi lain, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menurun drastis, dari sekitar 30% pada era pemerintahan Habibie menjadi hanya 18% saat ini. Penurunan tersebut menunjukkan perlunya revitalisasi industri nasional guna meningkatkan daya saing dan menstabilkan perekonomian.


Isu krusial lainnya adalah pengelolaan sumber daya air, yang menurut Fatrian merupakan komponen vital untuk mendukung berbagai sektor, mulai dari industri hingga kesejahteraan masyarakat. Ia mencatat bahwa sekitar 192 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki akses ke air bersih, sementara 14 juta orang belum mendapatkan akses ke fasilitas sanitasi yang memadai. Kondisi pencemaran pun semakin mengkhawatirkan, dengan sekitar 50% sungai di Indonesia tercemar berat dan tingkat kehilangan air mencapai 33% akibat kebocoran, pencurian, atau infrastruktur yang kurang optimal. Ditambah lagi, lebih dari 3.544 kejadian bencana hidrometeorologi dalam dekade terakhir telah memberikan dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut, investasi di sektor air perlu ditingkatkan tiga kali lipat menjadi USD 140,8 miliar, mengingat ketidakefisienan dalam utilitas air menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai rata-rata USD 21,4 juta per utilitas (harga tahun 2015).

Fatrian mengajak semua pihak untuk melakukan transformasi diri, meningkatkan kemampuan, dan produktivitas sebagai upaya bersama mengatasi berbagai permasalahan struktural tersebut. Menurutnya, keberhasilan dalam mengelola sumber daya alam—terutama air—merupakan fondasi penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan industri nasional, sehingga Indonesia dapat benar-benar meraih impian menjadi negara maju pada tahun 2045.

ا MH ]

Tuesday, September 24, 2024

Keindahan Gunung Papandayan: Destinasi Ramah untuk Pendaki Pemula, Tapi Pendaki Masih Buang Sampah Sembarangan

Pemandangan Sunrise dari atas Perkemahan Gunung Papandayan

Garut, AlifMH.info – Empat pemuda, salah satunya seorang pendaki senior bernama Khubah, baru saja menyelesaikan pendakian di Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Gunung yang terkenal dengan keindahan alamnya ini menjadi salah satu destinasi favorit bagi pendaki pemula karena jalurnya yang relatif ramah namun tetap menawarkan pemandangan yang memukau. Khubah, yang sudah berpengalaman, memimpin kelompok tersebut dalam eksplorasi kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan yang terletak di Desa Simajaya dan Desa Keramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Garut, serta Desa Neglawangi, Kecamatan Kertasari, Bandung.

Pendaki Gunung Papandayan

Gunung Papandayan berada di ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut dengan luas kawasan mencapai 225 hektar. Dengan keindahan alam seperti kawah aktif, hutan mati, dan padang edelweiss, Gunung Papandayan menjadi magnet bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan alam tanpa menghadapi jalur yang terlalu ekstrem. Jalur pendakian ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti tempat sampah yang tersebar di sepanjang jalur pendakian dan area perkemahan.

Meskipun demikian, Khubah menyampaikan rasa kecewanya terkait perilaku sebagian pendaki yang masih membuang sampah sembarangan. "Saya sedikit kecewa karena masih ada oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab, padahal sudah banyak disediakan tempat sampah sepanjang jalur pendakian dan area perkemahan," ujar Khubah. Ia berharap kesadaran pendaki akan kebersihan lingkungan semakin meningkat agar keindahan Gunung Papandayan tetap terjaga.

Pemandangan area pendakian gunung Papandayan

Akses menuju Gunung Papandayan cukup mudah dijangkau dari beberapa kota besar. Dari Bandung, pengunjung dapat menggunakan angkutan umum menuju Kecamatan Cisurupan dengan biaya sekitar Rp30.000 per orang. Sementara itu, dari Jakarta, pendaki dapat memulai perjalanan dari Terminal Kampung Rambutan dengan bus jurusan Jakarta-Garut, kemudian melanjutkan perjalanan ke Cisurupan dengan angkutan lokal seharga Rp15.000 per orang.

Dengan aksesibilitas yang baik dan pemandangan yang menakjubkan, Gunung Papandayan terus menjadi destinasi favorit bagi para pendaki lokal maupun mancanegara. Namun, penting bagi setiap pengunjung untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam, demi kelangsungan ekosistem dan keindahan yang ditawarkan oleh gunung ini.

ا MH ]

Monday, September 23, 2024

Teknologi MFN dan Produk Olahan Rumput Laut: Kunci Sukses Masyarakat Pesisir Dusun Prajak Bersama Tim PKM PM Universitas Teknologi Sumbawa

 

NTB, AlifMH.info – Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan (POKMASWAS) Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan budidaya rumput laut. Berada di wilayah pesisir Teluk Saleh yang berbatasan dengan zona biosfer Moyo-Tambora, Dusun Prajak memiliki potensi besar dalam pengelolaan sumber daya alam laut, terutama rumput laut jenis Eucheuma cottonii.

Namun, tantangan yang dihadapi masyarakat tidaklah sedikit. Aktivitas destructive fishing serta penyakit ice-ice yang menyerang rumput laut telah menurunkan produksi hingga 70-100%, bahkan menyebabkan beberapa petani menghentikan budidaya. Penyakit ice-ice, yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp., mengakibatkan thalus rumput laut berubah menjadi putih dan akhirnya patah.

Melihat persoalan tersebut, POKMASWAS bersama dengan tim pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi berinisiatif melakukan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan kualitas budidaya rumput laut dan mengembangkan produk olahannya. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penerapan teknologi Modified Floating Net (MFN), yang dapat melindungi rumput laut dari hama seperti ikan baronang dan tumbuhan epifit.

Teknologi MFN dan Produk Olahan Rumput Laut: Kunci Sukses Masyarakat Pesisir Dusun Prajak Bersama Tim PKM PM Universitas Teknologi Sumbawa
Kegiatan Budidaya Rumput Laut oleh Masyarakat Pesisir di Dusun Prajak


Pelatihan Budidaya Rumput Laut dengan Teknologi MFN

Dalam rangka mengatasi masalah budidaya, dilakukan pelatihan kepada kelompok tani rumput laut di Dusun Prajak. Sistem budidaya yang sebelumnya menggunakan metode longline, kini diperbarui dengan penerapan teknologi MFN. Metode ini memungkinkan budidaya dilakukan di permukaan air, mengikuti pasang surut air laut, sehingga lebih mudah dalam pengawasan dan pemanenan.

Teknologi MFN dan Produk Olahan Rumput Laut: Kunci Sukses Masyarakat Pesisir Dusun Prajak Bersama Tim PKM PM Universitas Teknologi Sumbawa
Sistem longline pada budidaya rumput laut di dusun Prajak

"Kami berharap dengan teknologi ini, masyarakat dapat kembali menggiatkan budidaya rumput laut dan meningkatkan produksinya," ujar salah satu anggota tim pengabdian. Pelatihan ini diikuti oleh kelompok tani yang tergabung dalam kelompok "Mutiara Hitam".


Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut

Selain fokus pada budidaya, kegiatan pengabdian ini juga mencakup pelatihan bagi kelompok ibu-ibu di Dusun Prajak, seperti kelompok "Maris Gama" dan "Putri Bahari". Sebelumnya, kelompok ini sempat memproduksi makanan olahan berbasis rumput laut seperti dodol, keripik, dan bolu. Namun, produksi tersebut terhenti akibat menurunnya pasokan bahan baku.

Teknologi MFN dan Produk Olahan Rumput Laut: Kunci Sukses Masyarakat Pesisir Dusun Prajak Bersama Tim PKM PM Universitas Teknologi Sumbawa
Pelatihan dan pendampingan pembuatan MNF pada budidaya rumput laut

Melalui pelatihan ini, kelompok ibu-ibu kembali diberdayakan untuk membuat berbagai produk berbasis rumput laut seperti nori, minuman serbuk, dan kue berbahan dasar rumput laut. "Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap produk olahan rumput laut dapat dipasarkan kembali dan turut membantu meningkatkan ekonomi masyarakat," jelas salah satu pelatih.


Tantangan dan Potensi Pengembangan

Meskipun pelatihan dan teknologi telah diperkenalkan, tantangan tetap ada. Harga jual rumput laut kering di Dusun Prajak masih tergolong rendah, berkisar Rp 10.000 per kilogram. Selain itu, musim hujan juga kerap mempengaruhi kualitas dan jumlah produksi rumput laut.

Namun, potensi pengembangan produk olahan rumput laut masih terbuka lebar. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii yang dihasilkan di Dusun Prajak mengandung kappa karaginan, senyawa yang dapat digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pangan, hingga kebutuhan rumah tangga. Pengembangan produk olahan yang bernilai jual tinggi, seperti nori dan minuman serbuk, diharapkan mampu menstimulasi pembentukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah ini.

Teknologi MFN dan Produk Olahan Rumput Laut: Kunci Sukses Masyarakat Pesisir Dusun Prajak Bersama Tim PKM PM Universitas Teknologi Sumbawa
Gambar produk kue dan minuman berbasis rumput laut


Dukungan Pemerintah dan Perguruan Tinggi

Kegiatan pemberdayaan ini juga didukung oleh mahasiswa dari program studi perikanan dan bioteknologi. Selain sebagai bagian dari pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, yaitu keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di luar kampus, proyek ini juga menjadi sarana bagi para dosen untuk menjadikan hasil penelitian sebagai materi ajar.

Dengan sinergi antara masyarakat, POKMASWAS, dan perguruan tinggi, diharapkan budidaya rumput laut dan pengembangan produk olahannya dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat pesisir Dusun Prajak. Kegiatan ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan produksi budidaya perairan yang sempat menurun di wilayah Sumbawa.

Masyarakat pesisir Dusun Prajak kini memiliki harapan baru untuk kembali menggiatkan budidaya rumput laut dan mengembangkan produk olahannya sebagai ikon lokal yang dapat bersaing di pasar yang lebih luas.


Dengan terlaksananya program ini, masyarakat pesisir Dusun Prajak menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah mendukung keberhasilan kegiatan ini, terutama kepada Kemendikbuk Ristek atas program pengabdian kepada masyarakat tahun 2024. Penghargaan khusus diberikan kepada tim pengabdian masyarakat Universitas Teknologi Sumbawa, Kelompok Tani "Mutiara Hitam", serta kelompok ibu-ibu "Maris Gama" dan "Putri Bahari". Selain itu, apresiasi juga disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kecamatan Moyo Hilir dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan budidaya dan produk olahan rumput laut. Dukungan dan kerjasama ini diharapkan dapat terus terjalin demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat pesisir Dusun Prajak.

ا MH ]

Wednesday, September 11, 2024

PT Indovatech Alzam Sejahtera Tawarkan Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Air Berkelanjutan di Indonesia

 

PT Indovatech Alzam Sejahtera Tawarkan Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Air Berkelanjutan di Indonesia
Sampul - Company Profile PT Indovatech Alzam Sejahtera

Jakarta, AlifMH.info – PT Indovatech Alzam Sejahtera, perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan air industri, terus memperkokoh posisinya sebagai penyedia solusi air inovatif dan berkelanjutan di Indonesia. PT Indovatech menyediakan berbagai produk berkualitas tinggi seperti peralatan laboratorium, peralatan pengolahan air, bahan kimia, hingga alat pelindung diri (APD). Selain itu, perusahaan ini juga menawarkan layanan konsultasi profesional untuk membantu industri mengatasi berbagai tantangan dalam pengelolaan air. Dengan semangat inovasi dan komitmen terhadap kualitas, PT Indovatech Alzam Sejahtera berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan dalam manajemen air industri. Perusahaan ini menawarkan layanan yang mencakup pengembangan dan penerapan sistem manajemen HSE (Health, Safety, and Environment), mutu, dan lingkungan, serta penyusunan dokumen lingkungan yang sesuai regulasi dan standar industri.

PT Indovatech Alzam Sejahtera memiliki visi untuk menjadi mitra inovatif dan terpercaya dalam menyediakan solusi pengelolaan air yang berkelanjutan bagi berbagai sektor industri di Indonesia. Misi perusahaan ini mencakup penyediaan produk dan layanan berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik industri, pengembangan kemitraan jangka panjang dengan klien, serta kontribusi terhadap kemajuan industri air melalui inovasi dan teknologi terbaru. Selain itu, PT Indovatech juga aktif mempromosikan praktik pengelolaan air yang bertanggung jawab, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Produk-produk yang ditawarkan oleh PT Indovatech Alzam Sejahtera sangat beragam, meliputi peralatan laboratorium canggih seperti spektrofotometer, pH meter, dan konduktometer untuk analisis kualitas air, serta peralatan pengolahan air seperti membrane reverse osmosis, media filter, resin, ozon, dan UV. Selain itu, perusahaan ini juga menyediakan berbagai bahan kimia berkualitas tinggi yang digunakan dalam aplikasi pengolahan air dan limbah, baik chemical commodity maupun chemical specialty. Untuk mendukung keamanan dan keselamatan kerja, PT Indovatech turut menyediakan alat pelindung diri (APD) lengkap, baik APD umum maupun khusus, yang dirancang khusus bagi pekerja di industri terkait.

Di sisi layanan, PT Indovatech Alzam Sejahtera menawarkan solusi konsultasi manajemen HSE, mutu, dan lingkungan. Layanan ini mencakup pengembangan dan penerapan HSE Plan, CSMS, serta sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001 untuk memastikan keselamatan, kesehatan kerja, kualitas, dan kinerja lingkungan yang optimal. Selain itu, perusahaan ini juga memberikan solusi desain sistem pengolahan air yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik industri, serta layanan penyusunan dokumen lingkungan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

PT Indovatech Alzam Sejahtera memiliki beberapa keunggulan kompetitif yang menjadikannya pilihan utama di industri pengelolaan air. Pertama, jaminan kualitas produk yang dipilih dari produsen terkemuka. Kedua, inovasi berkelanjutan yang membuat perusahaan mampu mengikuti perkembangan kebutuhan pasar yang dinamis. Ketiga, dukungan pelanggan yang cepat dan efisien melalui tim profesional yang siap memberikan layanan purna jual. Terakhir, komitmen terhadap solusi ramah lingkungan yang berfokus pada keberlanjutan sumber daya air.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk dan layanan PT Indovatech Alzam Sejahtera, perusahaan ini dapat dihubungi melalui alamat MTH Square Ground Floor (GF) A4 A, Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, atau melalui nomor telepon +62 852-3820-9465. Informasi lengkap juga tersedia di situs resmi perusahaan www.indovatech.com, atau melalui email di marketing@indovatech.com.

Dengan berbagai solusi inovatif dan komitmen terhadap keberlanjutan, PT Indovatech Alzam Sejahtera siap menjadi mitra strategis bagi industri air di Indonesia yang mencari solusi pengelolaan air berkelanjutan dan berkualitas tinggi.

ا MH ]


Inspiration

Figure

Techno