Syaick Ali Saleh Mohammed Ali Jaber |
Jakarta, AlifMH.info - Pendakwah kondang Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 08.30 WIB. Berita tersebut disampaikan rekannya, Ustadz Yusuf Mansur, melalui video yang ia unggah di akun resmi Instagram miliknya, @yusufmansurnew. "Benar Syeikh Ali wafat. 08.30," tulis Yusuf.
Kondisi kesehatan Syekh Ali Jaber diketahui menurun dalam beberapa minggu terakhir sebelum beliau wafat. Berikut kronologinya.
Pada hari Selasa 29 Desember 2020, Syekh Ali Jaber mengumumkan dirinya positif terpapar Covid-19. Hal itu ia sampaikan melalui video yang kemudian diunggah oleh akun yayasannya, @yayasan.syekhalijaber. Dalam video tersebut, Syekh Ali Jaber tampak memakai alat bantu oksigen. Ia mengaku tak menyangka bisa positif Covid-19. "Alhamdulillah inalilah subhanallah. Enggak menyangka. Padahal sudah sering swab berkali-kali dan (hasilnya) selalu negatif. Beberapa hari lalu awal langkah mulai panas, kemudian batuk. Saya rasa panas biasa-biasa saja," ujar Syekh Ali Jaber.
Kondisi Syekh Ali Jaber lantas memburuk tak lama setelah mengumumkan dirinya positif Covid-19. Melalui admin yang mengelola akun Instgram pribadinya, @syekh.alijaber, pendakwah asal Madinah itu diketahui masuk ruang ICU di sebuah rumah sakit di Jakarta.
"Sahabat Syekh Ali Jaber yang semoga dirahmati Allah. Mohon doanya untuk Syekh Ali. Saat ini beliau dirawat di ruang ICU dan tidak bisa menggunakan HP. Terima kasih untuk semua doa dan perhatiannya..." tulis admin akun Syekh Ali Jaber via Instagram Story.
Dari unggahan tersebut, diketahui bahwa Syekh Ali Jaber belum bisa berkomunikasi secara daring. Hal itu karena ia tidak diperbolehkan membawa perangkat selulernya saat menjalani perawatan di ruang ICU.
Kondisi Syekh Ali Jaber di Ruang ICU |
Beberapa saat kemudian Yayasan Syekh Ali Jaber kembali membagikan kondisi terbaru sang pendakwah, yayasan tersebut menyatakan kondisi kesehatan Syekh Ali Jaber meningkat. Kendati demikian, Syekh Ali Jaber masih dirawat intensif di ruang ICU. "Kami kabarkan, saat ini beliau masih dalam perawatan intensif di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Kondisinya pun Semakin Membaik, tim medis menyampaikan apa adanya, bahwa perkembangannya cukup bagus dan terus menunjukan peningkatan," tulis admin akun @yayasan.syekhalijaber.
Syekh Ali Jaber pada akhirnya mengembuskan napas terakhir pagi hari ini Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 08.30 WIB. Selain informasi dari Yusuf Mansur, yayasan Syekh Ali Jaber juga mengumumkan meninggalnya Syekh Ali Jaber lewat akun Instagram @yayasan.syekhalijaber. Dari unggahan yang sama, yayasan menegaskan Syekh Ali Jaber wafat bukan karena masih terpapar Covid-19.
"Telah wafat guru kita, Syekh Ali Jaber (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber) di RS Yarsi hari ini, 14 Januari 2021, jam 08.30 WIB dalam keadaan negatif Covid-19," begitu pernyataan yayasan almarhum.
"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau. Semoga diterima segala amal shaleh beliau," lanjut pernyataan yayasan.
Meninggalnya Syekh Ali Jaber meninggalkan sebuah cerita. Pernah suatu hari dia mengutarakan harapan untuk dimakamkan di Madinah dan Lombok.
Capture video saat ceramah di Lombok |
Dalam salah satu ceramahnya, Syekh Ali Jaber mengatakan jika meninggal nanti, dia ingin dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ya Allah walaupun saya memilih, memohon meninggal di Madinah. Kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, mohon saya mau dimakamkan di Lombok," kata Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya.
Syekh Ali Jaber mengatakan Lombok merupakan rumahnya karena menjadi ulama di Indonesia pertama kali di Lombok.
Syekh Ali Jaber yang merupakan ulama asal Arab Saudi mengatakan banyak keluarganya di Lombok. Bahkan kakeknya merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia dari Lombok.
“Saya berjuang di Indonesia di Lombok, anak saya lahir di Lombok. Kakek saya berjuang mati syahid karena lawan Jepang di Lombok. Lombok termasuk kesayangan saya," kata Syekh Ali Jaber.
Namun, saat jumpa pers di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2021). Adik almarhum Syekh Ali Jaber, Syekh Muhammad Jaber mengungkapkan harapan kakaknya. Meski pada akhirnya jenazah Syekh Ali Jaber akan dimakamkan di Cipondoh, Tangerang Selatan tepatnya di Pondok Pesantren Daarul Quran milik Ustaz Yusuf Mansur.
"Banyak yang bertanya beliau akan dimakamkan di mana. Bahkan ada yang kata mereka, wasiat beliau di Lombok," ujar Syekh Muhammad Jaber.
Lantas menurut Syekh Muhammad Jaber pemakaman di Lombok bukanlah wasiat. Melainkan hanya sebuah angan atau cita-cita. "Itu bukan wasiat, itu sebenarnya pernah acara di Lombok, cita-cita beliau," kata Syekh Ali Muhammad Jaber.
Dalam kesempatan itu Syekh Muhammad juga mengatakan sang kakak pernah ingin dimakamkan Madinah. Namun saat itu dirasa sulit apalagi adanya pandemi Covid-19. "Di awal beliau berkata cita-cita saya dimakamkan di Madinah. Kalau ada yang bisa antar ke Madinah, alhamdulillah. Tapi tidak bisa, apalagi masa Covid-19," katanya.
Dilanjutkan Syekh Muhammad Jaber, semua keinginan Syekh Ali Jaber bukanlah wasiat yang sifatnya mengharuskan keluarga buat melakukannya. Soal pemakaman, Ustadz Yusuf Mansyur bersedia menyediakan lahan pemakaman untuk almarhum.
Lubang Kubur Syekh Ali Jaber |
"Jadi itu cita-cita, bukan wasiat. Tidak pernah disampaikan wasiat kepada kami secara ucapan atau tertulis bahwa tempat saya di sini atau di situ. Alhamdulillah Ustaz Yusuf Mansur menyediakan tempat kuburan di Daarul Quran. Pemakaman beliau insyaallah di Daarul Quran," kata Syekh Muhammad Jabber.
Ustaz Yusuf Mansur sendiri mengaku terharu atas keputusan dan persetujuan dari keluarga Syekh Ali Jaber untuk memakamkan sang pendakwah di Daarul Quran. "Alasan dimakam di Daarul Quran ya Syekh Muhammad adik kandung beliau bikin saya merinding juga ya terharu, (beliau) merasa bahwa Darul Quran itu rumahnya Syekh Ali. Karena termasuk yang pertama-tama Syekh Ali itu ya di Daarul Quran, sama Syekh Muhammad juga sekalian. Ini yang terbaik, di Daarul Quran kan banyak anak-anak penghafal Alquran. Ada 2000-an jadi biar Syekh Ali bersama dengan penghafal Alquran," kata Ustaz Yusuf Mansur di rumah duka, di Komplek Taman Berdikari Sentosa, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/1/2021).
Makam Syekh Ali Jaber |
Di akhir Syekh Muhammad Jaber tak ingin masyarakat atau jamaah berkerumun saat prosesi pemakaman. "Saya berharap jemaah tidak perlu kerumunan, tidak perlu ke sana," pungkasnya.
[ ا MF ]